Misteri Surah Al-Kahfi, Munculnya Dajjal dan Air Bah Populasi Yajuj Majuj

Yajuj dan Majuj adalah orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi.

Hari Kiamat (Ilustrasi)
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah Raja Dzulqarnain dan Yajuj Majuj kerap ditanyakan saat kita membaca Surah Al-Kahfi dalam Alquran. Cukup banyak perbedaan pendapat di kalangan penafsir dan sejarawan terkait dengan sosok Dzulqarnain. Ada juga spekulasi, di antara tokoh-tokoh besar Islam, siapa yang cocok untuk menjadi pribadi Dzulqarnain.

Baca Juga

Selain itu, cukup banyak pula riwayat yang menyebutkan Dzulqarnain bukanlah seorang nabi, melainkan hamba yang saleh. Seperti Imam Baqir pernah berkata, "Dzulqarnain bukan seorang nabi, melainkan hanya hamba yang saleh dan dicintai Allah SWT." Seperti halnya Dzulqarnain, banyak pula yang mempertanyakan tentang siapa sebenarnya Yajuj dan Majuj yang disebut dalam surah tersebut.

BACA JUGA: Lima Motif di Balik Munculnya Hadits Palsu

Sejarah dan nasib Dzulqarnain telah diriwayatkan dalam Alquran. Kisahnya bersangkut paut dengan bangsa Ya'juj dan Ma'juj. Bangsa yang dipercaya akan turun ke bumi ketika hari kiamat untuk melawan Nabi Isa di Bukit Thursina. Alquran telah menguraikan cukup detail perihal sifat-sifat utama Dzulqarnain. Yakni pribadi bertauhid dan bertakwa, serta menjunjung tinggi nilai-nilai belas kasih dan keadilan.

republika ngaji al kahfi 83-98 - (republika,livestreaming)

Hal ini tergambar ketika Dzulqarnain melakukan sebuah ekspedisi. Seperti diterangkan Alquran, ia mempunyai tiga ekspedisi penting, yakni ke bumi belahan barat, timur, hingga akhirnya ke daerah-daerah yang terdapat barisan pegunungan. Ia senantiasa berhadapan dengan berbagai kaum pada setiap ekspedisi.

Terkait ekspedisi ini, sebagian ahli tafsir percaya Dzulqarnain pergi dari arah timur menuju utara. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah gunung yang berapitan, yang menjadi penghalang antara Yajuj dan Majuj dengan manusia.

Di hadapan kedua gunung itu, dia menemukan suatu kaum yang hampir tidak mengerti dan memahami percakapan. Namun, Allah SWT memberi hidayah kepada Dzulqarnain, sehingga bahasa kaum yang asing itu dapat dimengerti olehnya.

Kemudian, kaum itu pun mengeluh dan mengadu kepada Dzulqarnain tentang kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kaum itu berkata, "Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Maka, dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran (upah) kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (QS al-Kahfi: 94)

 

 

Dzulqarnain pun mengabulkan permintaan mereka, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Ia bangun sebuah benteng yang terbuat dari besi dan tembaga agar bangsa Ya'juj dan Ma'juj tidak dapat menerobos ke dalam permukiman kaum tersebut. Seperti dia berkata, maka mereka (Ya'juj dan Ma'juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. (QS al-Kahfi: 96)

Kisah tersebut menjadi refleksi betapa Dzulqarnain adalah seorang Mukmin yang bertauhid, penyayang, dan tidak menyimpang dari jalan keadilan. Sifat-sifat tersebut membuatnya mendapat perhatian khusus dari Allah SWT. Sebab, sosoknya adalah sahabat bagi para budiman dan pembuat kebajikan, namun musuh bagi para perusak dan budak kejahatan.

Kebesaran Dzulqarnain tersebut juga telah dikenal sebagian kalangan sebelum Alquran diturunkan ke bumi. Oleh karena itu, kaum Quraisy atau Yahudi pernah menanyakan hal tersebut kepada Nabi Muhammad SAW.

(Ilustrasi) Surah al-Kahfi di dalam Alquran - (Ist)

Sebagaimana Allah SWT telah berfirman, "Mereka menanyakan kepadamu tentang Dzulqarnain." (QS al-Kahfi [18]: 83). Kendati sifat-sifatnya diuraikan, namun Alquran memang tidak menyebutkan atau menjelaskan secara terperinci perihal siapa sebenarnya Dzulqarnain atau ke mana saja dia menjelajah.

Menurut Dr Yusuf Qardhawi, kisah Dzulqarnain melukiskan tentang contoh seorang raja saleh yang diberi kekuasaan di bumi, meliputi belahan timur dan barat, oleh Allah SWT. Segenap manusia dan penguasa negara tunduk pada kekuasaannya. Kendati demikian, Dzulqarnain tetap istikamah sebagai seorang yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT.

Hal ini tergambar ketika dia membangun benteng untuk kaum dhaif yang ketakutan kepada bangsa Ya'juj dan Ma'juj. "Dzulqarnain berkata, ini (benteng) adalah suatu rahmat dari Tuhanku. Maka, apabila sudah tiba janji Tuhanku, Dia pun akan menjadikannya rata dengan bumi (hancur lebur). Dan janji Tuhanku itu adalah benar." (QS al-Kahfi: 98)

Yusuf Qardhawi menilai, terdapat tujuan tersendiri mengapa Allah SWT meriwayatkan kisah Dzulqarnain dalam Alquran. Salah satunya adalah sebagai contoh dan pelajaran kepada seluruh manusia di bumi. Yakni agar mereka tidak congkak dan angkuh ketika memiliki kekuasaan yang besar di tangannya.

 

 

Semakin dekatnya hari kiamat salah satunya ditandai dengan kemunculan Ya'juj dan Ma'juj. Dalam Alquran Surah al-Kahfi ayat 94 diyatakan, keduanya adalah kaum yang suka berbuat kerusakan di muka bumi. Ya'juj dan Ma'juj merupakan dua istilah yang selalu disebut bersamaan. Kedua istilah tersebut dapat ditemukan dalam Alquran, hadis, dan juga kitab-kitab suci terdahulu. Pertanyaannya, siapakah Ya'juj dan Ma'juj itu sesungguhnya? Dari mana mereka berasal?

Sampai hari ini, suku bangsa yang disebut Ya'juj dan Ma'juj masih menimbulkan perdebatan. Ada yang menyebut mereka sebagai bangsa Tartar, Mongol, Cina, dan sebagainya. Ada pula yang menganggap Ya'juj dan Ma'juj sebagai nenek moyang bangsa Turki. Namun demikian, identitas mereka sesungguhnya hanya Allah SWT yang tahu.

Ibnu Katsir menerangkan, Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Adam AS. Silsilah mereka dikatakan berasal dari keturunan Yafits bin Nuh AS. Dalam Alquran dikisahkan, Ya'juj dan Ma'juj diisolasi oleh tembok atau benteng logam yang dibangun Dzulqarnain.

Meski mereka masih berasal dari jenis manusia, Ya'juj dan Ma'juj mempunyai ciri khas yang membuat mereka tampak berbeda dari manusia pada umumnya. Dalam satu hadis Nabi SAW disebutkan, Ya'juj dan Ma'juj memiliki muka yang lebar, mata yang kecil (sipit), dan warna putih di rambut atas mereka. Bentuk wajah mereka dikatakan mirip perisai (HR Imam Ahmad). Mereka juga nyaris tidak memiliki kemampuan untuk memahami bahasa atau perkataan yang dituturkan manusia.

Menanti Kiamat Datang - (Rendra Purnama/Republika)

 

Ketika pada masanya, Ya'juj dan Ma'juj akan berhasil menghancurkan dinding besi pembatas yang telah dibangun oleh Dzulqarnain. Mereka akan turun dari pegunungan dengan cepat dan tergesa-gesa karena sudah tidak sabar untuk membuat kerusakan di muka bumi. Syekh Ibnu Baz rahimahullah dalam kitab kumpulan fatwanya menuliskan, Ya'juj dan Ma'juj akan muncul di akhir zaman, yaitu setelah keluarnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa bin Maryam AS.

Jumlah Ya'juj dan Ma'juj juga terbilang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari tempat persembunyiannya, seakan-akan terlihat seperti air bah yang mengalir. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disiratkan bahwa populasi manusia biasa dibandingkan Ya'juj dan Ma'juj adalah 1:999 (satu berbanding sembilan ratus sembilan puluh sembilan).

Sementara, hadis yang diriwayatkan oleh an-Nuwas RA mengungkapkan, ketika Allah SWT mengeluarkan Ya'juj dan Ma'juj dari tempat persembunyiannya, mereka segera turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Selanjutnya, gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan kemudian meminum habis semua air dalam danau tersebut (HR Muslim 2937/110, at-Tirmidzi 2240 Abu Dawud 4321, Ibnu Majah 4075).

Allah SWT berfirman, "Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) sudah dekat kedatangan janji yang benar (kiamat), tiba-tiba terbelalaklah mata orang kafir. (Mereka berkata): 'Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian mengenai ini, bahkan kami adalah orang yang zalim'," (QS: al-Anbiya [21]: 96-97).

Lepasnya Ya'juj dan Ma'juj dari tempat persembunyian mereka merupakan salah satu tanda semakin dekatnya hari kiamat. Ketika mereka menguasai dunia, tidak ada yang sanggup menghentikan mereka, termasuk kaum Muslimin yang pada saat itu hidup bersama Nabi Isa AS.

Untuk menghancurkan Ya'juj dan Ma'juj, Allah SWT mengirim sejenis ulat untuk menyerang leher mereka sehingga menyebabkan mereka binasa. Mayat-mayat mereka lantas bergelimpangan dan bau busuk menyengat. Untuk membersihkan itu semua, Allah SWT lalu mengirim burung-burung untuk mengangkuti mayat-mayat tersebut, serta mengirim hujan untuk membersihkannya. 

 
Berita Terpopuler