'Belah Dadaku, di Sana Ada Darah Pancasila'

MPR
Seminar Kebangsaan FPKB MPR RI dengan tema ' Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan, Untuk Mengembalikan Keutuhan Jati Diri Bangsa di Era Globalisasi', di Ballroom Mercure Hotel Ancol, Jakarta, Sabtu ( 13/6 ).
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini, saat ini sangat beragam dan makin aneh. Persoalan yang paling besar adalah makin tergerusnya atau makin lunturnya pemahaman dan pengamalan Pancasila sebagai nilai luhur bangsa. Tak hanya itu, sifat gotong royong juga dinilai semakin luntur.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Fraksi PKB MPR RI Abdul Kadir Karding, saat membuka secara resmi Seminar Kebangsaan FPKB MPR RI dengan tema ' Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan, Untuk Mengembalikan Keutuhan Jati Diri Bangsa di Era Globalisasi', di Ballroom Mercure Hotel Ancol, Jakarta, Sabtu ( 13/6 ).

Dia menyebutkan, Indonesia juga dihantui berbagai macam fenomena aneh seperti munculnya faham-faham radikalisme faham-faham nyeleneh seperti ISIS yang makin mewabah.

Lalu fenomena-fenomema kriminal mengkhawatirkan yang makin marak terjadi. Yang paling baru dan panas adalah peristiwa pembunuhan seorang anak perempuan yang masih berusia 8 tahun Angeline di Bali. Semua fenomena-fenomena negatif tersebut, kata dia, dikarenakan bangsa ini minim pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur bangsa.

"Untuk menghadapi fenomena-fenomena negatif tersebut bangsa ini perlu memaksimalkan aksi nyata untuk membumikan, untuk memunculkan kembali nilai-nilai luhur bangsa yakni Pancasila," ujarnya.

Nahdlatul Ulama ( NU ) sebagai orang tua kandung PKB, lanjut Abdul Kadir Karding, sudah menetapkan sikap bahwa Pancasila dan NKRI final harga mati.  Semua sudah diputuskan NU dalam berbagai muktamar dari awal sampai akhir.

"PKB sebagai anak kandung NU tentu saja menentukan sikap juga bahwa Pancasila dan NKRI final dan harga mati.  Kalau dibelah dada kami, maka ada darah Pancasila, darah negara," tegasnya.

 
Berita Terpopuler