Fenomena Split-Ticket Voting Sebabkan Prabowo-Gibran Menang di Kandang Banteng

Jateng selama ini diyakini sebagai kandang banteng dan penghasil suara terbesar PDIP.

ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto berorasi saat kampanye akbar bertajuk kirab kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, M Noor Alfian Choir

Baca Juga

Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan UGM Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia mengungkapkan ada fenomena split-ticket voting sehingga suara Prabowo-Gibran tinggi, sementara PDI Perjuangan justru unggul di "kandang banteng" Jawa Tengah. Split-ticket voting adalah fenomena yang terjadi ketika dalam satu waktu ada beberapa pemilihan sekaligus, lalu pemilih membuat pilihan yang berbeda untuk pemilihan yang berbeda itu.

"Fenomena terkait perbedaan pilihan masyarakat dalam pemilu eksekutif maupun legislatif dapat dibaca melalui konsep split-ticket voting," ujar Alfath, Jumat (15/3/2024).

Dalam konteks pemilu legislatif, kata dia, Jawa Tengah memang merupakan kandang banteng atau penghasil suara terbesar bagi PDI Perjuangan pada pemilu. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari faktor historis, budaya, dan sosial yang melatarbelakanginya.

Namun, kata Alfath, dalam konteks pemilu eksekutif, kemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah tak bisa terpisah dari citra Presiden RI Joko Widodo. Menurut dia, mayoritas pemilih merasa masih memiliki kesamaan ideologi dengan PDI Perjuangan. Namun, suasana kebatinan rakyat yang menjadi pengikut setia Jokowi menilai orang nomor satu di Indonesia itu berada di pihak Prabowo-Gibran.

"Mereka pun cenderung memilihnya," katanya.

Hal senada juga disampaikan peneliti politik BRIN Wasisto Raharjo Jati yang melihat fenomena pembelahan suara antara pilihan parpol pada pileg dan pilihan pasangan calon pada pilpres. "Pemilih loyalis ke partai, namun belum tentu kandidat dan pemilih pendukung pilpres belum tentu pilihan parpolnya sama," jelas Wasisto.

Wasisto melihat kondisi ini tak seperti pemilu sebelumnya yang terjadi penyeragaman suara di pileg maupun pilpres. Berdasarkan rapat pleno rekapitulasi hasil perolehan suara nasional yang digelar di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin (11/3/2024), pasangan Prabowo-Gibran unggul di Jawa Tengah sekitar 12.096.454 suara.

Sementara itu, di urutan kedua terdapat pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. yang memperoleh 7.827.335 suara dan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berada di urutan terakhir dengan perolehan 2.866.373 suara.

Di sisi lain, PDI Perjuangan unggul di delapan dari 10 daerah pemilihan (dapil) di Jawa Tengah. PDI Perjuangan hanya kalah tipis di dua dapil, yakni di Dapil Jateng II dan Dapil Jateng X, di dua dapil tersebut direbut oleh Partai Golkar.

Berikut ini perolehan suara PDI Perjuangan di 8 dapil di Jateng yang unggul:

Jateng I: 646.141 suara

Jateng III: 713.535 suara

Jateng IV: 707.065 suara

Jateng V: 774.282 suara

Jateng VI: 702.942 suara

Jateng VII: 386.049 suara

Jateng VIII: 569.783 suara

Jateng IX: 691.690 suara

Pakar ilmu politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina mengatakan bahwa Jawa Tengah menjadi contoh kuatnya politik berbasis figur terhadap kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di kandang banteng. "Pilihan terhadap pasangan calon mengindikasikan kuatnya politik berbasis figur," ujar Caroline, Jumat.

Dia menilai Presiden Joko Widodo masih cukup berpengaruh di Jawa Tengah. Oleh karena itu, dirinya menuturkan agar kondisi seperti ini menjadi catatan bagi partai politik termasuk PDI Perjuangan untuk terus melakukan fungsi kaderisasi dan kandidasi agar memunculkan figur-figur yang dikenal dan diterima publik.

"Ini juga menjadi catatan penting bagi partai tentang perlunya dukungan kelembagaan terhadap paslon yang diusungnya," ujarnya.

Sebelumnya, pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengajak warga masyarakat untuk melihat secara objektif terkait keunggulan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Jawa Tengah, yang telah disahkan oleh KPU RI dalam rekapitulasi tingkat nasional. Dia menilai keunggulan tersebut merupakan hasil dari kinerja tim sukses pasangan itu yang menginginkan untuk merebut suara dari daerah yang menjadi basis lawan-lawannya.

"Karena kita tahu di Jawa Tengah ini banyak tokoh-tokoh yang mendukung Prabowo-Gibran, di DKI juga kelihatannya tim suksesnya habis-habisan untuk bisa memenangkan DKI, seperti itu," kata Ujang saat dihubungi di Jakarta, Selasa (12/3/2024). 

Ujang pun mengatakan, bahwa keunggulan Prabowo-Gibran di dua daerah tersebut telah diprediksi sebelumnya. Selain dua daerah tersebut, dia memprediksi pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu unggul di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten.

Dalam politik elektoral, menurutnya basis-basis lawan kerap menjadi target untuk ditaklukkan demi memenangkan pemilu, sehingga keunggulan pasangan tersebut di Jawa Tengah dan DKI Jakarta merupakan hal yang wajar.

"Sejatinya kemenangan atau kekalahan di pilpres itu menjadi sesuatu yang biasa, ada kalah dan ada menang, yang menang jangan sombong, yang kalah tidak usah sakit hati," katanya.

Walaupun begitu, dia mengatakan masyarakat pun tetap bisa berpartisipasi apabila menemukan dugaan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu, dengan cara melaporkan ke saluran yang telah disediakan. "Saluran itu, yakni Bawaslu dam Mahkamah Konstitusi (MK). Apapun dugaan kecurangan, ya tinggal laporkan saja, ke Bawaslu dan ke MK, jadi semuanya ada kanal demokrasi dan salurannya," kata dia.

 

Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka memberi respons terkait Paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang di Jawa Tengah. Meski menang di basis suara PDIP di Jawa Tengah Gibran meminta untuk menunggu semua hasil di setiap provinsi. "Ya Kita tunggu sampai tanggal 20 saja ya. (Kerja keras kampanye di Jateng) Halah kita tunggu sampai tanggal 20," katanya ketika ditemui di balai kota Solo, Rabu (13/3/2024). 

Disinggung soal menang telak di kandang banteng dengan perolehan suara 12.096.454 suara atau 53,07 sedangkan Ganjar-Mahfud mendapatkan 7.827.335 suara atau 34,34 persen, Gibran meminta menunggu penetapan hasil Pilpres 2024 20 Maret mendatang. Ia mengatakan bahwa dirinya sekarang fokus bekerja sebagai wali kota Solo. 

"Halah tanggal 20 kita tunggu, Saiki aku rampungke gawean wali kota sek," katanya. 

Ditanya soal hasil resmi KPU sudah menang di sejumlah provinsi, sekali lagi Gibran menegaskan menunggu semua hasil penghitungan suara di setiap daerah. "Belum selesai semua ditunggu semua saja," katanya. 

Anomali Teori Efek Ekor Jas PDIP di Bali - (Infografis Republika)

 
Berita Terpopuler