'Super Gonore' Berpotensi Jadi Epidemi Berikutnya yang Menyebar dari China

Sebagian besar kasus gonore di China kebal terhadap obat antibiotik.

www.freepik.com.
Penularan penyakit (Ilustrasi). Dalam beberapa tahun ke belakang, bakteri penyebab gonore sudah menunjukkan tren menjadi kebal terhadap sejumlah obat antibiotik.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pandemi Covid-19, China berpotensi menjadi pemicu lonjakan kasus penyakit menular baru di dunia, yaitu super gonorrhea atau gonore super. Prediksi ini didasarkan pada temuan bahwa sebagian besar sampel bakteri yang diambil dari pasien gonore di China kebal terhadap obat antibiotik.

Temuan ini didapatkan melalui sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti yang berafiliasi dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di China. Pada 2022, tim peneliti tersebut mengambil sekitar 2.800 sampel bakteri Neisseria gonorrhoeae (N gonorrhoeae) dari pasien-pasien gonore di 13 provinsi di China.

Berdasarkan laporan terbaru CDC, hasil studi tersebut menunjukkan lebih dari 97 persen sampel bakteri pasien gonore di China kebal terhadap obat antibiotik ciprofloxacin atau lebih dikenal dengan nama merek dagang Cipro. Selain itu, sekitar 78 persen sampel bakteri juga tampak kebal terhadap obat antibiotik lain yang dikenal sebagai penisilin.

Tim peneliti juga menemukan sekitar 17 persen sampel bakteri resisten terhadap obat azithromycin dan cefixime. Sedangkan delapan persen sampel bakteri tampak kebal terhadap obat yang saat ini menjadi standar pengobatan gonore, yaitu ceftriaxone.

Dalam beberapa tahun ke belakang, bakteri penyebab gonore sudah menunjukkan tren menjadi kebal terhadap sejumlah obat antibiotik. Oleh karena itu, saat ini hanya ada sedikit jenis obat antibiotik yang bisa direkomendasikan untuk pengobatan gonore.

Salah satu dari sedikit obat antibiotik yang direkomendasikan untuk pengobatan gonore adalah ceftriaxone. Namun, kini, persentase strain bakteri penyebab gonore yang kebal terhadap ceftriaxone di China telah meningkat dari 2,9 persen menjadi 8,1 persen.

Angka tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan sejumlah negara lain. Sebagai contoh, strain bakteri penyebab gonore yang resisten obat ceftriaxone di Amerika Serikat hanya berkisar di angka 0,2 persen pada 2016-2020.

Baca Juga

Sedangkan di Kanada, persentasenya stabil di angka 0,6 persen pada 2017-2021. Lalu, di Inggris, angkanya hanya berkisar 0,21 persen pada 2022.

Potensi Super Gonore
Temuan terbaru ini dinilai mengkhawatirkan karena peningkatan strain bakteri N gonorrhoeae yang resisten terhadap ceftriaxone di China 40 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Temuan ini juga mengindikasikan bahwa epidemi "super gonore" bisa merebak di China.

Super gonore merupakan istilah yang merujuk pada kasus gonore yang disebabkan oleh bakteri resisten obat antibiotik.

"Temuan ini menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi N gonorrhoeae resisten antibiotik di China, termasuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka resistensi ini," ungkap tim peneliti, seperti dilansir Mail Online pada Ahad (31/3/2024).

Selain itu, solusi baru untuk menanggulangi kasus gonore yang disebabkan oleh bakteri resisten antibiotik juga akan dibutuhkan. Salah satunya adalah kehadiran obat-obat baru untuk melawan infeksi bakteri N gonorrhoeae yang resisten obat.

Secara umum, gonore merupakan penyakit menular seksual yang bisa menyebar lewat kontak dengan area genital, mulut, atau anus dari pasangan yang terinfeksi. Gonore juga bisa ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada bayi melalui proses melahirkan.

Pada sebagian besar kasus, gonore bukanlah penyakit yang mematikan. Namun, bila dibiarkan tak diobati, gonore bisa memicu peradangan yang lebih berat dan menyebabkan keluhan nyeri di area pelvis atau panggul dan bahkan ketidaksuburan.

Dahulu, obat yang menjadi lini pertama untuk mengatasi gonore adalah penisilin. Namun, karena jumlah bakteri N gonorrhoeae yang kebal terhadap obat tersebut semakin besar, penisilin tak lagi menjadi pilihan utama untuk pengobatan gonore.

Posisi penisilin sebagai pengobatan lini pertama lalu digantikan dengan obat antibiotik lain, yaitu ciprofloxacin dan obat antibiotik fluoroquinolone lain. Akan tetapi, keduanya juga tak lagi digunakan sebagai pengobatan lini pertama karena kasus resistensi terhadap kedua obat tersebut semakin meluas.

Resistensi terhadap obat antibiotik ini bisa terjadi karena sejumlah faktor. Sebagian di antaranya adalah mutasi bakteri, penggunaan antibiotik berlebih, dan penyalahgunaan obat antibiotik.

Kini, ceftriaxone menjadi lini pertama untuk pengobatan gonore. Namun, melihat cukup pesatnya peningkatan bakteri N gonorrhoeae yang resisten terhadap ceftriaxone, suatu saat posisi antibiotik ini sebagai lini pertama pengobatan gonore mungkin akan tergantikan dengan obat lain.

 
Berita Terpopuler