Thursday, 14 Zulhijjah 1445 / 20 June 2024

Thursday, 14 Zulhijjah 1445 / 20 June 2024

Negara Lain Cemburu Soal Hangatnya Silaturahmi di Indonesia

Ahad 31 May 2015 10:03 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Anak-anak melakukan pawai obor saat malam takbir di Jalan Matraman, Jakarta Timur,Ahad (27/7). Pawai tersebut dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H dan tabuh beduk dan menyalakan kembang api sebagai hari kemenangan bagi umat Islam.

Anak-anak melakukan pawai obor saat malam takbir di Jalan Matraman, Jakarta Timur,Ahad (27/7). Pawai tersebut dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 H dan tabuh beduk dan menyalakan kembang api sebagai hari kemenangan bagi umat Islam.

Foto: Republika/Yasin Habibi

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- PraktIk silaturahmi rakyat Indonesia yang sudah biasa dan lazim di Indonesia, ternyata sangat langka dan sangat dirindukan negara luar. Ketua MPR RI mengungkapkan negara seperti Suriah, negara barat dan negara-negara yang sedang berkonflik sangat merindukan suasana silaturahim yang rukun dan hangat seperti di Indonesia.

"Rakyat luar negeri itu heran dengan sistem kekerabatan bangsa Indonesia yang saling rukun biasa saling mengunjungi atau bersilaturahmi.  Padahal rakyat Indonesia dikenal sangat beragan baik agama, suku, ras dan bahasa. Bagaimana bisa sesuatu yang berbeda bisa menyatu sedemikian kuatnya," ujar Zulkifli, dalam acara sosialisasi empat pilar MPR RI, kerjasama MPR dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Jambi, di Aula Gedung Bapedda Pemprov. Jambi, Sabtu ( 30/5 ).

Tapi, lanjut Zulkifli, di Indonesia sendiri sering tidak melihat hal itu sebagai sesuatu yang istimewa karena sudah terbiasa dan lazim.  Bangsa Indonesia harus bangga itu.  Memang sejak Indonesia merdeka hingga kini ada hal-hal negatif yang terjadi di Indonesia memang harus diakui tapi ke depannya bisa diperbaiki bersama.

"Begitulah yang seharusnya, Indonesia kini tidak lagi membicarakan soal perbedaan-perbedaan.  Bicara soal perbedaan sudah selesai 70 tahun lalu.  Saatnya Indonesia dengan kerukunannya berbicara, berpikir dan berbuat soal perekonomian Indonesia, soal pengentasan kemiskinan, soal.pengangguran, soal pendidikan rakyat. Itu saja," katanya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler