Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Kemendikbud Hidupkan PMP, Ketua MPR: Metodenya Disesuaikan

Selasa 27 Nov 2018 15:37 WIB

Red: Gita Amanda

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan.

Foto: MPR
Pelajaran PMP mampu menguatkan karakter anak-anak didik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari ini tersiar kabar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana mengembalikan atau menghidupkan kembali mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Sebab mata pelajaran ini dianggap sangat penting untuk menguatkan pemahaman Pancasila kepada anak-anak didik.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan menilai rencana Kemendikbud tersebut sangat baik, sebab mata pelajaran PMP yang sempat ada sebelum era reformasi bergulir adalah mata pelajaran baik. Pelajaran ini mampu menguatkan karakter anak-anak didik Indonesia.

“Pelajaran PMP menurut saya penting. Lepas era reformasi, pelajaran tentang memahami Pancasila dan moral tersebut hilang dari kurikulum pendidikan Indonesia.  Karena hilang, tidak disebut-sebut lagi maka anak bangsa tidak lagi perduli terhadap pancasila sebagai ideologi bangsa yang penuh nilai-nilai yang baik,” katanya, ditengah-tengah audiensi dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), di Ruang Kerja Ketua MPR, Gedung Nusantara III, Kompelks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11).

Diungkapkan pria yang akrab disapa Zulhasan, hilangnya, tergerusnya atau tidak lagi disentuhnya Pancasila sebagai ideologi negara selama 20 tahun reformasi bergulir, dampaknya sangat berbahaya terutama kepada anak-anak muda bangsa. “Karena mereka tidak mengenal Pancasila sebagai ideologi, maka mereka anak-anak muda akan mencari ideologi-ideologi lain sesuai pemahamannya masing-masing, itu sangat berbahaya,” ucapnya.

photo
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menerima Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

Untuk itu, lanjut Zulhasan, kembalinya mata pelajaran PMP akan membuat mata dan hati serta jiwa anak-anak muda Indonesia kembali memahami bahwa Pancasila sebagai ideologi ternyata sarat akan nilai-nilai luhur. Ini akan mampu menjaga seluruh bangsa bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menuju cita-cita bersama menuju kesejahteraan bersama dan tidak perlu berpaling kepada ideologi lainnya.

“Tapi saya sarankan jika benar terwujud PMP menjadi mata pelajaran kembali, maka metodenya harus disesuaikan dengan anak-anak muda jaman sekarang atau era kekinian. Tidak bisa lagi seperti dulu dengan doktrinasi harus begini dan begitu, anak muda sekarang tidak bisa lagi metodenya seperti itu. Dan Pendidikan Moral Pancasila harus diajarkan secara baik terus menerus bahkan dimulai dari level pendidikan dasar hingga perguruan tinggi,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Zulhasan menekankan juga agar pendidikan soal wawasan kebangsaan harus sepanjang jaman. Jangan sampai ganti pemerintahan lalu hilang tidak lagi diajarkan. Komitmen dan konsistensi sangat penting sekali dalam hal tersebut.

“Seperti anak-anak muda yang tergabung dalam IPPNU ini yang menemui saya ini.  Mereka adalah termasuk generasi muda bangsa yang aktif serta mampu berperan dalam perkembangan bangsa Indonesia," ujarnya.

Pembekalan soal wawasan kebangsaan sangat penting ditanamkan kepada anak-anak kata Zulhasan. Ia merasa terhormat bisa menyampaikan nilai-nilai kebangsaaan kepada mereka agar tumbuh karakter kebangsaan yang kuat dalam dada mereka. Apalagi di tahun politik yang hingar bingar seperti ini.

"Pemahaman wawasan kebangsan yang baik juga akan diharapkan mampu menjadikan mereka mandiri, mampu menciptakan lapangan pekerjaan, mampu membangun ekonomi bangsa dan mampu bersaing dalam situasi apapun,” tandasnya seperti dalam siaran pers.

Delegasi IPPNU sendiri dalam kesempatan tersebut menyampaikan undangan resmi kepada Ketua MPR RI Zulkifl Hasan untuk hadir dalam momen acara Kongres IPPNU yang akan digelar di Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 21 Desember 2018.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler