Ahad 09 May 2021 11:05 WIB

Kemiskinan Membayangi India Karena Covid-19

Pemerintah memperkirakan produk domestik bruto (PDB) India menyusut delapan persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Warga beraktivitas di pasar di Jammu, India, Ahad (3/1). Kemiskinan tampaknya mulai membayangi India karena lonjakan Covid-19 yang parah.
Foto: AP Photo/Channi Anand
Warga beraktivitas di pasar di Jammu, India, Ahad (3/1). Kemiskinan tampaknya mulai membayangi India karena lonjakan Covid-19 yang parah.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Kemiskinan tampaknya mulai membayangi India karena lonjakan Covid-19 yang parah. Dikutip dari Bloomberg pada Sabtu (8/5), warga India Manoj Kumar (40 tahun) harus merogoh tabungannya untuk mengatasi dampak pandemi yang parah pada Maret 2021.

Padahal Kumar baru saja mendapatkan penghasilan sebesar 600 rupee atau delapan dolar AS perhari sebagai pekerja konstruksi di hotspot wisata Goa. Kumar menyia-nyiakan cukup banyak untuk perjalanan bulan lalu ke desa asalnya di Bihar.

Baca Juga

Saat ini, Kumar terjebak di salah satu wilayah paling terbelakang di India karena gelombang Covid-19 kedua yang parah memicu krisis kesehatan terburuk di dunia. Beruntung Kumar akan mendapatkan beberapa pekerjaan sambilan yang menghasilkan uang sebanyak 300 rupee namun uang tersebut belum cukup.

Kumar pada akhirnya harus mengambil pinjaman untuk memberi makan dan memberi pakaian kepada istri dan ketiga anaknya. “Semuanya ada di tangan Tuhan sekarang. Saya tidak tahu kapan saya akan kembali. Keluarga saya khawatir dan tidak ingin saya kembali karena kasusnya juga meningkat di Goa,” ungkap Kumar.

Kumar merupakan salah seorang dari jutaan pekerja migran yang merupakan bagian dari sektor informal besar yang tidak dilaporkan di India. Gelombang Covid-19 yang berkepanjangan menyebabkan menyusutnya pendapatan dan menguras tabungan bagi masyarakat seperti Kumar. Kondisi tersebut menjadi pukulan ganda bagi ekonomi terbesar ketiga di Asia yang masih berjuang untuk pulih dari resesi yang dipicu pandemi tahun lalu.

Pemerintah memperkirakan produk domestik bruto (PDB) India menyusut delapan persen. Angka tersebut merupakan kontraksi terbesar sejak 1952. Banyak ekonom memangkas perkiraan mereka untuk tahun fiskal saat ini karena meningkatnya pengangguran dan menipisnya tabungan meredupkan peluang pertumbuhan dua digit.

Kepala Ekonom untuk Asia Pasifik di S&P Global Ratings, Shaun Roache memangkas prediksinya menjadi 9,8 persen dari 11 persen sebelumnya. “Wabah Covid-19 yang berkepanjangan akan menghambat pemulihan ekonomi India,” kata Roache.

Dengan lonjakan terbaru yang disebabkan oleh jenis virus korona baru, total infeksi di India saat ini meningkat menjadi 21,89 juta orang. Jumlah kematian harian mencapai rekor 4.187 orang pada Sabtu (8/5). Para ahli telah memperingatkan bahwa krisis yang terjadi di India berpotensi memburuk dalam beberapa pekan mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement