Senin 28 Sep 2020 15:03 WIB
Cerita di Balik Berita

Ayam Kering Istana: Lauk Wajib Wartawan Kepresidenan

Saking keringnya ayam yang jadi lauk, dagingnya menempel ketat ke tulang.

Esthi Maharani, jurnalis Republika
Foto:

Nasi kotak ini bisa dibilang punya hubungan pahit-manis dengan wartawan istana. Tak jarang, nasi kotak isi ayam kering itu hanya datang satu kali sedangkan acara di istana sampai malam. Akhirnya, mengais kotak-kotak yang masih berisi dan layak di makan.

Tak jarang juga, nasi kotak itu masih tersisa banyak karena tak lagi di makan oleh penghuninya. Terkadang keberadaan nasi kotak ini dipuji karena menjadi penyelamat dan pemadam kelaparan. Tapi terkadang juga dicaci maki karena bosan luar biasa dengan menu yang sama setiap hari.

Bagi saya sendiri: menu yang sama selama tiga tahun berturut-turut. Bayangkan berapa banyak ayam kering yang saya konsumsi? Sampai-sampai, kalau makan di luar, saya menolak nasi padang. Bahkan setelah purna tugas dari Istana Presiden pada 2014, saya benar-benar puasa nasi padang selama kurang lebih tiga tahun. Sama sekali tidak tertarik.

Pernah suatu kali, wartawan istana geser area liputan ke Lanud Halim Perdana Kusuma. Saya lupa detailnya ada acara apa. Ketika siang menjelang sore, beberapa petugas tergopoh-gopoh membawa banyak sekali nasi kotak.

Kami, para wartawan istana sumringah karena mendapatkan makan siang dari tempat lain di saat perut sedang lapar-laparnya. Tetapi, wajah kami berubah kecut ketika membuka kotak nasi. Yang terlihat adalah menu serupa seperti di Istana Presiden.

Ya betul, nasi kotak istana menu nasi padang dengan lauk ayam kering dibawa jauh-jauh dari Istana Presiden ke ruang Suma 3 Lanud Halim Perdana Kusuma.

Kami pun memilih balik kanan saja.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement