Proses Fisika Terjadinya Hujan Diisyaratkan Alquran 14 Abad Lalu   

Alquran mengisyaratkan terjadinya hujan melalui proses fisika

www.freepik.com
Musim hujan (ilustrasi). Alquran mengisyaratkan terjadinya hujan melalui proses fisika
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Proses terjadinya hujan dapat dikatakan sebagai proses atau perubahan fisika.

Baca Juga

Hal ini karena dalam prosesnya terjadi perubahan wujud air dari sungai, danau dan laut misalnya menjadi gas (uap/ penguapan), kemudian menjadi cair (butiran air yang sangat kecil) dan air tersebut jatuh dari atas ke bumi yang disebut hujan. 

Setelah air hujan jatuh ke bumi, air tersebut masuk ke dalam tanah. Alquran belasan abad yang lalu telah menjelaskan proses terjadinya hujan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ar-Rum Ayat 48. Meski pada saat itu teknologi manusia belum bisa menjelaskan proses terjadinya hujan secara ilmiah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِىى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

"Allahlah yang mengirim angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia (Allah) membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula mereka bergembira.” (QS Ar-Rum Ayat 48) 

 

 

Ayat di atas menjelaskan cara kerja angin sehingga bisa mendatangkan hujan, itu merupakan rekayasa Ilahi. Allah SWTT yang mengirimkan angin sesuai hukum alam yang telah ditetapkan-Nya lalu angin itu menggerakkan awan yang sebelumnya diam ke arah dan lokasi yang dikehendaki-Nya, dan Allah terkadang membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan di saat lain Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya. 

Maka, apabila Dia menurunkannya, yakni hujan, kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba atau bersamaan dengan turunnya hujan itu mereka bergembira. 

Dalam ayat ini, menurut Tafsir Kementerian Agama, Allah SWT menegaskan bahwa Dialah yang telah membuat angin bertiup, dengan menciptakan hukum-hukum (alam) pada udara. 

Di antaranya adalah udara dari daerah yang padat tekanan udaranya mengalir ke daerah yang renggang tekanan udaranya, sehingga terciptalah angin. Tiupan angin menjadi penanda awal akan turunnya hujan.  

Menurut saintis, terjadinya hujan merupakan suatu siklus. Oleh karena itu, tidak menjadi masalah dari mana penjelasannya dimulai. Air yang mengalir di sepanjang anak sungai yang akan bergabung dengan anak sungai lainnya membentuk sungai yang jauh lebih besar. 

Sungai akhirnya mengalir ke laut. Sementara air mengalir melalui anak sungai dan sungai, sebagian akan menguap karena panas sinar matahari (berubah menjadi gas) tetapi sebagian besar terus mengalir sampai ke laut. Di laut inilah proses penguapan atau evaporasi selanjutnya berlangsung.  

Baca juga: Dilanda Rasa Sempit dan Sulit Jalani Hidup? Baca Doa yang Diabadikan Alquran Ini

Semua air yang menguap, baik yang berasal dari anak sungai, sungai atau laut, membentuk uap air di atmosfer. Uap ini naik dan akan menjadi dingin saat mencapai atmosfer yang lebih tinggi. Jika terdapat banyak gas di atmosfer, maka akan memadat menjadi awan yang dapat kita lihat. 

Jika awan tersebut mencapai bagian yang lebih tinggi lagi di lapisan atmosfer, uap air berubah menjadi tetes-tetes es.  Ketika awan melintasi dataran tinggi atau ketika menjadi lebih dingin karena suhu atmosfer yang lebih rendah, air menjadi padat dan jatuh. 

Awalnya air itu masih seperti tetes-tetes air yang sangat kecil, kemudian biasanya mencair sebelum mencapai tanah, lalu jatuh ke bumi sebagai hujan.   

 

Hujan itu diturunkan Allah SWT di tempat yang dikehendaki-Nya yaitu di daerah yang dilanda kekeringan. Manusia yang berada di tempat hujan turun pasti bergembira karena memperoleh kembali sumber kehidupan yang akan menghidupkan semua makhluk hidup.

Cara melaksanakan sholat minta hujan (istisqa). - (Kurnia Fakhrini/Republika)

 
Berita Terpopuler