Abu Vulkanik Gunung Ruang Masih Tebal, Ribuan Penumpang Bandara Samrat Terdampak

Bandara Sam Ratulangi ditutup hingga Kamis (2/5/2024).

PVMBG via AP Photo
Kepulan abu vulkanik Gunung Ruang terlihat saat letusan dari pulau Tagulandang, Indonesia, Rabu (1/5/2024). Gunung Ruang meletus untuk kedua kalinya dalam dua minggu, memuntahkan abu vulkanik setinggi hampir 2 kilometer ke langit. Akibat erupsi ini, bandara ditutup dan penduduk disekitar Gunung Ruang dievakuasi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Sam Ratulangi (Samrat), Maya Damayanti, mengatakan, ada ribuan penumpang  yang terdampak erupsi Gunung Ruang, Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut). Mereka gagal terbang lantaran abu vulkanik masih tebal di udara.

"Ada 65 pesawat dan 7.039 penumpang tiba dan berangkat yang terdampak di bandara Sam Ratulangi," kata Maya, di Manado, Rabu (1/4/2024).

Maya mengatakan, sebagian besar penumpang sudah melakukan penjadwalan ulang (reschedule) atau pengembalian dana (refund) ke masing masing maskapai penerbangan. Dampak dari abu vulkanik yang sangat tebal dari kemarin (30/4/2024) mengakibatkan Bandara Sam Ratulangi memperpanjang Notam dengan nomor A1160/24/NOTAMR AII48/24 sampai dengan 24 jam ke depan (2/5/2024).

Langkah ini diambil mengingat Gunung Ruang masih pada Level 4 (Awas) dari Pusat Vulkanik Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Saat ini, gunung masih tertutup kabut.

Baca Juga

Pantauan dari citra satelit menunjukkan ada asap serta sebaran abu vulkanik dengan arah angin menuju ke barat. Hasil koordinasi antara PT Angkasa Pura I dan Otband wilayah VIII, Airnav Indonesia, BMKG dan maskapai penerbangan diambil kesimpulan bandara ditutup 24 jam.

Dari sisi udara, hasil paper test menunjukkan "negatif" dengan arah angin dominan bergerak ke arah barat menjauhi Manado. Hanya saja, kumpulan sebaran debu vulkanik dari kemarin sangat tebal dan masih sangat berbahaya bagi penerbangan. Di samping itu, bandara juga memerlukan waktu untuk pembersihan runway, taxiway, dan apron.

"Kami saat ini melakukan gerakan cepat untuk langsung membersihkan sebaran debu yang tertinggal dengan menggunakan kendaraan dan peralatan baik dari tim kami ARRF serta dibantu juga Tim Damkar Pemkot Manado, Pemkab Minahasa Utara, Pemkot Bitung, Pemkot Tomohon, dan Pemprov Sulut dengan total kendaraan 14 Damkar," ujar Maya.

Dengan adanya penyemprotan fasilitas utama dan bantuan penyiraman pesawat di Bandara Sam Ratulangi ini, semua menjadi clear and clean. Pada akhirnya, pesawat pun bisa terbang dan mendarat dengan selamat.

 
Berita Terpopuler