Kamis 19 Mar 2020 07:32 WIB

2019, AKR Cetak Laba Rp 714 Miliar

Penjualan BBM bersubsidi AKR sepanjang 2019 tercatat lebih rendah dibanding 2018.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Direktur PT AKR Corporindo TBK, Haryanto Adikoesoemo (kanan). ilustrasi (Dadang Kurnia.)
Foto: Dadang Kurnia.
Presiden Direktur PT AKR Corporindo TBK, Haryanto Adikoesoemo (kanan). ilustrasi (Dadang Kurnia.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT AKR Corporindo (AKRA) pada 2019 kemarin membungkus laba sebesar Rp 714 miliar. Laba bersih ini diperoleh dari pendapatan perusahaan pada tahun lalu yang mencapai Rp 23,55 triliun.

Presiden Direktur AKRA Haryanto Adikoesoemo menjelaskan dari sisi laba operasional, AKRA berhasil meraih pertumbuhan meyakinkan sekitar 17 persen year on year (yoy) di tahun 2019 sebesar Rp 1,09 triliun dengan laba bruto yang meningkat sekitar 22 persen menjadi sebesar Rp 1,89 triliun.

Baca Juga

"Dalam kondisi ekonomi yang menantang, AKRA mampu membukukan margin laba bruto dan margin laba usaha. Sementara laba bersih dapat dipertahankan,” ujar Haryanto, Rabu (18/3).

Adapun laba neto inti yang dibukukan sebesar Rp 714 miliar. Angka ini menunjukan kenaikan tipis dibanding tahun 2018 dimana laba neto inti Perseroan tercatat Rp 712 miliar.

Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat turun dari Rp 1,65 triliun pada 2018 menjadi Rp 717 miliar pada akhir 2019.

Dalam laporan keuangan AKRA disebutkan, margin laba bruto perseroan naik dari 6,6-8,6 persen sementara margin laba usaha naik dari 4 persen di 2019 menjadi 5 persen di 2019. Terkait kontribusi pendapatan yang dibukukan, dipaparkan bahwa pada tahun 2019 Perseroan mencatat pendapatan dari bisnis BBM FY19 lebih rendah 8 persen (yoy) di Rp 15,74 triliun karena ASP yang lebih rendah.

Sementara volume BBM Industri terus meningkat secara yoy, adapun penjualan BBM bersubsidi tercatat lebih rendah dibanding 2018. Penurunan juga terjadi pada Penjualan bahan kimia di 2019 sebesar 16 persen (yoy) menjadi Rp 4,46 triliun karena ASP lebih rendah, adapun volumenya tumbuh sebesar 3 persen (yoy).

Dari sisi Pendapatan logistik di FY19 tercatat tumbuh sebesar 34 persen (yoy) di Rp 796 miliar dengan pendapatan yang lebih tinggi dari Pengoperasian Pelabuhan dan Pendapatan dari Tangki Penyimpanan Sementara pada divisi Kawasan Industri JIIPE, Perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 263 miliar yang berasal dari penjualan lahan sebesar Rp 166 miliar lalu sewa lahan Rp 71 miliar dan Pendapatan dari Utilitas Rp 26 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement