Ketika Aktor Morgan Freeman Coba Kumandangkan Adzan di Masjid Kairo

Freeman tampak heran dengan pemilihan muadzinnya.

EPA-EFE/Friedemann Vogel
Aktor AS Morgan Freeman.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Aktor senior Hollywood Morgan Freeman pernah melakukan perjalanan ke Kairo, Mesir. Kisah perjalanan dikemas dalam sebuah program yang ditayangkan National Geographic yang kemudian diunggah di kanal Youtube.

"Saya memutuskan kembali ke Kairo untuk mencoba memahami siapa Tuhan bagi umat Islam. Islam meyakini pada Tuhan yang sama seperti orang Yahudi dan Kristen, tapi saya ingin tahu apakah ada perbedaan dalam cara mereka berpikir tentang Tuhan," kata Freeman dalam tayangan tersebut.

Perjalanan Morgan Freeman di Kairo didampingi oleh sejarawan Islam Ahmed Ragab, yang membawanya ke Masjid Al Hussein di Kairo.

Freeman kemudian memasuki masjid tersebut, dan berkata kepada Ragab, "Anda bisa masuk ke sini seperti Gereja Katolik yang selalu terbuka untuk sholat. Anda masuk ke sini, dan bisa beribadah antara diri Anda sendiri dan Allah." Dibalas oleh Ragab, "Ya, tepat sekali."

Freeman senang karena bisa berada di waktu yang tepat, yaitu ketika adzan berkumandang. "Saya berada di saat yang tepat untuk mendengar apa yang diyakini umat Islam sebagai salah satu suara terindah di dunia, adzan. Bagi umat Muslim, suara kumandang muadzin adalah manifestasi Tuhan," kata Freeman.

Baca Juga

Lalu, Ahmed Ragab menjelaskan...

Lalu, Ahmed Ragab menjelaskan, mengakhiri sholat adalah dengan mengucapkan "Assalamualaikum". "Ini seperti mengakhiri perjumpaan dengan siapa pun, karena pada hakikatnya shalat adalah pertemuan dengan Tuhan," kata Ragab kepada Freeman.

Morgan Freeman menimpali penjelasan Ragab dengan mengatakan, "Seperti 'Hei, see you later, nice talking to you."

Dalam narasinya, Freeman mengatakan, "Sholat ibarat percakapan dengan seseorang, namun bagaimana cara berbicara kepada orang yang tidak berwujud manusia? Untuk membantu saya memahami, Ahmed telah mengatur pertemuan dengan seorang imam di masjid ini, Imam Al Ameer Mahfooz."

Setelah itu, Morgan Freeman yang didampingi Ragab, bertemu Mahfooz untuk menanyakan beberapa hal. Kepada Mahfooz, Freeman bertanya, "Dalam agama Kristen, Tuhan dimanifestasikan, tetapi dalam Islam tidak ada hal seperti itu. Jadi, dengan siapa saya berbicara? Apakah saya membayangkan sesuatu?"

Menjawab pertanyaan tersebut, Imam Al Ameer Mahfooz mengatakan, "Anda tidak bisa membayangkan Allah. Allah berada di luar imajinasi kita. Apa pun yang Anda bayangkan dengan pikiran manusia, Allah akan berbeda darinya."

Lalu, Morgan Freeman bertanya lagi, "Salah satu suara yang paling menyentuh dan indah di dunia adalah adzan. Apa asal muasalnya?"

Dijelaskan bahwa salah satu sahabat...

Dijelaskan bahwa salah satu sahabat Muhammad bermimpi ketika sedang tidur, di mana dia mendengar adzan. Dan kemudian ketika dia bangun, dia menemui Muhammad dan memberitahunya tentang hal itu. Dan dia menjadikannya sebagai ritual yang menggunakannya untuk mengumandangkan adzan setiap hari, lima waktu setiap hari.

Freeman tampak heran terkait pemilihan muadzinnya. "Bagaimana pemilihan muazinnya? Apakah Anda mengadakan audisi?" tanya Freeman.

Imam Al Ameer Mahfooz memaparkan ada audisi di mana mereka akan mendengarkan orang-orang, kemudian orang yang memiliki suara terbaik akan diberikan posisi muadzin itu.

Lantas, Morgan Freeman tampak mencoba mengumandangkan adzan dengan melafalkan kalimat takbir. Mendengar suara Freeman, suasana dialog ini terlihat menjadi cair dengan tawa yang membuncah. "Anda harus berusaha untuk itu," kata Imam Al Ameer Mahfooz. "Oke, saya harus berusaha lagi," ujar Freeman.

Seusai pertemuan itu, Morgan Freeman menarasikan keindahan masjid dari apa yang dilihatnya. Dia mengatakan, masjid dirancang untuk dipenuhi suara dan gambar indah yang memanjakan setiap indera. Dari arsitektur yang rumit hingga ayat-ayat Alquran yang ditulis dengan kaligrafi terbaik.

"Banyak umat Islam melihat keindahan ini sebagai manifestasi Tuhan sendiri. Islam melihat Tuhan dalam segala hal yang indah. Karena Tuhan tidak mempunyai wujud fisik, maka Tuhan dapat dirasakan di mana saja dengan indera apa pun. Namun apa yang dirasakan ini memiliki aspek ketuhanan, dan Tuhan selalu lebih dari apa yang bisa kita bayangkan," kata Freeman.

 
Berita Terpopuler