Skandal Mobil Diesel Toyota Jepang, Fortuner dan Innova di RI Ikut Disetop? Ini Kata TAM

Pengiriman 10 model mobil diesel Toyota di Jepang dihentikan.

dok hiru muhammad
Suasana produksi Toyota Fortuner dan Kijang Innova di pabrik TIMMIN. PT TAM tetap memasarkan Toyota Fortuner diesel dan Kijang Innova diesel di Indonesia meski di Jepang sedang terjadi skandal.
Red: Firkah fansuri

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO- PT Toyota Astra Motor (TAM), agen merek Toyota di Indonesia, tetap memasarkan mobil-mobil dieselnya dengan normal. PT TAM tidak terpengaruh adanya skandal penyimpangan dalam uji sertifikasi untuk mesin diesel yang dikembangkan oleh Toyota Industries.

Baca Juga

Direktur Marketing PT TAM Anton Jimmy Suwandi mengatakan produk-produk Toyota diesel yang di Indonesia tidak terkait dengan produk yang di Jepang. “Jadi kami tetap melakukan penjualan Fortuner diesel dan Innova diesel kepada konsumen,” kata Anton kepada Republika, Selasa (30/1/2024).

Seperti diberitakan Toyota Motor menangguhkan pengiriman beberapa model termasuk kendaraan serba guna Innova dan SUV Fortuner setelah menemukan penyimpangan dalam uji sertifikasi untuk mesin diesel yang dikembangkan oleh perusahaan afiliasi Toyota Motor, yakni Toyota Industries di Jepang.

Sebuah komite investigasi khusus menemukan kejanggalan selama pengujian keluaran tenaga kuda untuk sertifikasi tiga model mesin diesel.

Sepuluh model menggunakan mesin yang terkena dampak secara global, kata Toyota, termasuk van Hiace, truk Hilux dan SUV Land Cruiser 300, dan SUV LX500D bermerek Lexus.

Anton juga mengatakan TAM tetap akan memasarkan  Hilux dan Land Cruiser 300. “Informasi yang saya dapat kedua produk tersebut yang dipasarkan di sini juga tidak bermasalah,” ucapnya. Sepertinya diketahui Hilux dipasarkan di Indonesia diimpor CBU dari Thailand. Sedangkan Land Cruiser 300 diimpor CBU dari Jepang.

Toyota Industries mengatakan pihaknya berusaha menjelaskan masalah ini secara menyeluruh kepada pihak berwenang dan akan mengambil tindakan seperti menjalankan tes sertifikasi mesin baru di hadapan regulator jika diperlukan.

“Ada kurangnya komunikasi dengan Toyota Motor dan tidak cukup koordinasi mengenai proses pengujian dan prosedur yang seharusnya diikuti,” kata Presiden Toyota Industries Koichi Ito pada konferensi pers, Senin (29/1/2024)

Toyota Industries mengatakan pihaknya menjual sekitar 84 ribu mesin diesel mobil yang terkena dampak selama tahun keuangan hingga 31 Maret 2023.

Pabrik Toyota akan diselidiki....

 

Koji Sato, CEO Toyota, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa perusahaan menggunakan 36 ribu model mesin yang terkena dampak di seluruh dunia setiap bulannya, atau setara dengan 432 ribu unit per tahun.

Seorang juru bicara Toyota tidak dapat segera mengatakan berapa banyak kendaraan yang telah dijual oleh produsen mobil tersebut selama bertahun-tahun yang terkena dampaknya.

Di Jepang, penghentian pengiriman berdampak pada produksi di enam lini di empat pabrik. Perusahaan mengatakan telah memastikan kembali bahwa mesin dan kendaraan yang terkena dampak memenuhi standar keluaran kinerja mesin.

Ia menambahkan penyelidikan telah menemukan bahwa unit kontrol elektronik yang digunakan selama pengujian keluaran tenaga kuda berbeda dengan yang digunakan selama produksi mesin.

Kementerian Transportasi Jepang mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan di lokasi pabrik Toyota Industries di Hekinan di prefektur Aichi tengah, tempat perusahaan tersebut memproduksi mesin otomotif dan industri.

Investigasi Toyota awalnya terfokus pada peraturan sertifikasi yang berkaitan dengan kinerja emisi mesin forklift dan mesin konstruksi, di mana komite investigasi khusus juga mengkonfirmasi adanya kesalahan.

Toyota Motor memegang hampir 25 persen saham di Toyota Industries, yang merupakan perusahaan grup utama Toyota. Pemasok tersebut pada gilirannya memiliki sekitar 8 persen saham Toyota sendiri.

Saham Toyota Industries merosot ke lini negatif tak lama setelah berita tersebut dan berakhir turun 4 persen. Saham Toyota Motor ditutup 3,1 persen lebih tinggi.

 

 

 
Berita Terpopuler