Peta Raihan Suara PKS di Pulau Jawa: Jadi Jawara di Jakarta, Tiga Besar di Jabar

Di DKI Jakarta, raihan suara PKS sementara unggul jauh atas PDIP.

Republika/Thoudy Badai
Simpatisan dan sejumlah kader PKS lainnya melakukan pawai menuju gedung KPU untuk mengajukan bakal calon anggota DPR RI dalam Pemilu serentak tahun 2024 di kantor KPU RI, Jakarta, Senin (8/5/2023). Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai pertama yang mendaftarkan bakal calon anggota DPR RI dalam kontestasi Pemilu 2024. Sebanyak 580 bakal calon anggota DPR RI dari PKS diantaranya 35,9 persen merupakan bakal caleg perempuan telah terdaftar di KPU untuk mengikuti Pemilu serentak pada 2024 mendatang.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bayu Adji P, Febrian Fachri

Baca Juga

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpotensi akan dapat melaju ke Senayan untuk periode 2024-2029. Berdasarkan hasil penghitungan suara atau real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pemilihan legislatif (pileg) DPR, partai berlambang dua bulan sabit dan padi itu meraih 5.278.291 suara atau 7,49 persen secara nasional.

Adapun data untuk pileg DPR secara nasional telah masuk sebanyak 511.141 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 823.236 TPS atau sekitar 62,09 persen. Data itu terakhir diperbarui pada 22 Februari 2024 pukul 23.06 WIB.

Apabila dibedah per wilayah provinsi, PKS berhasil menguasai raihan suara untuk pileg DPR di DKI Jakarta. Dengan data dari 16.493 TPS (dari total 30.766 TPS) atau 53,61 persen, sementara PKS berhasil meraih 317.466 suara atau 19,15 persen. Raihan itu jauh di atas PDIP di posisi kedua dengan 263.005 suara atau 15,86 persen.

Di Provinsi Jawa Barat (Jabar), PKS berada di posisi ketiga di bawah Partai Golkar dan Partai Gerindra. Dengan data yang masuk 56,14 persen atau 78.858 TPS dari 140.457 TPS, PKS meraih 1.216.618 suara atau 12,18 persen. Sementara Partai Golkar meraih 1.679.978 suara atau 16,81 persen dan Partai Gerindra 1.582.045 suara atau 15,83 persen.

Di Jawa Tengah (Jateng), dengan data 75,72 persen atau 88.818 TPS dari 117.299 TPS, PKS mendapat 869.778 suara atau 6,79 persen. Raihan itu menempatkan PKS di posisi kelima. Perolehan suara PKS jauh di bawah PDIP yang meraih 3.503.510 suara atau 27,34 persen, mengingat Jateng merupakan "kandang banteng".

Di DIY Yogyakarta, suara pileg DPR PKS juga kalah jauh dari PDIP. Di Yogyakarta, PKS meraih 126.746 suara atau 11,36 persen. Sementara PDIP 272.233 suara atau 24,4 persen. Di antara kedua partai itu, Partai Golkar meraih 164.846 suara atau 14,77 persen dan Partai Gerindra meraih 131.182 suara atau 11,76 persen.

Di Jawa Timur (Jatim), dengan data 72,88 persen atau 87.944 TPS dari 120.666 TPS, suara PKS berada jauh di bawah partai-partai lain, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Suara untuk pileg DPR PKS di Jatim hanya 4,94 persen atau 673.320 suara.

Sedangkan di Banten, PKS juga tak masuk dalam lima besar yang meraih suara tertinggi untuk pileg DPR. Dengan data 55,71 persen atau 18.564 TPS dari 33.324 TPS, PKS berada di posisi keenam dengan raihan 188.585 suara atau 9,18 persen.

Elektabilita Parpol pada Desember 2023 - (Infografis Republika)

 

Menurut analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, PKS, saat ini memiliki perolehan suara relatif tinggi, terutama di daerah perkotaan seperti di Jabodetabek, beberapa kota di Jawa Barat dan kota-kota di luar Jawa. Arifki menilai fakta tersebut tidak mengherankan karena basis massa PKS memang lebih didominasi warga perkotaan terutama yang memeluk Agama Islam. 

"PKS lebih unggul dan lebih punya ruang menarik di level perkotaan karena basis PKS lebih dekat dengan perkotaan. Secara dakwah maupun ruang politik, isu yang dimainkan PKS itu lebih relevan dengan daerah perkotaan dibanding pedesaan," kata Arifki, Senin (19/2/2024). 

Arifki menyebut pemilih Islam perkotaan rata-rata adalah kalangan intelektual dan kelas menengah ke atas. Sehingga isu-isu kritis dan narasi perubahan lebih mudah dicerna oleh basis massa tersebut. Sehingga suara PKS relevan dengan suara pasangan capres-cawapres yang mereka usung yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. 

Selain itu, lanjut Arifki, program dakwah yang dilakukan kader-kader akar rumput PKS selama ini juga lebih banyak di lingkungan kampus. Dan rata-rata kampus terletak di daerah perkotaan. 

"Sehingga dakwah PKS itu memang lebih dekat dengan masyarakat perkotaan," ucap Arifki. 

Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, di mana PKS saat ini unggul di pemilihan legislatif, pengamat politik dari Universitas Indonesia, Aditya Perdana, menilai salah satu faktor penyebabnya adalah lantaran partai tersebut konsisten mendukung Anies Baswedan sejak dari Pilgub DKI 2017 sampai Pilpres 2024. 

"Saya kira ini faktor Anies Baswedan. PKS mendapatkan coattail effect dari Anies karena mereka konsisten bersama Anies sejak Pilgub DKI sampai sekarang," kata Aditya, Ahad (18/2/2024). 

Selain faktor Anies, Aditya melihat caleg-caleg incumbent PKS juga bekerja keras mengamankan dan menambah suara partai tersebut di ibu kota. Para caleg PKS ini pun selama berkampanye menurut Aditya juga menggunakan narasi yang sama persis dengan narasi perubahan Anies Baswedan. 

 

Sementara PDIP yang pada Pemilu 2019 lalu memang di DKI kata Aditya, saat ini kesulitan karena capres yang mereka usung tidak cukup kuat di ibu kota. Dan sekarang kata dia PDIP juga sudah ditinggalkan oleh Presiden Joko Widodo. 

"Kalau 2019, PDIP di Jakarta ditopang Pak Jokowi," ujar Aditya. 

 

 

 

Keunggulan PKS di beberapa daerah perkotaan dianggap buah kerja yang tak  bersifat momentum saat pemilihan umum saja. "Syukur Alhamdulillah. Masih kita kawal dan tunggu rekap di KPU. Tapi apa pun keputusan rakyat mesti kita hargai," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat dihubungi Republika, Senin (19/2/2024). 

Mardani mengatakan, unggulnya PKS di wilayah Jabodebek merupakan usaha bersama berbagai pihak. Menurutnya, kader-kadernya bekerja keras tak hanya saat Pileg. Hal itu dinilai sebagai alasan PKS menduduki posisi terunggul, setidaknya untuk sementara ini.  

"(Alasan unggul) kaderisasi yg baik dan kerja pelayanan yang konsisten. Bukan kerja lima tahunan," ujar dia. 

Mardani Ali Sera sendiri meraih suara tertinggi di Pileg DPR RI di Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta I, berdasarkan real count sementara. Raihan suara anggota DPR petahana itu unggul jauh dibanding seratus lebih pesaingnya.

Di Dapil Jakarta II atau daerah pemilihan yang dijuluki 'dapil neraka', politisi senior PKS, Hidayat Nur Wahid juga berhasil meraih suara terbanyak, berdasarkan real count sementara KPU. Hidayat menjadi satu-satunya caleg dengan raihan suara di atas 40 ribu di dapil yang dikenal memiliki persaingan sengit lantaran banyak diisi tokoh politik nasional dan selebritas kondang.

 

Berdasarkan real count sementara itu, Hidayat Nur Wahid meraih lebih dari 80 ribu suara. Setelah Hidayat, peraih suara kedua terbanyak adalah caleg PAN, yakni artis Uya Kuya, dan posisi ketiga ditempati oleh caleg petahana dari Partai Gerindra, yakni Himmatul Aliyah.

Sejauh ini, hanya tiga nama itu yang sudah mendapatkan suara di atas 30 ribu di dapil yang meilputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri itu. Caleg dengan raihan suara di atas 20 ribu ada Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah yang nyaleg lewat PKB, penyanyi Once Mekel yang diusung PDIP, politikus Golkar Abraham Siradjaja, dan politisi PSI Ade Armando.

 

Komik Si Calus : Kampanye - (Daan Yahya/Republika)

 
Berita Terpopuler