Pendeta Shephard Supit Serukan Kemerdekaan Palestina di Acara Doa untuk Gaza

Agama apa pun tak menyetujui kekerasan di muka bumi.

Republika/Fuji Eka Permana
Ribuan masyarakat Indonesia berdoa menjelang buka puasa Ramadhan di acara Doa Untuk Gaza di depan pintu Monas di sebrang Patung Arjuna Wijaya atau yang biasa dikenal masyarakat sebagai
Rep: Fuji Eka Permana Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya umat Islam saja yang menghadiri acara Doa Untuk Gaza di depan pintu Monas seberrang Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Ahad (7/4/2024). Di tengah-tengah  ribuan Muslim yang hadir, datang pula seorang pendeta dan menyampaikan orasi menyerukan dukungannya kepada kemerdekaan Palestina.

Pendeta Shephard Supit dalam orasinya di depan ribuan Muslim mengatakan, ada tragedi kemanusiaan yang terjadi di Timur Tengah yakni di Gaza, Palestina. Tragedi kemanusiaan itu menjadi berita di seluruh dunia.

"Seperti saya katakan agama apa pun tidak akan menyetujui kekerasan di muka bumi ini," kata Pendeta Shephard Supit dalam orasinya di acara Doa Untuk Gaza di sebrang Patung Kuda Monas, Ahad (7/4/2024)

Dia mengatakan, Undang-Undang Dasar (UUD) Indonesia juga mendukung tercipta perdamaian. Sebab kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

"Itu sebabnya saya kira bahwa apa yang terjadi yakni kekerasan, kesemena-menaan, tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan, perlu kita serukan supaya dihentikan dari muka bumi ini," ujar dia.

Pada 1 Maret, kata dia melanjutkan, gereja-gereja sedunia mengadakan hari doa sedunia diikuti oleh 63 negara. Mereka yang menjadi pusat doa adalah gereja yang ada di Palestina.

"Artinya bahwa kondisi di sana (Gaza, Palestina) bukan hanya jadi perhatian salah satu golongan tetapi sudah menjadi perhatian seluruh umat manusia semua agama," tegas Pendeta Shephard Supit.

Pendeta Shephard Supit mengatakan, berdiri di sini karena ada kesedihan, ada kedukaan, ada ketidakadilan yang terjadi di belahan dunia lain yakni di Palestina. Semua berharap melalui apa yang dilakukan hari ini, PBB akan mendengar dan negara-negara lain dapat mendengar, supaya memberikan tekanan kepada Israel agar melakukan gencatan senjata.

"Kita mohon yang berwenang di Indonesia mendesak menghentikan kekerasan yang terjadi di Palestina," ucap dia.

Ribuan umat Islam menggelar doa bersama dekat Patung Kuda Arjuna Wijaya ...

Ribuan umat Islam menggelar doa bersama dekat Patung Kuda Arjuna Wijaya di Monas, Ahad (7/4/2024) pukul 16.15 WIB. Doa bersama digelar untuk memberikan dukungan kepada rakyat Palestina dan seruan untuk terus memboikot produk-produk Israel.

Semakin mendekati waktu berbuka puasa, umat Islam Indonesia terus berdatangan, jumlahnya semakin bertambah banyak. "Free free Palestine, free free Palestine, free free Palestine, Allahu Akbar, Allahu Akbar," ujar ribuan umat Islam yang datang lebih awal ke sebrang Patung Kuda Monas, Ahad.

Sejumlah ulama datang di acara tersebut, seperti Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis) KH Jeje Zaenudin, Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, Ustadz Erick Yusuf, Ustadz Bachtiar Nashir, Hidayat Nur Wahid dan tokoh-tokoh lainnya. Ustadz Ahmad Zuhdi yang menghadiri acara Doa Untuk Gaza mengatakan, Ramadhan adalah bulan perjuangan dan pengorbanan sebagaimana perang Badar terjadi di bulan suci Ramadhan. "Maka bagaimana kita mengambil spirit bulan tersebut untuk terus mendorong kejayaan, kemerdekaan, dan kedigdayaan Palestina," kata Ustadz Zuhdi kepada Republika.co.id.

Ustadz Zuhdi mengajak umat menutup hari 10 terakhir Ramadhan dengan semangat jihad mendukung Palestina dari cengkraman penjajah Zionis Israel. "Mudah-mudahan keberpihakan dan kehadiran masyarakat Indonesia hari ini dalam acara Doa Untuk Gaza menjadi sebab diterimanya amalan selama bulan Ramadhan," kata dia.

Peserta Doa Untuk Gaza juga meneriakkan untuk terus melangsungkan boikot produk pendukung Israel yang menjajah bangsa Palestina. "Boikot produk Zionis Israel, mereka menyusup ke seremonial acara-acara anti penjajahan," ujar orator di lokasi Doa Untuk Gaza.

Peserta Doa Untuk Gaza yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, cuaca saat ini panas dan dalam kondisi puasa Ramadhan. Namun panas ini tidak seberapa jika dibandingkan perjuangan anak-anak dan ibu-ibu di Gaza, Palestina.

"Boikot, boikot (produk yang mendukung Israel), mari boikot sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan yang dilakukan Israel yang kejam dan tidak segan membunuh anak-anak Gaza," ujarnya.

 
Berita Terpopuler