Israel Tunggu Sapi Merah dan Kaitannya dengan Kuil Sulaiman di Balik Robohnya Al Aqsa

Zionis Israel berupaya untuk merobohkan Masjid Al-Aqsa

republika
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Haikal (kuil) Sulaiman dikenal luas di kalangan orang-orang Yahudi, dan menjadi alasan bagi mereka untuk menguasai Masjid Al Aqsa. Apakah Alquran menjelaskan ihwal Haikal Sulaiman itu?

Baca Juga

Tidak ada penyebutan Haikal Sulaiman dalam Alquran, tetapi Alquran menyebut istana yang lantainya dilapisi kaca. Sebagaimana disebutkan dalam Surat An Naml ayat 44, Allah SWT berfirman:

قِيْلَ لَهَا ادْخُلِى الصَّرْحَۚ فَلَمَّا رَاَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَّكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَاۗ قَالَ اِنَّهٗ صَرْحٌ مُّمَرَّدٌ مِّنْ قَوَارِيْرَ ەۗ قَالَتْ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمٰنَ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ

"Dikatakan kepadanya (Balqis), “Masuklah ke dalam istana.” Maka ketika dia (Balqis) melihat (lantai istana) itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya (penutup) kedua betisnya. Dia (Sulaiman) berkata, “Sesungguhnya ini hanyalah lantai istana yang dilapisi kaca.” Dia (Balqis) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam." (QS An Naml ayat 44)

Ayat tersebut menunjukkan tanda keindahan dan mukjizat yang luar biasa. Bahkan Ratu Syeba atau Ratu Balqis, masuk Islam setelah melihat keajaiban tersebut. 

Alquran juga menunjukkan betapa jin-jin tunduk kepada Nabi Sulaiman AS dengan membantu membangun gedung-gedung tinggi yang dia inginkan, sebagai tempat ibadah kepada Allah SWT.

يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا ۗوَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ

"Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." (QS. Saba ayat 13)

Pembangunan tempat ibadah saat itu merupakan pembangunan yang sangat megah, indah dan presisi. Tidak seperti pembangunan bangsa Asiria dan Babilonia pada masa itu. 

Nabi Sulaiman membangun negara yang mampu mencapai kebangkitan budaya secara menyeluruh, termasuk bangunan arsitektur terunggul dan terkenal pada masa itu.

Adapun dugaan keberadaan Haikal Sulaiman, dan teks-teks yang digambarkan oleh para penulis sejarah Yahudi bahwa letaknya ada di Masjid Al Aqsa, adalah murni rekayasa dan pemalsuan fakta. Ada kontradiksi yang jelas dalam penuturan kitab-kitab yang berbicara tentang Kuil Sulaiman.

Narasi yang bergulir sejak awal tentang letak keberadaan Kuil Sulaiman tidak bisa dipercaya. Narasi tersebut tidak bisa dipercaya bukan hanya karena tidak bersumber dari wahyu ilahi, melainkan juga karena ada banyak perbedaan pendapat di antara para sarjana Yahudi dan para rabi mereka terkait lokasi Kuil Sulaiman. Ini menjadi bukti kuat bahwa Kuil Sulaiman adalah dusta dan mitos.

Dalam buku Al Quds Al Tarikh Al Mushowwir, disebutkan bahwa keberadaan Masjid Al Aqsa jauh sebelum disangka Bait Suci merupakan salah satu bukti sejarah terkuat yang membantah klaim kaum Yahudi dan mengungkap kredibilitas visi Islam mengenai hak umat Islam atas Masjid Al-Aqsa dan Palestina.

Sejak abad ke-19

Sejak abad ke-19, gerakan Zionis berusaha mengeksploitasi kisah Kuil Sulaiman dan menghidupkannya kembali dari lipatan sejarah kuno. Hal ini dibuat sebagai tipu muslihat untuk menduduki Palestina. 

Padahal fakta sejarah membuktikan bahwa kaum Yahudi tidak mempunyai entitas politik kecuali selama 70 tahun. Ini adalah periode di mana Nabi Daud dan Sulaiman mengambil alih kekuasaan dari tahun 1000 SM sampai tahun 928 SM.

Palestina telah menjadi wilayah Arab-Islam sejak penaklukan Islam pada abad ke-7 M hingga saat ini. Jangka waktu yang singkat di mana orang-orang Yahudi membentuk kekuasaannya tidak memberi mereka dasar sejarah apa pun untuk mengklaim Palestina.

Namun ekstremis gerakan Zionis mengeklaim bahwa lokasi Kuil Sulaiman yang dihancurkan pada tahun 70 M (dihancurkan Romawi) adalah tempat yang sama dengan tempat Masjid Al Aqsa dibangun.

Karena klaim ini, zionis terus mencari bekas reruntuhan Kuil Sulaiman dan membangunnya kembali di atas reruntuhan tersebut. Banyak sejarawan dan arkeolog Muslim yang membantah klaim itu.

Kendati demikian, upaya pembangunan kembali Kuil atau Haikal Sulaiman tidak pernah berhenti. Tepatnya pada 1929, di masa Mandat Inggris Atas Palestina, pecah sebuah revolusi yang dikenal dengan Revolusi Buraq pada 1929. Itu terjadi setelah sekelompok orang Yahudi menyerbu Tembok Buraq di Yerusalem.

