Abu Ubaidah: 100 Kendaraan IDF Hancur dalam 10 Hari

Israel mengakui pertempuran di Jabaliya mematikan.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Tentara Israel dengan kendaraan militer berkumpul di posisi yang dirahasiakan di dekat pagar perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Juru bicara Brigade Izzuddin al-Qassam Abu Ubaidah, kembali muncul memberikan keterangan resmi di tengah berkecamuknya perang antara pejuang perlawanan dan pasukan penjajahan Israel (IDF) di Jalur Gaza. Ia menyatakan bahwa dalam waktu 10 hari belakangan pejuang al-Qassam berhasil menargetkan 100 kendaraan militer penjajah.

Baca Juga

Menurutnya, para pejuang di Jalur Gaza sejauh ini telah menghancurkan tank, pengangkut personel, dan buldoser, di semua lini pertempuran. “Inilah musuh di semua wilayah serangannya, menghitung jumlah korban tewas dan luka-luka,” kata Abu Ubaidah dilansir Palestine Chronicle pada Sabtu (18/5/2024).

Abu Ubaidah menambahkan bahwa musuh Israel, 32 pekan setelah tanggal 7 Oktober lalu, kembali memasuki neraka di Gaza dan menghadapi perlawanan yang lebih sengit. Ia melanjutkan bahwa pendudukan masih melakukan bentuk-bentuk genosida yang paling ganas terhadap rakyat Palestina di hadapan dunia. 

Abu Ubaidah menekankan bahwa pendudukan memutuskan 10 hari yang lalu untuk memulai agresi darat baru ke Rafah dan lingkungan Al-Zaytoun di selatan Jabariyah. “Menganggap bahwa kami telah menjadi sasaran empuk dan tidak akan menemui perlawanan yang berarti. Namun, mereka dihadapkan pada perlawanan yang serupa atau lebih sengit daripada yang mereka temukan pada hari pertama agresi darat.”

Ia menekankan kemampuan perlawanan untuk bertahan, tidak peduli berapa lama agresi berlangsung dan apapun bentuknya. “Meskipun kami sangat condong pada gencatan senjata, kami siap menghadapi pertempuran panjang yang menguras tenaga musuh. Menyeret mereka ke dalam rawa di mana mereka tidak mencapai apa-apa dengan tetap tinggal atau memasuki wilayah Gaza selain terbunuhnya tentara dan para perwiranya.”

Juru bicara Al-Qassam menjanjikan bahwa perlawanan akan terus berlanjut meski dengan alat dan kemampuan sederhana yang mereka miliki. Ia kemudian memberikan penghormatan pada para faksi kelompok pejuang lainnya di Gaza, Tepi Barat maupun di Lebanon dan Yaman. Ia juga memuji ketabahan warga Gaza menghadapi genosida brutal yang dijalankan Israel.

Times if Israel melansir, seorang tentara Israel kembali tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara pada Jumat. Prajurit yang terbunuh adalah Sersan. Ben Avishay, 20, dari kompi sinyal Brigade Pasukan Terjun Payung, dari Nahariya. Secara resmi, sejak serangan darat ke Rafah, belasan kematian pasukan IDF diumumkan secara resmi. Namun Abu Ubaidah menyatakan bahwa jumlah yang mereka habisi di Jalur Gaza jauh lebih banyak.

Merujuk Aljazirah, setidaknya ada indikasi ini dalam laporan media Israel terkini. Jumlah pasukan IDF tewas yang dilansir kini disebut mencapai 300 orang sejak serangan darat ke Gaza, melonjak dari 271 yang dilaporkan sebelumnya.

Para perwira IDF juga menggambarkan pertempuran di Jabaliya, Gaza utara, sebagai salah satu pertempuran paling intens di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza. 

Banyak pertempuran, baik di permukaan maupun melawan pejuang yang menggunakan terowongan. Kamp Jabaliya juga memiliki banyak gang sempit sehingga menyulitkan tank untuk beroperasi di sana. Para pejuang sebagian besar meluncurkan RPG ke arah tank, tetapi juga menyiapkan alat peledak.

Tak hanya karena diserang pejuang Palestina, IDF mengeklaim sejumlah tentara mereka tewas dalam insiden internal. Yang terkini, pasukan cadangan militer tewas dalam “kecelakaan operasional” di perbatasan dengan Jalur Gaza, kata Pasukan Pertahanan Israel pada Kamis. Pengumuman ini hanya berselang sehari setelah lima tentara tewas karena kasus kesalahan identitas. Sersan. Mayor (res.) Ran Yavetz (39), tewas dalam ledakan yang disebabkan oleh amunisi Israel di zona militer dekat situs peringatan Black Arrow, ratusan meter di dalam wilayah Israel

Merujuk Times of Israel, empat tentara lainnya mengalami luka ringan dalam kecelakaan itu, dan sedang diselidiki lebih lanjut, kata pihak militer. Pada Kamis pagi, IDF mengumumkan bahwa lima tentara Israel tewas dan tujuh lainnya terluka, termasuk tiga luka serius, akibat tembakan tank Israel sendiri di Jabaliya. Menurut keterangan resmi IDF, tentara yang mengoperasikan dua tank Israel panik setelah disergap pejuang Palestina dan melepaskan rudal ke sebuah bangunan yang ternyata adalah markas komando IDF.

Setidaknya 50 korban jiwa disebabkan oleh tembakan rekan sendiri dan kecelakaan lainnya, menurut data IDF. Pihak militer menilai ada banyak sekali alasan yang menyebabkan kecelakaan mematikan tersebut, termasuk masalah komunikasi antar pasukan, dan kelelahan tentara serta tidak memperhatikan peraturan.

Sementara, kelompok pejuang Lebanon, Hizbullah telah menyerang sebuah pos militer di Israel utara menggunakan senjata baru, yaitu pesawat tak berawak yang menembakkan dua rudal. Serangan itu melukai tiga tentara, salah satunya serius, menurut militer Israel. 

Hizbullah merupakan organisasi politik dan paramiliter dari kelompok Pejuang Islam yang didirikan pada tahun 1982 dan terletak di Lebanon Sejak didirikan, organisasi ini telah berkembang menjadi organisasi yang bercampur ke dalam strukur sosial Lebanon melalui pelayanan sosial dan partisipasi aktif dalam politik sambil tetap melancarkan serangan perjuangan internasional dan operasi-operasi militer regional.

Tiga Front Perlawanan Palestina - (Republika)

Hizbullah menembakkan rudal melintasi perbatasan secara teratur terhadap Israel selama tujuh bulan terakhir, namun serangan pada hari Kamis lalu, tampaknya merupakan serangan udara rudal pertama yang berhasil diluncurkan ke dalam wilayah udara Israel.

Kelompok tersebut telah meningkatkan serangannya terhadap Israel dalam beberapa minggu terakhir, terutama sejak serangan Israel ke kota selatan Rafah di Jalur Gaza. Mereka telah menyerang lebih dalam di wilayah Israel dan memperkenalkan persenjataan baru yang lebih canggih.

 
Berita Terpopuler