Jokowi akan ke Luar Negeri Saat HUT PDIP pada 10 Januari

Jokowi dijadwalkan melakukan kunjungan ke sejumlah negara di Asia Tenggara.

Dok. Muchlis Jr - Biro Pers
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rep: Dessy Suciati Saputri, Ronggo Astungkoro Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) diagendakan melakukan lawatan kenegaraan ke sejumlah negara di Asia Tenggara pada pekan depan. Kendati demikian, Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Ari Dwipayana mengatakan, rencana kunjungan Presiden ke luar negeri ini masih akan dipastikan kembali.

Baca Juga

"Ada rencana memang kunjungan ke luar negeri, tetapi kepastiannya masih nanti saya update ke teman-teman. Ada rencana ke beberapa negara di ASEAN," kata Ari di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (5/1/2024).

Rencana lawatan Presiden ke sejumlah negara di Asia Tenggara ini bertepatan dengan HUT PDIP yang biasanya diselenggarakan pada 10 Januari. Ari pun mengaku belum mengetahui apakah Presiden sudah menerima undangan menghadiri perayaan HUT PDIP atau belum.

"Saya belum update, nanti saya cek dulu ya," ujarnya.

Kendati demikian ia memastikan, jika memang Presiden dijadwalkan untuk melakukan kunjungan ke luar negeri, maka Jokowi kemungkinan tidak akan menghadiri perayaan HUT PDIP.

"Kalau ada kunjungan ke luar negeri mungkin tidak. Belum tahu saya jadwal ya tapi yang jelas ada rencana keluar negeri," ujarnya.

Ari pun menegaskan, rencana kunjungan Presiden ke luar negeri tersebut bukan untuk menghindari perayaan HUT PDIP. Sebab, rencana kunjungan kepresidenan memang sudah diatur sebelumnya.

"Enggak lah pasti sudah ada rencana yang sudah diatur. Kita ucapkan selamat ulang tahun ya," kata Ari.

 

Karikatur Opini Republika : Waspada Hoax Pemilu - (Republika/Daan Yahya)

Sebelumnya, survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA memotret publik yang menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Jokowi secara konsisten meninggalkan pilihannya pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Serangan-serangan PDIP ke Jokowi dan penolakan Piala Dunia U-20 menjadi penyebabnya.

“Kalau kita lihat tracking surveinya, mulai bulan Juni, Agustus, hingga November 2023, mereka yang menyatakan puas kepada kinerja Jokowi, itu secara konsisten menurun dari PDIP,” ucap Direktur Citra Publik LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, dalam konferensi pers bertajuk ‘Akhir Dominasi PDIP di 2024’ di Jakarta, Selasa (19/12/2023).

Hanggoro menerangkan, mereka mulai meninggalkan pilihannya pada PDIP karena beberapa hal. Pertama, akibat serangan-serangan partai berlambang banteng itu kepada sosok Jokowi. Tercatat pada Juni yang lalu masih di angka 34,6 persen. Pada Agustus turun jadi 28,8 persen. Pada November, hanya 21,4 persen dari mereka yang memilih PDIP.

“Serangan-serangan seperti menyampaikan bahwa Neo-Orba, kemudian isu penegakkan hukum yang bernilai lima oleh Ganjar, kemudian isu dinasti, dan lain-lain ini justru malah mengakibatkan turunnya pemilih yang puas kepada kinerja Jokowi, berpindah dari PDIP beralih ke yang lainnya,” jelas Hanggoro.

Alasan berikutnya merupakan kejadian yang sudah cukup lama berlalu, yakni sikap PDIP beserta sejumlah kadernya yang menolak pelaksanaan Piala Dunia U-20. Sosok Ganjar Pranowo, I Wayan Koster, Megawati Soekarnoputri, bahkan PDIP dianggap sebagai pihak yang turut serta menolak piala dunia yang hendak digelar di Indonesia itu. 

“Ini memang alasan yang lama, tetapi bisa kita temui bahwa pada survei-survei yang lalu ternyata menolak Piala Dunia itu bukan hanya Ganjar, I Wayan Koster maupun Megawati, tapi juga PDIP dianggap pihak yang turun serta menolak Piala Dunia kala itu. Ini salah satu alasan kenapa PDIP menurun,” terang dia.

Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

 

 
Berita Terpopuler