Saat itu, umat Islam bentrok dengan sekelompok warga Israel yang ingin menyerbu Masjid Al-Aqsa dan mengadakan acara keagamaan di Tembok Buraq. 

Kemudian dibentuklah Asosiasi Penjaga Masjid Al-Aqsa, yang cabangnya tersebar di sebagian besar kota-kota Palestina. Umat Kristen berpartisipasi bersama para pemimpin Gerakan Nasional dalam mempertahankan wilayah Palestina.

Lantas mengapa Zionis Israel tak kunjung merobohkan Masjid Al Aqsa? Jamak diketahui, Zionis Yahudi berusaha menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa tanpa berani masuk ke dalam masjid itu sendiri. Alasan ini ternyata berkaitan dengan “Sapi Merah”.

Sapi merah, atau dalam bahasa Ibrani disebut "Bara Aduma", adalah sapi yang ditunggu-tunggu kelahirannya oleh bangsa Yahudi untuk merobohkan Masjid Al-Aqsa dan membangun Kuil Ketiga.

Sapi merah ini memiliki bulu yang benar-benar merah. Bahkan tidak ada sehelai bulu pun yang berwarna lain, kecuali merah. Sapi ini adalah betina, belum hamil, dan belum diperah. Sapi ini lahir secara alami dengan warna merah, dan dibesarkan berdasarkan Ardh Israil (tanah Israel).

Bila sudah berumur dua tahun, dapat digunakan dalam proses penyucian yang harus dilakukan di Bukit Zaitun Yerusalem, seberang Masjid Al-Aqsa. Disembelih dengan cara dan ritual khusus, kemudian dibakar dengan ritual khusus. Lalu abunya digunakan dalam proses menyucikan orang-orang Yahudi.

Sapi merah ini dipersembahkan kepada para imam untuk disembelih setelah ditambahkan kayu cedar, hisop, wol, dan benang kirmizi yang diwarnai, sebelum sisa abunya dimasukkan ke dalam bejana berisi air mengalir murni atau air hujan.

Menurut kepercayaan Yahudi..

Menurut kepercayaan Yahudi, air dipercikkan dengan menggunakan sekelompok daun hisop pada orang yang menyentuh sapi untuk membersihkannya dari kotoran.

Pada hari ketiga dan ketujuh setelah jenazah sapi dibakar, orang yang menyembelih sapi tersebut membasuh dirinya dengan air mengalir untuk bersuci dari najis sapi tersebut.

Pertanyaannya kemudian, mengapa umat Yahudi menunggu kemunculan sapi merah agar bisa masuk Masjid Al-Aqsa? 

Kepala Rabbi Israel melarang orang Yahudi memasuki Masjid Al-Aqsa. Ini adalah fatwa lama yang didasarkan pada gagasan tentang kenajisan orang mati.

Hukum Yahudi yang diadopsi oleh Kepala Rabbi mensyaratkan kesucian umat sebelum mereka diizinkan memasuki Masjid Al-Aqsa yang diberkati, yang mereka ungkapkan dengan mengucapkan, "ash shu'uud ilaa jabal al ma'bad" (kenaikan bukit bait suci).

Agar umat Yahudi dapat mencapai kesucian, mereka harus menunggu kemunculan seekor sapi merah yang bebas dari kecacatan atau segala hal yang buruk. 

Bagi umat Yahudi, ini penting dalam meramalkan bagaimana akhir zaman nanti. Sehingga membuka jalan bagi percepatan pembongkaran Masjid Al-Aqsa dan membuka jalan bagi pembangunan yang disebut Kuil Ketiga.

Hal itulah yang tertuang dalam kitab Sifr Al 'Adad (Book of Numbers). Ini adalah salah satu kitab suci di dalam Tanakh dan Perjanjian Lama. Tanakh dalam bahasa Ibrani adalah singkatan dari Torah, Nebiim, Ketubim (ta, nun dan kho). Inggrisnya ialah The Hebrew Bible.

Tanakh dianggap sebagai salah satu dari lima kitab pertama yang dikaitkan dengan Musa, dan sapi merah ini dianggap merupakan bagian dari isi Taurat:

 "هذه فريضة الشريعة التي أمر بها الرب قائلاً: كلم بني إسرائيل أن يأخذوا إليك بقرة حمراء صحيحة لا عيب فيها، ولم يعل عليها نيرٌ".

"Inilah ketetapan hukum yang diperintahkan Tuhan, yang berkata, 'Bicaralah kepada bani Israel untuk membawakan kepadamu seekor lembu betina merah yang tidak memiliki aib, yang tidak dipasangi kuk.”

Karena itu, para rabi Yahudi menganggap sapi merah sebagai salah satu rahasia Taurat, dan abunya akan menyucikan orang Yahudi dari dosa dan najis. Orang-orang Yahudi mengklaim bahwa selama lebih dari 2.000 tahun, seekor sapi merah dengan spesifikasi seperti itu belum pernah dilahirkan.

Sumber: aljazeera

Infografis Alquran Bantah Orang Yahudi akan Jadi Penghuni Surga - (Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler