KM ITB: 206 Mahasiswa Terancam tak Bisa Kuliah karena tidak Bisa Bayar UKT

ITB menggandeng aplikasi pinjol Danacita untuk biaya kuliah mahasiswa dan berbunga.

Fauzi Ridwan
Ratusan mahasiswa ITB menggelar aksi demonstrasi kepada rektor ITB di gedung rektorat di Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024).
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Keluarga Mahasiswa (KM) ITB menyebut 206 mahasiswa terancam tidak dapat mengikuti perkuliahan karena belum bisa membayar uang kuliah tunggal (UKT). Batas waktu pembayaran UKT bagi para mahasiswa terakhir hari ini.

Baca Juga

Ketua Kabinet KM ITB Muhammad Yogi Syahputra mengatakan sebanyak 206 mahasiswa ITB terancam tidak bisa mengikuti perkuliahan akibat belum bisa membayar UKT. Ia menyebut batas waktu pembayaran UKT dan mengisi formulir rencana studi terakhir pada Selasa (30/1/2024) hari ini.

"Sekarang ternyata setelah dibilang rektorat kemarin ada 206 (terancam tidak bisa kuliah)," tutur dia saat dihubungi wartawan, Selasa (30/1/2024).

Apabila mereka tidak bisa membayar UKT, ia mengungkapkan para mahasiswa harus mengajukan cuti kuliah. Yogi mengatakan pihaknya tengah mengusahakan agar rektorat mengundurkan batas waktu pembayaran UKT.

Ia mengungkapkan sejumlah alumni berkomitmen untuk membantu para mahasiswa yang kesulitan membayar UKT tersebut. Tidak hanya itu, Yogi meminta rektorat untuk membuka data 206 orang mahasiswa yang kesulitan untuk membayar UKT.

"Benar, kalau lewat (pembayaran) cuti, kami minta ada tenggat waktu. Dari alumni bilang bersedia bantu," ungkap dia.

Kampus ITB bekerja sama dengan pihak ketiga menawarkan program cicilan kuliah bulanan lewat aplikasi pinjaman online (pinjol). Program tersebut mendapat respons negatif dari warganet di media sosial X karena menyarankan mahasiswa berhutang dan terdapat bunga. - (Tangkapan Layar)

 

Setelah melakukan aksi demonstrasi kemarin, Yogi menambahkan perwakilan mahasiswa dapat bernegosiasi dengan perwakilan rektorat. Namun, ia mengatakan para mahasiswa mendapatkan perlakuan yang tidak baik dan menyenangkan.

"Bukannya disambut baik malah harga diri kami sama teman-teman 3-4 orang perwakilan diinjak-injak. Mereka bilang kami tidak sedang bernegosiasi mereka punya solusi terhadap masalah tersebut," kata dia menirukan perkataan pihak rektorat.

Namun, hingga akhir negosiasi pihak rektorat tidak menyampaikan solusi yang akan dilakukan. Mereka pun kecewa dengan perkataan sejumlah perwakilan rektorat yang terkesan muncul nada mengancam.

"Kami kecewa dengan perkataan pejabat di sana, diawal kami live diancam jangan rekam atau dituntut. Beberapa kalimat lain yang gak pantas. Kalian bisa mikir gak pantas gak dan lain-lain muncul," ungkap dia.

Yogi mengatakan perwakilan mahasiswa akhirnya melakukan walk out dari pertemuan tersebut. Namun, pihaknya mendapatkan informasi jika pada pukul 16.00 WIB Rektor ITB bersedia bertemu dengan para mahasiswa membahas masalah tersebut.

Sebelumnya, kehebohan terjadi saat ITB menggandeng aplikasi pinjaman online Danacita untuk biaya kuliah mahasiswa dan berbunga. Program tersebut mendapat reaksi negatif dari masyarakat dan warganet.

Kampus Negeri Gandeng Pinjol - (Republika)

 
Berita Terpopuler