Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

Friday, 17 Syawwal 1445 / 26 April 2024

HNW Ingin Ada Atase Agama Ditempatkan di Malaysia

Senin 08 Aug 2016 13:17 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (tengah)

Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (tengah)

Foto: MGROL72

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menginginkan adanya atase agama yang ditempatkan di Malaysia. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk menangani beragam persoalan yang dihadapi oleh Warga Negara Indonesia (WNI) di negara jiran tersebut.

"Saya sudah lama mengusulkan hal ini, baik kepada Kementerian Luar Negeri maupun Kementerian Agama. Tapi hingga kini belum juga terealisasi," kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangan tertulis, Senin (8/8).

Hidayat menyatakan hal tersebut ketika berdialog dengan para WNI yang tinggal di Penang, Utara Malaysia, dalam rangka acara menyerap aspirasi di Malaysia, Sabtu (6/8) malam. Menurut dia, keberadaan atase agama, khususnya di negara yang memiliki banyak WNI, menjadi sangat penting agar persoalan keagamaan yang muncul dapat diselesaikan. Apalagi seperti Malaysia dan Arab Saudi juga menempatkan atase agamanya di Indonesia.

"Dalam hubungan diplomatik kita mengenal istilah resiprokal. Jika mereka menempatkan atase agama, maka kita juga bisa menempatkan atase agama di negara-negara itu," kata dia.

Dalam acara dialog yang berlangsung hingga dini hari tersebut, peserta dialog menyampaikan beragam persoalan yang dihadapi di Malaysia seperti soal pernikahan WNI dan isu pendidikan.

Dalam periode 1 Januari 2016 hingga 29 Juli 2016, KBRI Kuala Lumpur telah memulangkan sebanyak 531 orang WNI atau TKI yang mengalami masalah di Malaysia.

Sepanjang 2015, KBRI Kuala Lumpur telah memulangkan sebanyak 1.907 orang WNI, yang terdiri dari 703 laki-laki dan 1.204 perempuan.

Dari jumlah WNI tersebut, sebesar 25,1 persen berasal dari Jawa Timur; 17,7 persen dari Sumatera Utara; 11 persen dari Aceh, 8,3 persen dari DKI Jakarta, enam persen dari NTT, 5,9 persen dari Jawa Barat, dan 5,9 persen dari NTB.

Sumber : antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler