Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

'Ospek' Kampus UIN Bandung Diisi Sosialisasi Empat Pilar MPR

Kamis 27 Aug 2015 12:52 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) tahun 2015, Kamis (27/8) di UIN Bandung.

Kegiatan Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) tahun 2015, Kamis (27/8) di UIN Bandung.

Foto: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati memanfaatkan momen orientasi pengenalan akademik (OPAK) untuk mengadakan sosialisasi empat pilar. MPR RI memberikan ceramah mengenai empat pilar MPR RI didepan ribuan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati, Kamis (27/8). Dalam acara tersebut hadir para pimpinan MPR RI diantaranya wakil ketua MPR Oesman Sapta dan Mahyudin, serta Sekjen MPR Edi Siregar.

Rektor UIN Mahmud berpesan agar mahasiswa baru bisa memanfaatkan sosialisasi empat pilar ini sebagai bekal kelak menjadi intelektual muda agamis dan nasionalis. ''Manfaatkan apa yang disampaikan oleh beliau -beliau agar bermanfaat dikemudian hari,'' ujar dia, dalam Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) tahun 2015, Kamis (27/8).

UIN menerima mahasiswa baru lebih dari 6.000 mahasiswa dari total pendaftar 71 ribu. Saat ini, UIN memliki total mahasiswa sebanyak 27 ribu. Acara Opal yang bertema 'Internalisasi Nilai -nilai Ke-islaman dan Ke-Indonesiaan Dalam Upaya Mewujudkan Intelektual Muda Yang Agamis dan Nasionalis', juga dimanfaatkan oleh Mahmud untuk menyampaikan aspirasinya. Ia mengatakan, seratus persen kegiatan mahasiswa adalah kegiatan akademik. Mahmud mengaku kampusnya belum memiliki sarana olahraga.

''Karena itu mudah-mudahan MPR bisa menjadi sponsor pembangunan, dan disampaikan kondisi UIN di DPR RI,'' ujar dia.

Wakil ketua MPR Oesman Sapta berharap, apa yang disampaikan dapat dijadikan bekal bagi mahasiswa baru, dalam perannya sebagai intelektual muda, dan perjuangan mewujudkan cita -cita. Ia menyebutkan, mahasiswa adalah agen perubahan. Menurut dia, mahasiswa perlu menjawab pertanyaan di dalam hati mereka apakah mereka masih menjadi agen perubahan atau tidak. Ia mengatakan, mahasiswa harus spontan, kreatif, dan mampu mengkritisi keadaan negeri di dalam kampus.

''Tidak boleh dilarang dan dibendung, karena disitulah spontanitas kemahasiswaannya. Sejarah perubahan banyak dimotori oleh mahasiswa,'' ujar pria yang akrab disapa Oso itu.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler