Akibat Serangan Israel, Lebih dari 10.000 Warga Gaza Hilang Tertimbun Reruntuhan

Jumlah korban meninggal di Gaza totalnya diperkirakan lebih dari 44 ribu orang.

AP Photo/Abdel Kareem Hana
Bangunan di Deir al Balah, Jalur Gaza rusak parah akibat serangan udara Israel pada Selasa (30/4/2024). Lebih dari 10 ribu orang hilang tertimbun reruntuhan rumah sejak Oktober 2023.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Dinas Pertahanan Sipil Palestina pada Selasa  (30/4/2024) mengatakan, lebih dari 10 ribu orang hilang di bawah puing-puing bangunan di Jalur Gaza. Itu terjadi sejak Israel menyerang habis-habisan wilayah kantong Palestina itu pada 7 Oktober 2023.

"Kami memperkirakan lebih dari 10 riibu orang hilang tertimbun reruntuhan ratusan rumah yang hancur sejak dimulainya agresi (Israel)," kata dinas tersebut dalam sebuah pernyataan.

Disebutkan pula bahwa orang-orang yang hilang itu tidak termasuk dalam daftar korban gugur menurut Kementerian Kesehatan. Jika digabung, jumlah syuhada melebihi 44 ribu orang.

"Tim penyelamat mulai menemukan jasad-jasad yang sudah membusuk dari bawah reruntuhan gedung-gedung di Jalur Gaza," kata pernyataan itu.

Baca Juga

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa puing-puing yang berserakan dengan jumlah yang besar, persenjataan yang belum meledak yang ditinggalkan akibat perang Israel di Jalur Gaza mungkin membutuhkan waktu sekitar 14 tahun untuk disingkirkan.

"Perang tersebut telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah perkotaan dan padat penduduk," kata Perwira Tinggi di United Nations Mine Action Service (UNMAS), Pehr Lodhamar, di sebuah pertemuan di Jenewa.

Israel telah melancarkan serangan brutal ke Gaza sebagai balasan terhadap serangan kelompok Palestina Hamas ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Menurut Tel Aviv, serangan Hamas itu menewaskan hampir 1.200 orang.

Israel telah membunuh lebih dari 34.500 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 77.700 lainnya terluka dan hidup di tengah kehancuran massal dan kurangnya pasokan kebutuhan pokok.

Lebih dari enam bulan setelah perang Israel itu dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur. Sebanyak 85 persen penduduknya terpaksa mengungsi di tengah blokade Israel terhadap kiriman bahan makanan serta kelangkaan air bersih dan obat-obatan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Lewat putusan sela pada Januari, Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk menghentikan aksinya dan mengambil tindakan yang menjamin kelancaran bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.

 
Berita Terpopuler