Jawaban Mengapa Tidur Disebutkan Alquran dan Persamaannya dengan Kematian

Tidur adalah kebutuhan asasi yang diperlukan manusia

www.freepik.com
Ilustrasi tidur. Tidur adalah kebutuhan asasi yang diperlukan manusia
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Tidur adalah tanda kebesaran sekaligus nikmat yang Allah SWT karuniakan pada manusia. 

Baca Juga

وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

“Dan di antara ayat-ayat-Nya adalah tidur kamu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (QS Ar-Ruum [30]: 23).

Tidur hakikatnya adalah kematian yang tertunda. Begitulah Alquran memberitakan. Dalam QS Az-Zumar [39] ayat 42 Allah SWT berfirman: 

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِككُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan memegang jiwa (orang yang belum mati) di waktu tidurnya. Maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan kembali jiwa orang (yang tidur, menjadi hidup kembali ketika bangun) sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mau berpikir."

Apa makna ayat ini? Allah SWT menempatkan nafs atau nyawa dalam wadah yang tidak kekal. Wadah tersebut bernama badan (jasmani). 

Bila wadah tersebut rusak, hingga menimbulkan kematian, maka Allah SWT akan memisahkan nafs tersebut dengan pemisahan yang sempurna. 

Dalam tidur pun terjadi pemisahan, tetapi pemisahannya tidak sempurna. Karena itu, nafs (nyawa) bagi yang tidur akan kembali pada wadah yang menampungnya sehingga ia dapat bangun kembali sampai tiba masa pemisahan yang sempurna saat kematiannya. Demikian komentar Dr Quraish Shihab tentang ayat tersebut.

 

 

Rasulullah SAW pun dalam beberapa hadisnya mempersamakan tidur dengan kematian. Ketika hendak tidur misalnya, beliau selalu berdoa: 

بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ

"Ya Allah dengan nama-Mu aku hidup dan mati" (HR Bukhari). Saat terjaga beliau pun membaca doa yang hampir serupa: 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami dibangkitan" (HR Bukhari dan Muslim).

Ada banyak hikmah dari tidur. Dengan tidur kesehatan tubuh manusia terjaga. Dengan tidur pikiran manusia yang kusut bisa jernih kembali. Dengan tidur pula manusia bisa bermimpi. Dan mimpi adalah salah satu kebesaran Allah sekaligus tanda-tanda kenabian. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُوْلُ: «لَمْ يَبْقَ مِنَ النُّبُوَّةِ إِلاَّ المُبَشِّرَاتِ» قَالُوْا: وَمَا المُبَشِّرَاتُ؟ قَالَ: «الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ». رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak tersisa dari kenabian kecuali kabar-kabar gembira.’ Para sahabat bertanya, ‘Apa kabar gembira tersebut?’ Beliau menjawab, ‘Mimpi yang baik.’” (HR. Bukhari)

Karena itu, tidak mungkin ada manusia yang tidak pernah tidur. Semua pasti membutuhkan tidur, walau intensitasnya berbeda-beda. Bayi misalnya, saat baru dilahirkan membutuhkan tidur sekitar 14 sampai 16 jam, sebab tubuhnya sedang berkembang cepat sehingga mudah lelah. Setelah berusia enam bulan dia akan tidur selama 12 sampai 13 jam sehari. 

Orang dewasa biasanya tidur antara 7 sampai 8 jam sehari, atau kurang dari jumlah itu. Demikianlah, tidur adalah kebutuhan primer manusia. Sama halnya dengan kebutuhan manusia terhadap udara, air, makanan, atau pakaian.   

 

Seperti Ini Rasulullah Tidur - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler