Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Ketua MPR Minta Pemerintah Selesaikan Rendahnya Serapan Anggaran

Rabu 19 Aug 2015 15:07 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Karta Raharja Ucu

 Ketua MPR Zulkifli Hasan memberikan kata sambutan sesaat sebelum pembukaan acara Grand Final Lomba Cerdas Cermat MPR RI oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/8).

Ketua MPR Zulkifli Hasan memberikan kata sambutan sesaat sebelum pembukaan acara Grand Final Lomba Cerdas Cermat MPR RI oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/8).

Foto: Republika/Raisan Al Farisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengakui serapan anggaran pemerintah masih rendah, hanya 20 persen. Karena itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta segera mencari jalan keluar agar serapan anggaran maksimal.

Sebelum mencari solusi, Zulkifli berpendapat harus ada usulan dari pelaksana di lapangan. Sebab menurutnya, banyak orang khawatir proyek-proyek yang sedang dikerjakan akan mandek.

Ia menuturkan, banyak pimpinan proyek yang memiliki masalah pada pekerjaannya. Karenanya, mereka takut melaksanakan tugasnya hingga selesai. ''Harus dicari jalan keluar. Harus ada arahan dari pemerintah pusat,'' kata Zulkifli, saat dihubungi ROL, Rabu (19/8).

Selain itu, Zulkifli menghimbau agar proyek -proyek yang sedang dijalankan bebas dari korupsi. Sebab, sebuah kebijakan tidak akan menjadi masalah kalau tidak korupsi. ''Pimpinan proyek kan, kalau tidak ada  masalah kebijakan tidak akan dikriminalisasian,'' ujar dia.

Dengan bebas dari masalah, para pelaksana proyek juga tidak akan ragu-ragu. Zulkifli juga menyambut baik rencana Jokowi menerbitkan Keppres. Ia berpendapat Keppres sebuah langkah yang bagus, karena bisa menjadi salah satu jalan keluar menghadapi masalah ini.

''Harus ada penjelasan lebih lanjut mengenai Kepres ini, untuk menegaskan pemerintah tidak ragu -ragu,'' ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler