Strategi Mewujudkan Zero HIV-AIDS di Kalimantan Timur

HIV-AIDS harus dihadapi bersama dengan berbagai program.

Positif mengidap HIV (ilustrasi)
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim) Jaya Mualimin menyatakan bahwa target Three Zero menjadi kunci dalam upaya mengeliminasi HIV/AIDS di tahun 2030, sejalan dengan program nasional.

Baca Juga

"Three Zero tersebut antara lain menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru, menurunkan hingga meniadakan kematian akibat AIDS, dan meniadakan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)," sebutnya di Samarinda, Sabtu.

Untuk mencapai target tersebut, Dinkes Kaltim telah menggelar Rapat Koordinasi dan Validasi Data HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) tingkat provinsi semester I tahun 2024. Pertemuan tersebut menegaskan komitmen Kaltim dalam mencapai target eliminasi HIV/AIDS di tahun 2030.

"Target ini membutuhkan perubahan besar dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Diperlukan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat," ungkap Jaya.

Dia menekankan pentingnya koordinasi dengan seluruh kabupaten/kota di Kaltim untuk meninjau kemajuan program dan memastikan efektivitas. Setiap sektor memiliki peran penting dalam mencapai eliminasi HIV sebelum 2030,.

Sinergi lintas sektor ini jaya harapkan menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk bersinergi dan merumuskan strategi yang tepat dalam mencapai Three Zero.

"Diharapkan pula data HIV/AIDS dan PIMS yang sudah divalidasi dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan yang efektif," tuturnya.

Jaya menjelaskan bahwa dalam mewujudkan Three Zero di Kaltim membutuhkan upaya terarah dan berkelanjutan. Beberapa hal penting yang diperhatikan yakni peningkatan akses terhadap tes HIV. Perluasan layanan tes HIV mesti mudah dijangkau masyarakat, termasuk di komunitas-komunitas rentan.

Selain itu, dibutuhkan peningkatan cakupan pengobatan ARV yang memastikan semua ODHA mendapatkan pengobatan Antiretroviral (ARV) yang optimal dan berkelanjutan. Lalu, pengembangan intervensi pencegahan yang efektif akan memperkuat edukasi dan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS, serta mendorong penggunaan alat pelindung diri (APD) yang konsisten.

Hal yang tak kalah penting, adalah penanggulangan stigma dan diskriminasi dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS, serta membangun lingkungan yang inklusif bagi ODHA.

"Komitmen dan kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah, swasta, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat luas, memiliki peran penting dalam mencapai eliminasi HIV/AIDS di Kaltim dan mewujudkan Three Zero pada tahun 2030," demikian Jaya.*

 
Berita Terpopuler