Desak Gencatan Senjata, Menlu Finlandia: Waktu Israel untuk Membela Diri Sudah Berakhir

Penduduk sipil Gaza membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera.

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Palestina yang mengungsi memegang panci dan ember kosong saat menunggu menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza Selatan, (25/1/2024).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen mengecam Israel karena gagal melindungi warga sipil di Gaza. Dia pun menyerukan Tel Aviv untuk segera melakukan gencatan senjata.

"Tidak, waktu untuk (Israel) membela diri sudah berakhir. Saya katakan dengan sangat jelas: Sekarang sudah cukup, penduduk sipil di Gaza membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera," kata Valtonen kepada kelompok media Jerman RND pada Kamis (25/1/2024).

Menurut Valtonen, Israel perlu berbuat lebih banyak untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Gaza. Dia mencermati banyak warga sipil meninggal setiap hari.

Baca Juga

"Israel tidak berbuat cukup untuk mencegahnya," ujar dia.

Valtonen juga mendesak Israel untuk membuka lebih banyak perbatasan untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Dia menyoroti bahwa warga sipil di Gaza membutuhkan bantuan kemanusiaan secepatnya karena banyak yang sangat membutuhkan dan atau sudah dalam kondisi sekarat.

"Warga kelaparan dan tidak mempunyai air minum bersih--dan ini terutama disebabkan oleh Israel," kata dia.

Valtonen pun menegaskan kembali dukungannya terhadap solusi dua negara. Dia mengatakan bahwa rencana perdamaian yang diusulkan Uni Eropa (EU) dapat menjadi pedoman yang baik untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

"Rencana perdamaian (EU) cukup menjanjikan dan merupakan hal yang baik jika kita bekerja sama dengan negara-negara Arab dalam rencana perdamaian abadi di kawasan. Saya senang kami di EU sepakat bahwa solusi negara kedua bisa menjadi satu-satunya solusi," ujar dia.

Valtonen mengaku bahwa rencana tersebut masih perlu dirundingkan secara detail. Contohnya, mengenai jaminan keamanan yang pasti bagi Israel dan Palestina.

"Namun, jika negara-negara di kawasan menyetujui rencana ini, maka hal ini dapat menjadi langkah menentukan menuju masa depan yang damai," kata Valtonen.

 
Berita Terpopuler