4 Bulan Genosida, 26 Ribu Warga Palestina Gugur di Tangan Israel

Salah satu pertempuran sengit berlangsung di Khan Younis, Jalur Gaza selatan.

EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Seorang pemuda pengungsi Palestina mengambil makanan dari panci logam setelah menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza Selatan, (25/1/2024).
Rep: Kamran Dikarma Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengungkapkan dalam 24 jam terakhir, sebanyak 183 warga Palestina di wilayah tersebut terbunuh oleh serangan Israel. Dengan demikian, saat ini jumlah korban meninggal di Gaza sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 26.083 jiwa.

“Pendudukan Israel melakukan 19 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menyebabkan 183 orang mati syahid dan 377 orang terluka selama 24 jam terakhir,” kata Kementerian Kesehatan Gaza, Jumat (26/1/2024), dikutip laman Anadolu Agency.

Sementara itu, jumlah korban luka di Gaza telah mencapai 64.487 orang. “Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” ungkap Kementerian Kesehatan Gaza.

Saat ini pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas serta kelompok perlawanan Palestina lainnya masih berlangsung di seluruh Gaza. Salah satu pertempuran sengit berlangsung di Khan Younis, Jalur Gaza selatan.

Pada Rabu (24/1/2024), Pemerintah Israel menolak seruan gencatan senjata di Jalur Gaza. “Tidak akan ada gencatan senjata. Dulu ada jeda untuk tujuan kemanusiaan. Perjanjian itu dilanggar oleh Hamas,” kata juru bicara pemerintah Israel, Ilana Stein.

Baca Juga

Stein pun membantah laporan yang menyebut adanya potensi Israel dan Hamas menyepakati jeda pertempuran kembali. “Mengomentari perjanjian gencatan senjata yang dilaporkan, Israel tidak akan menyerah dalam penghancuran Hamas, kembalinya semua sandera, dan tidak akan ada ancaman keamanan dari Gaza terhadap Israel,” ucapnya.

Sebelumnya, sumber Palestina...

Sebelumnya, seorang sumber Palestina juga membantah kabar tentang tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. “Belum ada kesepakatan awal atau akhir yang dicapai mengenai pertukaran tahanan atau gencatan senjata di Gaza,” kata sumber tersebut kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency, Rabu kemarin.

Kendati demikian, dia menyebut negosiasi masih berlangsung. “Hamas menuntut kesepakatan yang mengakhiri perang Israel dan memungkinkan penarikan pasukan Israel dari Gaza,” ucapnya.

Menurut sumber Palestina tersebut, Hamas masih mempelajari usulan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina yang disodorkan Tel Aviv. “Hamas belum memberikan tanggapan akhir. Kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan dalam beberapa hal, namun hal ini tidak berarti kita mencapai kesepakatan,” ungkapnya.

Menurut statistik Israel, Hamas menculik sekitar 239 orang ketika mereka melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023. Pada 24 November hingga 1 Desember 2023, Israel dan Hamas sempat memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan. Kesepakatan itu tercapai berkat peran mediasi Qatar, Mesir, dan AS.

Selama periode gencatan senjata, kedua belah pihak melakukan pertukaran pembebasan tahanan dan sandera. Hamas membebaskan 105 sandera. Mereka terdiri dari 81 warga Israel dan sisanya adalah warga asing. Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera, Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.

Pada 9 Desember 2023, Israel mengatakan Hamas masih menahan 137 sandera di Gaza. Hamas sempat menyampaikan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan sejumlah sandera akibat agresi tanpa henti Israel ke Gaza. Hamas memperkirakan beberapa sandera telah terbunuh serangan Israel.

 
Berita Terpopuler