Menlu Palestina: Genosida di Gaza Terus Terjadi Jika tak Ada Gencatan Senjata

Tujuan Israel sebenarnya ialah menguasai Tepi Barat, mencaplok wilayah Palestina.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina melihat masjid Al Bokhari yang hancur menyusul serangan udara Israel di Deir Al Balah, Jalur Gaza selatan, 2 Maret 2024.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki pada Jumat (1/3/2024) memperingatkan pentingnya gencatan senjata segera. Ia menyebut genosida di Jalur Gaza bisa terus terjadi jika kesepakatan gencatan senjata tidak dicapai dalam dua-tiga pekan ke depan.

"Jika dalam dua sampai tiga pekan ke depan kami tidak bisa mencapai gencatan senjata, maka itu berarti kami akan melihat putaran permusuhan lainnya, serangan terhadap Rafah, aksi pembantaian lainnya, dan berlanjutnya genosida," kata al-Maliki di sela-sela Forum Diplomasi Antalya.

Al-Maliki mengatakan PM Israel Benjamin Netanyahu ingin sepenuhnya mengusir orang-orang dari Gaza. Netanyahu diyakini tidak sebatas ingin membuat Gaza tidak bisa dihuni.

"Israel... mempunyai kepentingan jangka panjang tidak hanya untuk tetap berada di Tepi Barat, tetapi juga untuk mengusir orang-orang dari Tepi Barat ke Yordania dan juga untuk mencaplok wilayah Palestina," kata al-Maliki terkait kebijakan Israel di Tepi Barat.

"Itu sebabnya kami setiap hari menyaksikan penyitaan tanah Palestina di Tepi Barat, pembangunan permukiman ilegal, penghancuran rumah-rumah warga Palestina, serangan dari para pemukim terjadi di mana-mana," lanjutnya.

"Ketika semua orang fokus pada genosida yang terjadi di Gaza, kita harus selalu ingat bahwa tujuan Israel sebenarnya adalah Tepi Barat, yang disebut Wilayah Yudea dan Samaria," ungkapnya.

Baca Juga

Setidaknya 92 warga Palestina kehilangan nyawa dan 156 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir, saat Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut pada Sabtu (2/3/2024).

"Pendudukan Israel melakukan 10 pembantaian terhadap sejumlah keluarga di Jalur Gaza, menyebabkan 92 orang mati syahid dan 156 orang terluka selama 24 jam terakhir," kata kementerian itu dalam pernyataannya.

Sejarah Perlawanan Palestina - (Republika)


Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan. Tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.

Israel mengabaikan keputusan sementara Mahkamah Internasional, dengan melanjutkan serangan gencarnya di Jalur Gaza. Sedikitnya 30.320 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan 71.533 orang terluka sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara itu, 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

 
Berita Terpopuler