Tangan Kiri Firaun Terangkat Sendiri Saat Gulungan Mumi Dibuka

Tenggelamnya Firaun Ramses II adalah bukti kemenangan kebenaran.

Penn Museum Archives via livescience
Sphinx Firaun Ramses II
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Firaun (Ramses II) tenggelam saat mengejar bani Israil, ada anggota istana Kerajaan Firaun yang selamat dari tenggelam tersebut. Dialah yang menjadikan mayat Firaun sebagai mumi, lalu mengangkut peti matinya dengan perahu melintasi Sungai Nil menuju Thebes.

Penggiringan perahu tersebut didampingi perahu lainnya yang berisi pendeta dan menteri-menteri kerajaan Firaun. Mereka menggiring peti mati tersebut ke makam yang telah disiapkan Firaun untuk dirinya sendiri, yaitu di Lembah Para Raja atau Wadi El Muluk.

Selama proses itu dilakukan, doa dibacakan dan upacara pemakaman dilakukan. Artinya, berakhirlah kehidupan Firaun tersebut.

Setelah kematian Firaun, kelompok-kelompok pencuri pun menyebar. Mereka berani mencuri makam kerajaan karena hasrat untuk memperoleh harta karun yang melimpah berupa perhiasan dan perlengkapan pemakaman. Tidak menutup kemungkinan, mereka melakukannya karena merasa raja Firaun itu telah merampas apa yang seharusnya menjadi milik rakyat.

Bahkan penangkapan pencuri ini sudah terjadi berkali-kali. Sampai-sampai, makam semua raja Firaun, dari kerajaan ke-18, ke-19, hingga ke-20 juga dijarah. Hanya tersisa makam Amenhotel II dan makam Tutankhamun yang masih utuh.

Salah satu wujud olok-olok masyarakat terhadap para Firaun adalah gambar-gambar konyol yang jauh dari keindahan sebuah seni. Contohnya adalah gambar Ramses III yang berwujud singa sedang bermain catur.

Penjarahan kuil dan makam terus berlanjut dan meningkat. Tuduhan diajukan terhadap wali kota Thebes Barat, kepala polisi, dan mereka yang bertanggung jawab atas keamanan kuburan. Mereka yang bertanggung jawab akan dihukum, seperti yang tercatat dalam papirus yang ditemukan di British Museum. Namun tetap saja, pencurian terus berlanjut.

Kemudian, para pendeta Amun memutuskan untuk mengawetkan jenazah para Firaun, khususnya jenazah Ramses II, sehingga dibungkus kembali dengan kain kafan luar yang baru dan ditempatkan di peti mati kayu biasa untuk menyamarkannya.

Baca Juga

Selanjutnya...

Kemudian, dimakamkan di makam ayahnya, Seti I, bersama jenazah lain yang merupakan raja Firaun. Proses ini terjadi pada hari ke-15 bulan ketiga tahun ke-24 pemerintahan Ramses XI.

Ramses XI adalah Firaun pada kerajaan ke-20 dan memerintah selama 27 tahun. Di tahun terakhir itulah, jenazah Ramses II dibungkus kembali dan dimakamkan. Ini terjadi pada tahun 1089 SM, 127 tahun setelah kematiannya. Namun, perusakan makam kerajaan Firaun tidak berhenti.

Di era kerajaan ke-21, ketika pendeta tinggi Amun, Benudjim II, meninggal dunia, rekan-rekan pendetanya memutuskan untuk berhenti mengutak-atik jenazah para firaun. Mereka pun mengumpulkan seluruh jenazah dan menggunakan pemakaman pendeta tinggi itu sebagai kedok.

Semua jenazah dimakamkan di makam Ratu Inhabi di Deir El-Bahari, yang sebelumnya telah diperluas. Kemudian, makam tersebut ditutup. Ini terjadi pada tahun ke-10 pemerintahan Raja Seyamon pada tahun 969 SM.

