Ridwan Kamil Cenderung Pilih Ikut Pilgub Jakarta atau Jabar? Ini Kata DPP Golkar

DPP Golkar memberikan penugasan kepada RK untuk Pilkada Jabar dan DKI Jakarta.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa Ridwan Kamil atau RK lebih condong untuk maju di Pilkada Jawa Barat, Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Rep: Nawir Arsyad Akbar, Eva Rianti Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa Ridwan Kamil atau RK mendapatkan penugasan untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Namun, Ace mengaku sudah bicara dengan RK dan mengatakan bahwa ia lebih cenderung untuk maju sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat.

Baca Juga

"Pak Ridwan Kamil sendiri menyatakan kepada saya, beliau mengatakan bahwa beliau lebih condong ke Jabar. Sejauh ini," ujar Ace di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Kendati demikian, ia menyampaikan bahwa RK menyerahkan keputusan kepada DPP Partai Golkar. RK mengikuti keputusan partai jika ia memang ditugaskan untuk maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

"Karena kebijakan tentang penetapan siapa yang nanti akan dicalonkan di DKI Jakarta tergantung dari sejauh mana partai yang lain juga menetapkan calon gubernurnya. Jadi kita lihat saja dinamikanya," ujar Ace.

Partai Golkar sendiri pasti akan menjalin komunikasi dengan partai politik lain untuk Pilkada Jawa Barat dan DKI Jakarta. Partai berlambang pohon beringin itu juga mempertimbangkan elektabilitas tiga kadernya yang ditugaskan maju di Jakarta.

"Tentu DKI dinilai sangat strategis, bukan saja bagi Golkar, tapi bagi pihak-pihak yang lain yang memang berkepentingan terhadap pembangunan di Jakarta. Karena kita tahu walaupun ibu kota akan pindah ke IKN, tapi Jakarta sebagai wilayah yang memiliki nilai strategis," ujar Ace.

"Bagi kami tentu akan serahkan semua kepada DPP Golkar dan Ketum," sambung Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu.

Jadwal Pilkada Serentak 2024 - (Infografis Republika)

Sebelumnya Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota DPRD PAN Seluruh Indonesia dan Rakornas Pemenangan Pilkada Tahun 2024 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024) malam. Dalam kegiatan itu, PAN juga akan menyiapkan strategi untuk memenangkan pilkada serentak 2024.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, partainya akan menjalin koalisi dengan Partai Gerindra dalam pelaksanaan pilkada di beberapa daerah. Daerah yang dimaksud antara lain adalah Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Sumatra Barat (Sumbar), Jambi, dan Bengkulu.  

"Pilkada terus kita akan beriringan dengan Gerindra," kata dia, Kamis malam.

Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, juga menyebutkan nama-nama yang berpotensi diusung partainya dalam pilkada 2024. Seperti contoh, PAN telah menyiapkan nama Desy Ratnasari dan Bima Arya untuk maju dalam pilkada Jabar 2024.

"Jabar itu ada Teh Desy, ada Bima Arya. Kalsel, terus Jateng, Jatim, Lampung, Sumsel. Kami pokoknya terus beriringan dengan Gerindra," kata dia. 

Ketika ditanya kemungkinan memasangkan kadernya dengan Ridwan Kamil dalam Pilkada Jabar, Zulhas justru memberi jawaban tak terduga. Menurut dia, mantan gubernur Jabar itu akan maju dalam pilkada Jakarta. 

"RK (Ridwan Kamil)? RK insyaallah di Jakarta," ujar Zulhas. 

Namun, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengkritisi soal kabar Ridwan Kamil dijagokan oleh PAN untuk nyagub di Pilgub Jakarta 2024. Pangi menilai RK akan kalah dari Anies Baswedan jika Anies kembali nyagub di tahun ini. 

“Sebenarnya kalau RK bertarung di Jakarta tentu peluangnya tetap ada. Kalau enggak ada Anies ya, RK tetap punya peluang lebih besar dibanding yang lain,” kata Pangi saat dihubungi Republika, Jumat (10/5/2024).

Menurut Pangi, Anies memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan RK. Sehingga, jika memang Anies turut bertarung kembali di Pilgub, RK yang merupakan mantan Gubernur Jawa Barat itu disarankan untuk bertarung di Jawa Barat saja yang sudah menjadi basisnya.

“Kalau misalnya RK akan menjadi lawan yang sepadan atau lawan tanding yang sebanding ya sejauh ini saya cermati memang kans Anies masih besar, elektabilitasnya masih di atas 60 persen,” tuturnya.

Terlebih, lanjut Pangi, Anies merupakan mantan capres di Pilpres 2024 yang memperoleh suara secara nasional sebanyak 40 juta. Angka itu terbilang sangat besar dan diyakini akan paripurna untuk kemudian bertarung di tingkat daerah.

“Kalau bicara popularitas, dia (Anies) mungkin sudah hampir paripurna. Jadi kalau menurut saya, kalau Anies maju, RK lebih baik mengalah saja. Bertarung di Jawa Barat saja karena melawan Anies itu akan berisiko bagi RK,” terangnya.

Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran Yusa Djuyandi juga mengatakan, bahwa mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan Pilkada Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat daripada Pilkada DKI Jakarta. 

"Kalau di Jabar, bisa dikatakan Ridwan Kamil sudah punya pengalaman, kenal medan dan masyarakat. Masyarakat di Jabar juga lebih kenal dan tahu kinerja Kang Emil. Jadi, peluang terpilih lebih besar," kata Yusa saat dihubungi Antara, beberapa waktu lalu.

Selain itu, Yusa menilai politisi Partai Golkar yang akrab disapa Kang Emil tersebut tidak memiliki banyak kompetitor bila bertarung di Pilkada Jabar. "Menurut saya, kompetitor Kang Emil di Jabar tidak sebanyak di Jakarta. Di Jabar, kompetitor berat adalah Kang Dedi Mulyadi," ujarnya.

Yusa berpendapat Dedi Mulyadi menjadi kompetitor berat bagi Kang Emil karena pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode. "Selain punya pengalaman sebagai Bupati Purwakarta dua periode, pernah sebagai Cawagub (calon wakil gubernur), Kang Dedi Mulyadi juga adalah anggota DPR RI dengan perolehan suara yang banyak. "Ini menunjukkan beliau punya basis konstituen yang kuat," jelasnya.

Infografis Isyarat Perjalanan Ridwan Kamil Bergabung Golkar - (Republika.co.id)

 

 
Berita Terpopuler