Hari Sabat, Israel Justru Kian Brutal di Jalur Gaza 

Sedikitnya 80 warga Gaza syahid dalam serangan Israel sejak Sabtu dini hari.

AP Photo/Mohammed Hajjar
Warga Palestina berdiri melakukan shalat jenazah untuk mereka yang tewas akibat pemboman Israel di Jalur Gaza di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir al Balah pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan pasukan Israel telah melancarkan serangan brutal yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kamp pengungsi Nuseirat sejak Sabtu (8/6/2024) dini hari. Serangan pada hari kontemplasi yang mestinya disucikan umat Yahudi tersebut menyebabkan puluhan orang syahid dan terluka di jalanan.

Baca Juga

Kantor berita WAFA melansir, otoritas kesehatan di Gaza mengatakan sekitar 80 warga syahid alam serangan di kamp di bagian tengah Gaza itu. Sebagian besar dari korban adalah anak-anak dan perempuan, tewas. Sementara lainnya terluka akibat pemboman hebat yang dilakukan pasukan Israel dari darat, laut, dan udara di kamp tersebut.

Agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menargetkan wilayah tengah Gaza, khususnya kamp pengungsi Nuseirat, selama lebih dari dua jam. Pembantaian brutal dan serangan darat Israel itu diklaim berujung pembebasan empat sandera warga Israel.

Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza tiba di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir al Balah pada Sabtu, 8 Juni 2024. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Serangan udara Israel juga menargetkan sekitar Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, serta lokasi lain di kamp pengungsi Al-Maghazi dan Bureij, serta kota Zawayda, semuanya terletak di Gaza tengah.

Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah, satu-satunya rumah sakit di wilayah tersebut, sedang berjuang untuk mengatasi masuknya korban jiwa. Rumah sakit menghadapi kekurangan obat-obatan, pasokan medis, dan bahan bakar, selain generator utama yang mati karena penembakan yang tiada henti dan tanpa pandang bulu.

“Israel melanjutkan agresinya terhadap seluruh wilayah di Kegubernuran Pusat (Deir el-Balah), dan Rumah Sakit Martir Al-Aqsa berada dalam situasi bencana,” tulis keterangan Kantor Media Palestina di Gaza.

Pasukan Israel melancarkan “agresi biadab dan brutal” di kamp tersebut, yang secara langsung menargetkan warga sipil, kata kantor tersebut, seraya menambahkan bahwa ambulans dan pertahanan sipil tidak dapat mencapai daerah tersebut karena intensitas pemboman.

Kantor tersebut memperingatkan bahwa Rumah Sakit Martir Al-Aqsa adalah satu-satunya rumah sakit di Deir el-Balah yang saat ini hanya menggunakan satu generator listrik. Jika satu-satunya generator berhenti, “bencana nyata” akan terjadi. “Rumah sakit ini menyediakan layanan kesehatan kepada satu juta orang dan pengungsi, dan tidak dapat menampung banyak korban jiwa dan cedera,” katanya.

Seorang warga Palestina menggendong bayi yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Sabtu, 8 Juni 2024. - (AP Photo/Ismael Abu Dayyah)

Mereka meminta komunitas internasional, PBB dan semua organisasi internasional untuk segera melakukan intervensi dan segera menyelamatkan rumah sakit dan menyelamatkan situasi kesehatan di bagian tengah Gaza. “Kami menganggap pendudukan [Israel] dan pemerintah Amerika bertanggung jawab penuh atas kejahatan besar yang mengakibatkan pertumpahan darah puluhan warga sipil tak berdosa,” tulis kantor tersebut.

Dr Tanya Haj-Hassan, seorang dokter perawatan intensif anak di Doctors Without Borders, yang dikenal dengan inisial Perancis MSF, mengatakan bahwa fasilitas medis al-Aqsa terlalu kecil untuk dijadikan rumah sakit utama di Gaza.

“Rumah sakit itu telah sepenuhnya mengambil alih sistem layanan kesehatan di Gaza karena semua rumah sakit besar lainnya telah hancur,” kata Haj-Hassan kepada Aljazirah.

Dokter itu mengatakan dia telah menerima “pesan-pesan panik tentang kekacauan dalam satu jam terakhir” dari rekan-rekannya di Al-Asqa yang menggambarkan pemandangan “mengerikan” dari rumah sakit.

“Saya menerima pesan dari salah satu rekan saya di unit gawat darurat yang mengatakan, ‘Dr Tanya, ini adalah situs genosida total’,” katanya. “Dia terus-menerus mengulangi kata ‘pembantaian, pembantaian, pembantaian’.”

 
Warga Palestina berdiri di samping kerabat mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza di Rumah Sakit al-Aqsa di Deir al Balah pada Sabtu, 8 Juni 2024. - ( AP Photo/Mohammed Hajjar)

Haj-Hassan mengatakan rekannya kemudian mengirimkan rekaman videonya dari unit gawat darurat rumah sakit. “Ada darah dimana-mana. Ada banyak orang yang hilang, ekstremitas. Ini sangat mengerikan.”

Koresponden Aljazirah yang berada di Rumah Sakit Al-Aqsa, menyaksikan korban datang dari berbagai wilayah seperti Deir el-Balah, Nuseirat, Maghazi dan Bureij. Daerah ini telah dibombardir secara intensif sejak dini hari. 

“Kami melihat beberapa target di sekitar Rumah Sakit Al-Aqsa. Ada serangan udara besar-besaran di salah satu rumah yang sangat dekat dengan rumah sakit tempat kami berada sekarang, dan kami terjebak. Tidak bisa pergi sekarang karena itu sangat berbahaya,” lapor koresponden Aljazirah.

Ambulans tidak berhenti mengantarkan korban luka. Korban juta tiba dengan kereta keledai, kendaraan pribadi, dan digendong warga lainnya. Saksi mata mengatakan mereka terbangun oleh tembakan artileri yang hebat yang mana peluru menghantam rumah-rumah.

 

Selama sepekan belakangan, Israel telah melancarkan serangan yang makiin brutal ke Jalur Gaza. Antara Senin dan Jumat sore pekan lalu, 252 warga Palestina dilaporkan syahid dalam serangan Israel di Jalur Gaza dan 753 lainnya terluka, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dalam laporan situasi terbaru di wilayah Palestina.

Serangan udara Israel yang intens menargetkan kamp pengungsi Nuseirat, Bureij dan Maghazi di Jalur Gaza tengah. Gudang Program Pangan Dunia di Deir el-Balah rusak pada Kamis ketika sebuah rudal Israel menghantam pabrik tepung yang bersebelahan, memaksa badan pangan PBB untuk sementara waktu menghentikan operasi di lokasi tersebut.

Pada hari yang sama, Dana Anak-anak PBB (UNICEF) melaporkan bahwa sembilan dari 10 anak di Gaza mengalami kekurangan pangan yang parah, dan bertahan hidup hanya dengan dua kelompok makanan atau lebih sedikit setiap harinya.

Operasi militer di Gaza “telah secara signifikan mengganggu stabilitas aliran bantuan kemanusiaan, memaksa PBB dan mitranya untuk mengatur ulang seluruh operasi”, lapor OCHA.

Otoritas kesehatan setempat mengkonfirmasi bahwa jumlah syuhada warga Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 36.801 orang, dengan 83.680 orang menderita luka-luka. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

 

Sementara itu, tim ambulans dan penyelamat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau tersebar di jalan-jalan di Gaza. Hal ini karena pasukan penjajahan Israel terus menghalangi pergerakan tim ambulans dan pertahanan sipil.

 
Berita Terpopuler