Sunday, 26 Syawwal 1445 / 05 May 2024

Sunday, 26 Syawwal 1445 / 05 May 2024

Zulkifli Hasan: Sistem Ketatanegaraan Indonesia Harus Berbeda dengan Barat

Kamis 10 Mar 2016 13:00 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri

Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Ketua MPR RI Zulkfili Hasan mengatakan, pemikiran Soekarno tentang Pancasila sempat mendapat pujian dari para pengamat barat.

Mereka memuji Soekarno sebagai negarawan yang ulung, karena tidak meniru pola barat maupun timur, baik dalam menyusun konstitusi maupun sistem ketatanegaraan.

Nyatanya antara Indonesia dengan dunia barat dan timur memang berbeda. Barat menyusun konstitusi dan sistem ketatanegaraannya berdasarkan kesamaan suku, budaya, ras dan agama warganya.

Sementara Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau, ratusan bahasa, ratusan adat istiadat dan keberagaman agama. ''Karena itu, memang harus berbeda antara sistem ketatanegaraan dan konstitusi Indonesia dengan dunia barat maupun timur,'' kata Zulkifli, saat menyampaikan sambutannya pada acara khataman Kitab Sarah Asmaul Khusna dan sosialisasi empat pilar MPR RI di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri Jawa Timur, Kamis (10/3).

Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa, kata Zulkifli, seperti yang disampaikan Soekarno, diambil dan dikumpulkan dari nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. Karena itu sesungguhnya tidak ada yang perlu dibedakan, apalagi sampai dibenturkan antara Pancasila dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

"Pancasila kalau di ringkas menjadi cinta kasih, dipanjangkan lagi cinta kasih, kekeluargaan dan gotong royong, kalau dipanjangkan lagi ditambah musyawarah mufakat, kalau tidak ada itu bukan pancasila,'' ucapnya.

Karena itu, kata Zulkifli, semua kelompok masyarakat harus terus mendukung. Ikut berusaha memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat bukan malah mempersoalkan perbedaan.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler