Eksklusif: Wawancara dengan Cucu Striker Hindia Belanda di Piala Dunia 1938

Cucu Herman Zomers berharap Timnas Indonesia bisa kembali berlaga di Piala Dunia.

Diolah dari foto FIFA
Herman Zomers (kedua dari kanan) berpose bersama tim Hindia Belanda sebelum berlaga di Piala Dunia 1938 di Prancis.
Rep: Stevy Maradona, Lintar Satria Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, – Federasi Sepak Bola Dunia menetapkan bahwa Indonesia saat masih berupa Hindia Belanda adalah tim Asia pertama yang berlaga di helatan Piala Dunia. Sebentar lagi, Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan menjalani pertandingan kualifikasi sebagai ikhtiar untuk ikut serta dalam Piala Dunia 2026. 

Baca Juga

Wartawan Republika, Stevy Maradona berhasil melacak keturunan striker Tim Nasional Hindia Belanda, Herman Zomers, yang ikut berlaga di Piala Dunia 1938. “Kalau mereka (Timnas Indonesia) berhasil, saya senang!” kata Renzo Bartman, cucu Herman Zomers tersebut dalam sambungan telepon, Kamis (23/5/2024). Renzo kini tinggal di Breda, Belanda. Kedua orang tuanya lahir di Indonesia. Ia fasih berbahasa Indonesia dan tetap suka makan masakan Indonesia. Sayang memang ia tidak bermain sepakbola, tapi rupa-rupanya ia gemar bermain burung dara! Wawancara dilakukan pagi hari waktu Breda, sesaat ia usai merawat puluhan burung daranya. Berikut petikannya:

Renzo, kami dengar Anda merupakan cucu dari striker Tim Nasional Hindia Belanda yang bermain di Piala Dunia 1938. Bisa ceritakan kisahnya?

Ya. Saya cucu dari Herman Zomers. Herman Zomers itu ayah dari mama saya. Mama saya bernama Heidi Zomers-Bartman. Waktu saya sekitar umur 10 tahun, kami sedang nonton pertandingan bola, tiba-tiba Mama bilang,

“Kamu tahu kalau opa kamu pernah main di Piala Dunia 1938?”

Ngga, saya baru tahu!”

Baru setelah itu, Oma saya juga cerita bahwa suami dia bermain di Klub Hercules Batavia dan pernah bertanding di Piala Dunia 1938. Om saya juga sempat ceritakan. Lalu dia kasih saya foto-foto dan artikel. Saya juga cari tahu di internet.

Apakah Anda pernah bertemu dengan Opa Anda, Herman Zomers?

Tidak. Opa saya meninggal dunia jauh sebelum saya lahir.

Apakah Anda tahu pekerjaan Opa Anda saat itu di Jakarta?

Kalau tidak salah ia bekerja sebagai pegawai administrasi, tapi saya tidak tahu apakah untuk pemerintah atau swasta.

Keluarga Zomers rupa-rupanya bermukim lama di Jakarta. Renzo mengingat mamanya tinggal di kawasan Palmeriam, Matraman,Jakarta Timur. Dari catatan arsip Belanda, Herman Zomers lahir di Batavia pada 19 November 1912. Tidak diketahui apakah ia memiliki keluarga lain, dan apakah orang tuanya berasal dari Belanda atau merupakan Indo juga. Herman menikah dengan Marie Berendsen dan memiliki putri Heidi Zomers yang lahir pada 1948. Salah satu foto cantik Marie sempat nongol di majalah khusus Indo Belanda, Moeson edisi 1 November 1998, di mana Marie difoto di salah satu sekolah di kawasan Kwitang, Paul Kruggerschool, pada 1937. Heidi besar di kawasan Palmeriam, yang saat itu memang termasuk salah satu wilayah Indo di Jakarta, berseberangan dengan Berland, Kompleks TNI AD. Saat berusia 10 tahun, Heidi diboyong ke Breda, Belanda, menyusul keputusan politik Presiden Soekarno terkait orang Belanda dan keturunan yang bisa kembali ke negara asalnya.

Dalam satu blog disebutkan memang ada pemain bernama Zomers sr dan Zomers jr di klub Hercules Batavia. Anda tahu seberapa jagonya kakek Anda saat itu bermain bola? Apakah sejak kecil sudah main bola?

Sayangnya saya tidak tahu. Mama tidak pernah cerita soal Opa waktu kecil atau saat main di klub.

Bagaimana perasaan Anda tentang Herman Zomers berlaga di Piala Dunia 1938?

Tentu saya sangat bangga membaca opa pernah bermain di Piala Dunia 1938. Walaupun itu di 1938, whatever! Yang penting itu piala dunia dan dia main. Walaupun juga mereka tidak pernah menang, atau opa tidak cetak gol. Whatever! Itu tetap Piala Dunia!

Piala Dunia 1938 adalah piala dunia ketiga yang digelar. Perhelatan diadakan di Prancis dari 4 Juni sampai 19 Juni, diikuti 15 tim. Ini keikutsertaan pertama kali Timnas Hindia Belanda. Sebelum berlaga di Prancis, tim tersebut sempat diboyong untuk ujicoba dengan sejumlah klub Belanda. Tim berisikan pemain gado-gado dari lokal maupun indo. Mereka sempat menjalani serangkaian penyaringan pemain dari beberapa klub di Jawa. Lalu dikumpulkan untuk kemudian berangkat ke Eropa naik kapal laut.

Apakah Anda pernah berkomunikasi dengan keluarga para pemain Timnas Hindia Belanda Piala Dunia 1938?

Tidak pernah. Saya tidak pernah tahu juga di sini ada keluarga siapa saja yang pernah ikut tim itu. Kalau saja ada, saya sangat senang ketemu mereka.

Anda tahu Timnas Indonesia saat ini memiliki peluang untuk tampil di Piala Dunia 2026, perasaan Anda?

Kalau mereka berhasil (main di piala dunia) saya sangat senang. Saya harap mereka berhasil di semua pertandingan. Saya dengar sekarang skuad mereka lebih kuat. Dan ada pula pemain-pemain indo yang ikut Timnas.

Laga Timnas Hindia Belanda di Prancis 1938 langsung terhenti menyusul kekalahan telak dari Hungaria. Di laga tersebut, diberitakan, timnas memang kalah segalanya. Dari segi teknik individu, strategi permainan, fisik para pemain, hingga soal bola yang menurut mereka amat berbeda dengan yang biasa mereka mainkan. Di babak pertama tim dicukur 4-0 kemudian di babak kedua ditambah lagi dua gol. Total gawang dibobol 6-0. Keluar dari putaran grup, timnas Hindia Belanda tidak langsung pulang, tapi mereka mengadakan pertandingan lagi dengan timnas Belanda. Di pertandingan ini, timnas Hindia Belanda juga kalah telak 9-2.

Saat ini PSSI dan Timnas memberi ruang bagi pemain berdarah Indonesia dari Belanda untuk jadi WNI dan bermain di Timnas. Menurut Anda?

Itu bagus sekali! Kalau para pemain ini tidak bisa bermain untuk timnas Belanda dan mereka memilih Indonesia, saya senang. Lebih bagus bermain di timnas daripada tidak main di timnas sama sekali. Saya memang dengar banyak pemain Belanda mau main untuk timnas Indonesia. I’ve crossed my fingers for them bisa masuk piala dunia. Saya ingat sejak Irfan Bachdim, mau main di Timnas Indonesia, itu jadi pintu untuk pemain indo lainnya mau ke timnas.

Sejarah Indonesia di Piala Dunia... baca halaman selanjutnya

 

Indonesia pernah lolos ke Piala Dunia. Tapi, catatan sejarah itu terjadi 80 yahun lalu, saat negara kita belum merdeka dan masih dijajah oleh Belanda. Hindia-Belanda, nama Indonesia kala itu, menjadi satu-satunya wakil Asia pada Piala Dunia 1938.

Pada 1938 mulai terjadi beberapa perang di beberapa negara yang menjadi cikal bakal Perang Dunia II. Baik di Eropa maupun Asia ada berbagai peristiwa yang membuat sejumlah negara tidak bisa ikut dalam Piala Dunia 1938.

Dilansir dari Sejarah Piala Dunia yang dipublikasi oleh FIFA tahun 2007, saat itu beberapa negara di Eropa mengalami pergolakan. Austria yang sebelumnya menjadi salah satu tim terkuat di dunia hilang karena dijajah oleh Jerman.

Sementara di Asia, hampir tidak ada negara yang memiliki tim sepak bola selain Indonesia yang masih bernama Hindia Belanda dan Jepang. Maka di Asia hanya memiliki dua perwakilan tapi karena saat yang bersamaan Jepang sedang berperang dengan Cina, mereka mengundurkan diri.

Hindia Belanda yang akhirnya menjadi satu-satunya wakil dari Asia saat itu. Hindia Belanda juga tercatat menjadi tim Asia pertama yang berlaga di Piala Dunia. Berbeda dari beberapa negara Asia lainnya pada tahun 1919 Hindia-Belanda sudah memiliki organisasi yang menaungi klub-klub sepak bola yang bernama NIVB. (Nederlandsch-Indische Voetbal Bond).

 
Tim Hindia Belanda kebobolan dalam salah satu laga tur Eropa di Amsterdam pada 1938. - (KITLV)

NIVB mengganti nama mereka menjadi NIVU (Nederlandsch-Indische Voetbal Unie) pada tahun 1935. Tapi pada 1930, Soeratin Sosrosoegondo, seorang insinyur lulusan Jerman yang lama di Eropa, mendirikan organisasi sepak bola untuk pribumi yang bernama PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia).

NIVU dan PSSI pun membuat kesepakatan untuk memutuskan siapa yang akan mewakili Hindia-Belanda di Piala Dunia 1938. RSSSF (Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation) mencatat berkat adanya penandatanganan Gentlement Agreement yang dilakukan pada 15 Januari 1937 tersebut, PSSI dan NIVU pun menjadi organisasi sepak bola utama di Hindia Belanda.

Dalam buku  Politik dan Sepak Bola di Jawa 1920-1942 karya Srie Agustina Palupi menjelang Piala Dunia, NIVU melanggar kesepakatan yang mereka buat bersama PSSI. Secara sepihak NIVU memberangkatkan tim yang mereka bentuk sendiri dan tidak mengikutsertakan pemain-pemain pribumi.

Ini membuat PSSI geram sehingga membatalkan perjanjian dengan NIVU. Tim asuhan Johannes Christoffel Jan Mastenbroek pun berangkat ke Perancis tanpa pemain PSSI. Jan Mastenbroek ternyata mengikutsertakan beberapa pemain pribumi. Ia bahkan memilih Achmad Nawir, seorang dokter yang juga pemain sepak bola di HBS Soerabaja sebagai kapten.

Anwar Sutan, Hans Taihitu, Suvarte Soedarmadji, dan Hong Djien Tan menjadi pemain-pemain pribumi yang juga diikutsertakan oleh Jan Mastenbroek. Piala Dunia 1938 hanya diikuti 18 peserta dan menggunakan sistem gugur. Hindia Belanda harus berhadapan dengan tim tangguh Hungaria.

Kapten Tim Hindia Belanda Suvarte Soedarmadji memasuki lapangan sebelum pertandingan dengan Hungaria pada Piala Dunia 1938. - (AFC)

Laga digelar di Stadion Velodrome, Municipale, Reims, pada 5 Juni 1938 pukul 17.00 waktu setempat. Dikutip dari BBC, pertandingan ini dipimpin wasit asal Prancis, Roger Conrie, serta dua orang hakim garis Carl Weingartner (Jerman) dan Charles Adolphe Delasalle (Prancis).

Disaksikan sekitar 9.000 orang penonton (menurut catatan resmi FIFA), tim Hungaria menggunakan kostum serba putih, sementara lawannya menggunakan kaos oranye, celana pendek putih dan kaus kaki biru muda. Sebelum laga, pemain Hindia Belanda menyanyikan lagu kebangsaan Belanda, yaitu "Het Wilhelmus".

Hindia Belanda kalah telak dengan skor 0-6. Penyerang Hungaria Vilmos Kohut dan Gza Toldi masing-masing mencetak satu gol. Sementara Gyrgy Srosi dan Gyula Zsengellr mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut. Hungaria akhirnya melaju ke final sebelum dikalahkan Italia.

Namun menurut laporan wartawan olahraga Belanda, CJ Goorhoff, di geschiedenis24.nl, Indonesia tertekan pada babak pertama, namun mampu meladeni Hungaria dengan permainan terbuka pada paruh kedua. Menurut laporan Goorhoof, Sarosi juga mengakui bahwa sebagian pemain Hindia Belanda tampil menyulitkan mereka.

"Mereka menarik perhatian dan simpati penonton, karena pemain Hindia Belanda begitu sopan, seperti memberi hormat kepada penonton," ungkapnya.

 

 

 
Berita Terpopuler