Iran dan Israel di Ambang Saling Mengebom Fasilitas Nuklir

Iran kemungkinan tidak akan melancarkan serangan langsung ke Israel.

EPA-EFE/SUPREME LEADER OFFICE HA
Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menyusul serangan udara Israel terhadap kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah, ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah Iran bersumpah akan membalas serangan itu. Israel pun bersiap menyongsong serangan Iran.

Baca Juga

Pada Selasa (9/4/2024), mengutip pejabat keamanan negara Barat, Elaph News dilansir Times of Israel melaporkan, beberapa hari belakangan, militer Israel tengah menggelar latihan perang termasuk persiapan serangan ke fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Merespons laporan itu, seorang anggota parlemen Iran dikutip Iranian Observer mengatakan, bahwa Iran akan menyerang balik fasilitas nuklir Israel di Dimona dalam tempo 400 detik saja.

Namun, sumber intelijen Amerika Serikat kepada CNN, mengatakan, Iran kemungkinan tidak akan melancarkan serangan langsung ke Israel. Melainkan, Iran akan mendesak proxy mereka di kawasan untuk melancarkan serangan.

Israel saat ini tengah dalam kewaspadaan tinggi. Dalam rapat kabinet pada Selasa, Perdana Menteri Israel Banjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan merespons setiap serangan balasan dari Iran.

"Iran telah bersikap melawan kami selama bertahun-tahun secara langsung atau lewat proxy mereka. Sehingga Israel pun bereaksi melawan Iran baik secara bertahan ataupun menyerang," kata Netanyahu.

Karikatur Opini Republika : Boikot Kurma Israel - (Republika/Daan Yahya)

 

Pada Rabu (10/4/2024) dikutip Reuters, pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali menegaskan, bahwa "Israel harus dan akan dihukum" atas aksi serangan udara mereka ke kantor konsulat Iran di Suriah.

"Saat mereka menyerang kantor konsulat, itu seakan mereka menyerang tanah air kita," kata Khamenei dalam pidato Idulfitri, Rabu.

"Rezim iblis, telah membuat kesalahan dan harus dihukum dan akan dihukum," Khamenei menambahkan.

Merespons pidato Khamenei, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menegaskan, bahwa Israel akan merespons jika Iran jadi melancarkan serangan. "Jika Iran menyerang dari kawasan mereka, Israel akan merespons dan menyerang Iran," kata Katz lewat unggahannya di X, Rabu.

Senada dengan Katz, Menteri Pertahanan Yoav Gallant menegaskan, serangan apa pun ke Israel akan menghadapi pertahanan yang kuat sebelum merasakan serangan balik. "Dalam peperangan ini, kita diserang dari berbagai front, dari berbagai arah. Musuh manapun yang menyerang kita, akan bertemu dengan sistem pertahanan yang kuat," kata Gallant.

 

Setengah tahun genosida di Gaza - (Republika)

 

Sementara itu, sejak Ahad (7/4/2024), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, memulai tur regional, bertemu dengan pejabat senior Houthi Yaman Mohammad Abdul Salam di ibu kota Oman, Muscat. Dikutip Anadolu, Amir-Abdollahian mengatakan, serangan terhadap gedung konsulat Iran di Damaskus dilakukan dengan pesawat dan rudal buatan AS, dan bersumpah untuk “meminta pertanggungjawaban para penyerang kriminal”.

Sementara, pejabat senior militer Iran pada Ahad memperingatkan, bahwa tidak ada satupun misi diplomatik Israel yang aman lagi setelah serangan pekan lalu terhadap Konsulat Iran di Suriah. Mayor Jenderal Yahya Rahim Safavi, penasihat militer utama Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan tidak ada satu pun kedutaan Israel yang aman saat ini, itulah sebabnya Israel menutup 28 kedutaan pekan ini.

Mantan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) itu mengatakan serangan rudal pada 1 April atas gedung yang berfungsi sebagai sayap urusan konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, "melanggar hukum internasional" karena para pejabat atas militer Iran berada disana untuk memenuhi undangan dari Suriah.

Safavi mengatakan Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei telah bersumpah memberikan "tamparan penyesalan" terhadap Israel dan bahwa "front perlawanan" siap melakukan pembalasan.

"Kami harus menunggu dan melihat apa yang terjadi," kata pejabat militer senior itu.

 

 

 
Berita Terpopuler