Sabtu 12 Sep 2020 21:36 WIB

Indonesia Sambut Penarikan Pasukan India-China dari Galwan

Penarikan pasukan menandai deeskalasi yang akan buka resolusi konflik secara damai

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah prajurit paramiliter India berjaga pada pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Indonesia menyambut keputusan India dan China untuk meredakan ketegangan. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Sejumlah prajurit paramiliter India berjaga pada pos pemeriksaan di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer, India, Rabu (17/6). Indonesia menyambut keputusan India dan China untuk meredakan ketegangan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambut keputusan India dan China untuk meredakan ketegangan. Hal tersebut dia sampaikan saat berpartisipasi dalam ASEAN-India Ministerial Meeting yang dilangsungkan pada Sabtu (12/9).

"Saya menyambut baik penarikan pasukan (China dan India) dari Lembah Galwan yang menandai upaya deeskalasi yang akan membuka resolusi konflik secara damai di wilayah tersebut," kata Retno saat memberi keterangan pers secara virtual.

Baca Juga

Dalam pertemuan dalam ASEAN-India Ministerial Meeting, Retno menekankan bahwa perdamaian dan keamanan di kawasan tidak datang dengan sendirinya. Dengan meningkatnya tensi serta rivalitas di masa pandemi ini, ASEAN dan India harus terus menjadi mitra dalam menjaga perdamaian serta keamanan.

Retno berpendapat tensi di satu tempat di kawasan tidak hanya akan berdampak negatif terhadap Asia Tenggara, tapi juga kawasan yang lebih luas yakni Indo-Pasifik. Pasukan perbatasan India dan China kembali terlibat ketegangan di wilayah Ladakh, tepatnya di sekitar Danau Pangong Tso pada Senin (7/9).

Tembakan peringatan dilaporkan sempat dilepaskan. Kedua negara saling tuding sebagai pihak yang melepaskan tembakan dan provokasi.

Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela Shanghai Cooperation Organisation Summit di Moskow, Rusia pada Kamis (10/9). Mereka pun membahas ketegangan yang baru-baru ini terjadi di wilayah perbatasan kedua negara.

China dan India akhirnya sepakat untuk meredakan ketegangan. "Penting untuk memundurkan semua personel dan peralatan yang masuk tanpa izin," demikian bunyi pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Cihna.

Itu bukan pertama kalinya pasukan China dan India terlibat ketegangan di wilayah perbatasan mereka di Himalaya. Pada 29 Agustus lalu, pasukan dari kedua negara terlibat bentrokan di tepi selatan Danau Pangong Tso. Mereka dilaporkan terlibat perkelahian tangan kosong tanpa ada kontak senjata.

Pada 15 Juni lalu, tentara India dan China juga pernah terlibat bentrokan di Lembah Galwan, Ladakh. Peristiwa itu  mengakibatkan 20 tentara India tewas. Sementara China disebut memiliki 40 korban jiwa, termasuk seorang komandan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement