Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Saturday, 18 Syawwal 1445 / 27 April 2024

Badan Pengkajian MPR Diminta Bahas Isu LGBT

Selasa 23 Feb 2016 10:58 WIB

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan

Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Ahmad Basarah

Ketua Badan Sosialisasi MPR RI, Ahmad Basarah

Foto: Dokumen MPR

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) diminta untuk melakukan pengkajian mendalam terkait isu-isu strategis yang tengah berkembang saat ini.

Sebagaimana keputusan rapat pleno badan sosialiasi empat pilar MPR yang digelar hingga Senin (22/2) dini hari tadi di Grand Mahkota Hotel, Pontianak, Kalimantan Barat.

"Ada beberapa isu strategis yang kami nilai perlu perhatian, dimana kita mensinyalir tumbuh kembangnya paham-paham transideologi dan transnasional yang sekarang tengah beroperasi di NKRI ini," kata Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR, Ahmad Basarah.

Ia mencontohkan salah satu isu yang tengah berkembang luas di tengah masyarakat yakni paham LGBT. Menurutnya, gaya hidup LGBT muncul dari berkembangnya paham liberalisme dan kebebasan itu yang tidak selaras dengan pegangan nilai kenegaraan.

Sehingga berkaitan dengan itu, MPR perlu memberikan pemahaman yang luas kepada masyarakat agar tidak terjasi perdebatan-perdebatan yang kontraproduktif di masyarakat. Oleh karenanya, MPR akan menyerahkan pembahasan tersebut kepada Badan Pengkajian MPR sebelum akhirnya menjadi sikap resmi MPR.

"Kita minta membahas isu-isu strategis termasuk isu tentang LGBT, nantinya hasilnya akan kita umumkan ke masyarakat luas," kata Basarah.

Basarah menekankan parameter yang dipakai oleh majelis dalam membahas isu tersebut yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi Indonesia. Sehingga, hasil pembahasan isu tersebut tidak boleh keluar dan menyimpang dari nilai-nilai pedoman Pancasila.

"Tentu atas dasar falsafah Ketuhanan, maka segala perilaku kehidupan sosial kemasyarakatan, kebangsaaan dan kenegaraan kita juga tidak boleh menyimpang apalagi bertentangan dengan nilai ketuhanan," ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler