Rupiah Berhasil Menguat, Ini Pemicunya

Rupiah menanjak 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp15.810 per dolar AS.

Republika/Thoudy Badai
Petugas menunjukan uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan meningkat saat pasar sedang menantikan rilis data inflasi domestik untuk Januari 2024. Pada penutupan perdagangan Senin (29/1/2024), rupiah menanjak 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp15.810 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.825 per dolar AS.

Baca Juga

"Saat ini pergerakan rupiah dipengaruhi perkembangan dan kondisi eksternal serta domestik," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri di Jakarta, Senin (29/1/2024).

Dari domestik, dalam waktu dekat akan terdapat rilis inflasi domestik yang kami prediksi masih tetap terkendali di kisaran 2-3 persen. Selain itu, pasar juga menunggu rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2023 yang Reny perkirakan sekitar 5 persen. Reny mengatakan investor juga menunggu dan mengamati hasil pemilihan umum (pemilu) pada pertengahan Februari 2024 mendatang.

Dari eksternal, kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed terutama terkait waktu penurunan suku bunga masih menjadi fokus utama pasar. The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama melihat Fed yang masih bernada hawkish akhir-akhir ini.

"Pelaku pasar akan menantikan rilis data tenaga kerja pada akhir minggu ini," ujarnya.

Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin naik ke level Rp 15.825 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.829 per dolar AS.

 
Berita Terpopuler