Mayoritas Responden Sebut Pemilu Ajang Pilih Pemimpin Seiman

Temuan LSI juga menunjukkan faktor etnik tetap penting dalam memilih pemimpin.

Republika/Mahmud Muhyidin
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan
Rep: Fauziah Mursid Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis temuan bahwa mayoritas responden menjadikan pemilihan umum (pemilu) sebagai ajang untuk memilih pemimpin yang seiman. Hasil ini didapat dari survei responden baik yang wilayahnya menyelenggarakan maupun yang tidak menyelenggarakan Pilkada 2020. 

Baca Juga

"Ini mungkin agak menarik, apakah pemilu ini merupakan kesempatan memilih pemimpin yang seiman dengan masyarakat atau pemilih, baik daerah yang ada pilkada maupun tidak jalankan pilkada mayoritas setuju dengan hal tersebut," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparannya saat merilis hasil survei secara daring, Ahad (10/1).

Untuk responden yang wilayahnya menggelar pilkada, sekitar 64 persen setuju pemilu merupakan ajang memilih pemimpin seiman. "Yang tidak pilkada itu sekitar 68 persen, beda sedikit. Meskipun yang tidak jalankan pilkada sedikit lebih tinggi, ini menunjukkan faktor agama menjadi hal yang penting di dalam menentukan masyarakat memberikan pilihannya," kata Djayadi.

Selain itu, LSI juga mengungkap temuan responden yang menilai pemilu sebagai ajang memilih pemimpin yang etnisnya sama. Untuk temuan ini, responden terbelah antara setuju dan tidak setuju.

"Di daerah (yang menyelenggarakan) pilkada, ada sekitar 51 persen setuju, yang tidak menyelenggarakan pilkada itu lebih rendah, yakni 47 persen. Jadi, faktor etnik tetap penting kalau diliat disini yang jadi faktor dalam menentukan dalam memilih," kata dia.

Survei LSI dilakukan pada periode 11-14 Desember 2020 dengan metodologi menggunakan telepon ke 2000 responden secara acak. Adapun, database itu diperoleh dari survei face to face bertemu langsung responden dlam berbagai survei beberapa waktu terakhir.

Survei menggunakan asumsi metode simple random sampling ukuran sampai 2.000 responden memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

 
Berita Terpopuler