44 Warga Palestina Gugur dalam Serangan Udara Israel di Rafah

Netanyahu perintahkan militer bersiap lancarkan serangan darat di Rafah.

AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina melihat bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 9 Februari 2024.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Negara-negara tetangga Israel dan para mediator utama memperingatkan akan adanya bencana dan dampak jika militer Israel melancarkan invasi darat di kota Rafah di Gaza selatan. Para pejabat Gaza mengatakan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 44 warga Palestina, termasuk lebih dari puluhan anak-anak, di Rafah.

Dikutip dari laman ABC, insiden tersebut terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan ia telah memerintahkan militer untuk merencanakan evakuasi ratusan ribu orang menjelang invasi. Dia tidak memberikan rincian atau garis waktu apapun.

Baca Juga

Pada Sabtu (10/2/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk memobilisasi tentara cadangan dalam persiapan serangan darat di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan. Menurut media lokal Channel 13, Kepala Staf Umum Herzi Halevi mengatakan bahwa militer Israel siap menjalankan misi apa pun.

"Tetapi ada aspek politik yang harus ditangani terlebih dahulu," ujar Halevi.

Seorang pejabat senior Israel, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada media itu bahwa "operasi di Rafah semakin dekat". Sebelumnya, Netanyahu pada Jumat memerintahkan militer untuk mengajukan dua rencana evakuasi penduduk Palestina dari Rafah.

Di Rafah, lebih dari satu juta warga mengungsi akibat perang. Sementara itu, Israel meyakini Rafah merupakan sarang "batalion Hamas" yang tersisa.

Warga Palestina telah mengungsi ke Rafah ketika Israel menggempur bagian lain Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Serangan-serangan Israel telah menggugurkan lebih dari 28 ribu warga Palestina, selain menimbulkan kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan dasar.

Perang yang dilancarkan Israel membuat 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah keterbatasan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara itu, 60 persen infrastruktur di wilayah kantong Palestina itu rusak atau hancur, menurut PBB.

 

 
Berita Terpopuler