Pintu masuk yang mengarah ke makam ditutup. Penanda di sekitarnya dihilangkan sehingga tidak bisa ditemukan oleh para pencuri. Dengan demikian, makam baru ini tetap aman dari gangguan pencuri.

Selama lebih dari 2.800 tahun, tempat itu benar-benar terlupakan, dan biasa disebut Deir El Bahari Cache atau Khabiah El Deir El Bahari. Ini berisi semua mumi, termasuk mumi Ramses II atau Firaun yang tenggelam saat mengejar Nabi Musa AS dan pengikutnya.

Dengan demikian, bisa dikatakan, sebagian kecil dari mereka yang mengetahui tentang tenggelamnya Firaun adalah para abdi dalem dan pendeta. Meski pada akhirnya, perlakuan mereka bocor juga ke sebagian masyarakat.

Secara umum Ramses II mencapai usia yang sangat tua, yakni mencapai usia 90 tahun. Dia memerintah Mesir selama 67 tahun sehingga masyarakat tidak terkejut dengan kematiannya.

Selanjutnya...

Tenggelamnya Firaun Ramses II saat mengejar Bani Israil adalah pertanda besar dan bukti kemenangan kebenaran, sekalipun betapa kuatnya ketidakadilan. Hingga kemudian, setelah Firaun tenggelam, dia dijadikan mumi oleh anggota istana dan pendeta. Isyarat ini ada di dalam Alquran. Allah SWT berfirman:

وَاِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ

"Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan." (QS. Al Baqarah ayat 50)

Hal ini juga dapat diketahui dari firman Allah SWT sebagai berikut:

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ ࣖ

"Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami." (QS. Yunus ayat 92)

Beratus-ratus tahun kemudian, tibalah di tahun 1872 M, ketika seorang petani Mesir dan saudara-saudaranya menemukan pintu masuk ke Deir el-Bahari Cache. Mereka menyembunyikan penemuannya dan terus mengunjungi kuburan secara sembunyi-sembunyi. Mereka juga mengambil barang-barang yang ringan dan mahal, seperti permata, perhiasan, bejana dan lainnya. Lalu dijual dan hasilnya dibagikan.

Namun, ketika para pencuri itu tidak sependapat atau terjadi perselisihan di antara mereka, barang yang dicuri itu muncul kembali. Faktanya, terjadi perselisihan di antara mereka, sehingga barang yang telah dicuri malah muncul lagi. Akhirnya, mereka pun pergi ke kantor polisi dan mengakui masalah tersebut setelah 10 tahun berlalu sejak mereka menemukannya.

Pada 6 Juli 1881 M, pejabat dari Otoritas Barang Antik Mesir pergi ke pemakaman. Dengan bantuan 300 pekerja, dalam dua hari, mereka dapat mengangkut seluruh isi Deir El-Bahari Cache, termasuk semua mumi firaun dan perabotan penguburan, ke kapal untuk dibawa ke Kairo. Lalu semuanya itu disimpan di Museum Mesir di Boulaq.

Pakar barang antik Ibrahim Al-Nawawi mengatakan, pada tahun 1902, setelah pemindahan mumi Ramses II, dia membuka gulungan yang melilit tubuh Ramses II untuk melakukan pemeriksaan virtual terhadap mumi tersebut. Dan juga untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya. Apakah ada perhiasan, jimat, atau sesuatu yang lain.

Setelah dia buka gulungan mumi itu, yang terjadi adalah tangan kiri Firaun (Ramses II) terangkat ke atas. Mumi Firaun yang tenggelam saat mengejar Nabi Musa dan pengikutnya itu terlihat mencolok dibandingkan mumi lainnya.

Sebab, tangan mumi-mumi yang lain tetap terlipat bersilangan di atas dada mereka, seperti yang terlihat jelas dari mumi Merneptah. Karena itu, sungguh aneh Firaun Ramses II karena tangannya terangkat sendiri, seolah hendak menangkal bahaya dari dirinya sendiri.

Sumber: Iijazforum

 
Berita Terpopuler