BEI: Pasar Modal Resilient Walaupun Ada Dinamika Pemilu

Terdapat 9 juta lebih investor yang baru kali ini menghadapi dinamika pemilu.

Republika/Prayogi
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menuturkan bahwa pasar modal cukup resilient walaupun Indonesia sedang dalam tahun politik, karena para investor dapat selalu mencari dan melihat peluang dalam situasi apa pun.

Baca Juga

“Di pasar modal, dalam kondisi dan situasi apa pun, selalu ada peluang. Itulah yang selalu dilihat dan dicari oleh para investor,” ujar Jeffrey Hendrik dalam CNBC Market Outlook 2024 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Ia mengatakan bahwa para investor perlu jeli memanfaatkan peluang yang ada dengan memperhatikan sektor apa saja yang akan mendapatkan banyak perhatian dari para investor global serta perusahaan apa saja yang akan membukukan keuntungan di tengah kondisi saat ini.

Menurutnya, sektor yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi tahun lalu, yaitu logistik, energi, keuangan, serta industri dan sektor-sektor tersebut berkontribusi sekitar 52 persen terhadap kapitalisasi pasar dan 58 persen terhadap total nilai transaksi.

“Itulah sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan IHSG di tahun 2023 dan kelihatannya masih berlanjut sampai dengan tahun 2024, terutama yang di sektor energi dan keuangan,” ujar Jeffrey.

Akan tetapi, ia mengakui bahwa kemungkinan masih banyak pemberi modal yang merasa cemas akan perkembangan investasi mereka tahun ini, mengingat terdapat 9 juta lebih investor yang baru kali ini menghadapi dinamika pasar modal di tengah pelaksanaan pemilu.

Selain itu, masih ada ancaman perlambatan ekonomi dunia serta berbagai ketidakpastian global. Untuk menghadapi situasi ini, dia pun meminta para investor untuk terus memperkaya pengetahuan mereka mengenai pasar modal dan tetap berinvestasi secara rasional.

“Kalau selama kita berinvestasi dengan rasional, dengan potensi ekonomi yang ada di Indonesia, kita semua akan baik-baik saja melakukan investasi ini,” katanya pula.

 
Berita Terpopuler