Mulanya Menelusuri Kontradiksi Agama, Edwin Akhirnya Memeluk Islam

Memeluk Islam merupakan hidayah.

Republika/Mardiah
Mualaf. Ilustrasi
Rep: mgrol151 Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah menarik muncul dari pelajar asal Perancis non Muslim. Ia dikenal dengan sebutan Edwin, kedua orang tuanya sama-sama non Muslim. Ibunya asli Perancis, sedangkan ayahnya asal Vietnam. 

Baca Juga

Edwin menjalani kehidupan tanpa mendapatkan pendidikan tentang agama karena melekatnya budaya yang kuat di negaranya. 

Ibunya yang selalu memberikan pelajaran tentang nilai-nilai universal. Di sisi lain, ayahnya merupakan orang yang religius dan taat terhadap Tuhannya. Sehingga, selalu mengajak Edwin untuk beribadah dengan menyembah benda-benda mati. 

Pada suatu hari, ia diajak oleh ayahnya untuk beribadah di rumah pamannya yang merupakan seorang biksu. Edwin dan ayahnya mulai berdoa dengan menghadap ke Altar. 

Altar merupakan tempat persembahan orang non Muslim.  Edwin dan ayahnya melakukan doa dengan menyembah ikon, berhala, dan uang. Setelah berdoa, Edwin diperintah untuk mengambil salah satu permen yang ada di salah satu tempat ibadahnya. 

“Ambil permen kecil itu, makanlah kemudian kamu akan dijawab,” begitu ucap ayahnya. 

Usai mendengar perintah dari ayahnya, Edwin bergumam dalam hatinya dan mencoba memikirkan arti dari perintah ayahnya itu. 

Ia merasa tidak masuk akal jika dengan memakan permen Tuhan akan menjawab doanya. Sedangkan, di sisi lain Edwin menganggap jika Tuhan punya kekuasaan, seharusnya tanpa memakan permen pun doanya akan dijawab. 

Seiring berjalannya waktu, Edwin mencari suasana baru dengan keluar dari agamanya dan kondisi yang membuatnya bingung mencari makna dari agama. 

Setelah itu, Edwin tumbuh di lingkungan yang baik, mengajarkan tentang keimanan, menerapkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari, hingga mengetahui caranya berbagai ilmu dengan temannya. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Suatu hari, Edwin mendapatkan cobaan dalam hidupnya. Ia dihadapkan dengan pekerjaan rumah yang menurutnya sangat berat dan rumit untuk dikerjakan. 

Sehingga ia memilih pergi dari rumah dan mendatangi salah satu masjid di wilayahnya. Tepat pada hari Jumat, sedang berlangsung khotbah atau ceramah dari seorang ustaz.  

Dari khotbah tersebut, ia mendapatkan banyak pembelajaran tentang Islam. Setelah penantian selama kurang lebih 3 tahun, beberapa pertanyaan yang tersirat dalam benaknya tentang agama, ia dapatkan jawabannya di khotbah tersebut. 

Edwin banyak menemukan pandangan-pandangan kontradiktif seseorang yang disampaikan pada media arus utama tentang Islam. Sehingga itulah yang membuat Edwin tertarik untuk meneliti apakah benar yang dikatakan setiap orang tentang Islam itu benar.  

Namun ternyata pertanyaan itu terjawab selama ia mendapatkan pencerahan dari ustaz atau imam yang melakukan khotbah. 

Salah satu ilmu yang didapatkan ialah keimanan yang kuat bisa menjadi solusi ketika seseorang mendapatkan permasalahan dunia.  

Keputusannya untuk berpindah agama membutuhkan waktu selama 6 bulan dari ia memutuskan berpindah agama dengan waktu saat akan mengucapkan syahadat. 

Hingga pada akhirnya, ia secara resmi masuk Islam dengan mengucapkan syahadat tepat malam bulan Ramadhan.

Setelah pilihannya berpindah agama, Edwin mengaku mendapatkan banyak tekanan dari luar yang tak henti-henti. Tapi, hal itu justru membuat Edwin lebih dekat dengan Allah seraya memanjatkan doa di masjid dengan meminta pertolongan-Nya. 

Di tengah-tengah waktu berdoa, Edwin dihampiri seorang imam yang berada di masjid. Ia melihat Edwin sedang dalam kebimbangan dan kegelisahan. 

Sehingga ia meminta Edwin untuk mengucapkan kesaksiannya, dengan diakhiri kalimat Allahuakbar. 

 

 
Berita Terpopuler