Turis Australia Kena DBD di Bali, Kemenkes Ingatkan Wisatawan Tetap Waspada

Turis Australia yang berkunjung ke Bali selama 10 hari terdiagnosis DBD.

Republika/Putra M. Akbar
Pasien DBD (Ilustrasi). Seorang turis asal Australia kena DBD setelah 10 hari berlibur di Bali.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan peringatan dini kepada wisatawan lokal dan mancanegara terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini sedang melanda Bali. Berdasarkan data Kemenkes, jumlah kasus DBD pada pekan ke-15 tahun 2024 telah mencapai 62.001 kasus.

"Warning juga kami lakukan di media lokal agar masyarakat waspada terhadap demam berdarah dengue. Memang biasanya pada awal tahun meningkat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dikonfirmasi di Jakarta, Senin (15/4/2024).

Pernyataan itu dikemukakan Imran merespons kasus DBD yang menuai sorotan media asing, Dailymail, pada pertengahan April 2024 mengenai seorang wisatawan asal Queensland, Australia, yang terdiagnosis DBD dalam 10 hari kunjungannya ke Bali. Menurut Imran, pihaknya sudah membuat surat edaran ke semua dinas kesehatan tentang kewaspadaan terhadap DBD.

"Feed back laporan selalu kami berikan tiap bulan," katanya.

Imran belum dapat mengonfirmasi berapa jumlah kasus DBD yang dialami wisatawan di Bali. Namun demikian, Kemenkes memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dan obat untuk pasien DBD di Bali.

"Kami pantau sebelum lebaran masih aman. Belum ada laporan yang masuk ke kami tentang kekurangan atau kedaruratan DBD di daerah," ujarnya.

Sebelumnya, dalam pemberitaan yang terbit 13 April 2024, Dailymail menyampaikan peringatan kepada wisatawan untuk berhati-hati saat bepergian ke Bali. Peringatan itu diberitakan setelah tercatat peningkatan drastis kasus DBD di Pulau Dewata.

"Seorang wanita Queensland yang kurang beruntung membagikan diagnosisnya saat terhubung dengan infus di kamar rumah sakit Ubud di pulau populer di Indonesia," demikian petikan narasi pemberitaan.

Baca Juga

Perempuan asal Queensland itu membagikan kisah perjalanannya selama 10 hari di Bali melalui akun Facebook. Ia menulis bahwa tidak melihat satupun nyamuk atau digigit oleh nyamuk, tetapi masih dinyatakan positif terkena DBD.

Ia bersyukur memperoleh perawatan di rumah sakit dengan biaya asuransi. Sejumlah tanggapan di akun tersebut menyebut banyak pelancong membanjiri media sosial dengan cerita mereka sendiri tentang pengalamannya kena DBD.

Mereka menggambarkan rasa sakit yang hebat, muntah-muntah yang tak terkendali, dan suhu di atas 39 derajat Celsius ketika terkena DBD. Sejumlah wisatawan lain di akun tersebut juga menyebut kasus yang dilaporkan di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, naik sekitar 65 persen dibandingkan tahun lalu.

 
Berita Terpopuler