Korban Syahid di Gaza Sudah 35.272 Orang, Tapi Israel tak Juga Hentikan Serangan

Dalam satu pekan, jumlah korban Syahid akibat serangan Israel bertambah 200 orang.

AP Photo/Ismael Abu Dayyah
Warga Palestina berduka atas kematian kerabat mereka dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, di sebuah rumah sakit di Rafah.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan di wilayah kantong Gaza mengatakan setidaknya 35.272 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu. Namun, pasukan militer Israel masih terus melancarkan aksinya dengan menargetkan warga sipil yang tersisa.

Baca Juga

“Setidaknya 39 orang tewas dan 64 lainnya terluka dalam empat pembantaian Israel terhadap keluarga-keluarga di Gaza dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilaporkan Anadolu, Kamis (16/5/2024).

Sebelumnya pada Ahad (12/5/2024), jumlah korban tewas di Jalur Gaza mencapai 35.034 warga dan melonjak hampir 250 orang hanya dalam waktu satu pekan. Kementerian Kesehatan juga mencatat lebih dari 79.205 orang lainnya terluka dalam serangan gencar tersebut.

“Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” ucap kementerian.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen populasi daerah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan “genosida” di Mahkamah Internasional yang telah memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Sementara itu, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) melalui unggahan di platform X mengungkapkan lebih dari 150 ribu ibu hamil menghadapi kondisi sanitasi yang buruk dan bahaya kesehatan di tengah agresi Israel di Jalur Gaza dan pengungsian paksa.

 
Berita Terpopuler