Puasa 6 Hari Syawal, 4 Hikmah Ini Ungkap Mengapa Rasulullah SAW Menganjurkannya?

Puasa enam hari pada Syawal termasuk sunnah yang dianjurkan

republika/mgrol101
ilustrasi puasa syawal. Puasa enam hari pada Syawal termasuk sunnah yang dianjurkan
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Setelah Idul Fitri 1 Syawal, umat Muslim masih mempunyai satu amalan sunnah yang berpahala besar. 

Baca Juga

Pahala puasa sunnah ini sama dengan pahala berpuasa satu tahun tanpa henti. Nabi Muhammad SAW bersabda: 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعُهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti puasa satu tahun penuh. (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Latha'if al-Ma'arif, menjelaskan sejumlah hikmah puasa sunnah enam hari Syawal yaitu pertama, berpuasa enam hari pada bulan Syawal setelah Ramadhan akan menyempurnakan ganjaran berpuasa setahun penuh.

Kedua, puasa Syawal dan puasa Sya'ban seperti halnya shalat rawatib qabliyah (sebelum) dan bakdiyah (sesudah). Amal sunah seperti ini akan menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada dalam amal wajib. 

Setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam amal wajib. Amal sunnahlah yang nanti akan menyempurnakannya.

Ketiga, membiasakan berpuasa setelah puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya amal puasa Ramadhan. Sebab, jika Allah SWT menerima amal seorang hamba maka Dia akan memberikan taufik pada amal saleh selanjutnya.

Keempat, karena Allah SWt telah memberi taufik dan menolong kita untuk melaksanakan puasa Ramadhan serta berjanji mengampuni dosa kita yang telah lalu, hendaklah kita mensyukuri hal itu dengan melaksanakan puasa setelah Ramadhan. 

Sebagaimana dilakukan para ulama salaf dahulu, setelah malam harinya melaksanakan shalat malam, siang harinya mereka berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

Syawal, selain merupakan bulan mulia karena ada Hari Raya Idul Fitri (tanggal 1 Syawal), juga bulan puasa mini. Kita dianjurkan untuk berpuasa selama enam hari yang sejatinya merupakan lanjutan dari puasa besar sebelumnya. Hanya saja, hukumnya sunnah.

 

 

Ramadhan, bulan puasa yang ditunggu-tunggu kedatangannya. Ketika usai, banyak yang bersedih karena ditinggalkan. Nabi SAW bahkan pernah mengatakan, “Andai kata orang- orang tahu keutamaan yang terkandung di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka ingin agar satu tahun itu adalah bulan Ramadhan semua.” Puasa Syawal secara psikologis menjadi semacam obat dari kesedihan karena ditinggal pergi Ramadhan.  

Sementara itu, Syekh Khatib al-Syarbini, dalam kitabnya Mughni al-Muhtaj menjelaskan sebagai berikut ini: 

وَرَوَى النَّسَائِيُّ خَبَرَ «صِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بِشَهْرَيْنِ، فَذَلِكَ صِيَامُ السَّنَةِ» أَيْ كَصِيَامِهَا فَرْضًا، وَإِلَّا  فَلَا يَخْتَصُّ ذَلِكَ بِرَمَضَانَ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ؛ لِأَنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا.

Artinya: Imam al-Nasa’i meriwayatkan hadits: pahala puasa bulan Ramadhan sebanding dengan berpuasa sepuluh bulan, pahala berpuasa enam hari Syawal sebanding dengan berpuasa dua bulan, maka yang demikian itu adalah puasa satu tahun. Maksudnya seperti berpuasa wajib selama setahun, sebab jika tidak demikian maka tidak terkhusus dengan Ramadhan dan enam hari Syawal, sebab satu kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipat.” 

 

Infografis Puasa Syawal Sekaligus Ganti Ramadhan, Bolehkah? - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler