Argentina Mundur dari Keanggotaan BRICS

BRICS sebelumnya hanya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

VOA
Pemimpin negara-negara anggota BRICS. Argentina memutuskan untuk tak jadi bergabung dengan BRICS.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Argentina Javier Milei, pada Jumat (29/12/2023), mengumumkan bahwa negaranya tidak akan bergabung dengan koalisi BRICS (Brazil, Russia, India, China, and South Africa). Argentina sebenarnya telah terpilih untuk menjadi anggota baru BRICS dan keanggotaannya mulai berlaku pada Januari mendatang.

"Pemerintah menganggap Republik Argentina tidak pantas untuk dimasukkan sepenuhnya sebagai anggota BRICS mulai 1 Januari 2024," kata Milei dalam surat yang dikirimkan ke negara-negara anggota BRICS, menurut pemberitaan di media nasional Argentina, dikutip Anadolu Agency.

Meski memutuskan mundur dari BRICS, Milei menyebut bukan berarti Argentina tidak akan melakukan perdagangan dengan negara-negara BRICS. Dia mengatakan bahwa hubungan Argentina dengan negara-negara tersebut akan tetap terjalin.

Milei mengungkapkan, pemerintahannya akan melakukan perubahan cukup signifikan dalam kebijakan luar negeri Argentina. Langkah yang bakal diambil antara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Venezuela, Kuba, dan Nikaragua. Milei memandang negara-negara tersebut dikontrol oleh "diktator".

BRICS, yang sebelumnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan (Afsel), telah menggelar KTT ke-15 di Johannesburg pada 22-24 Agustus 2023 lalu. Salah satu hasil dari KTT tersebut adalah disetujuinya penambahan enam anggota baru.

Baca Juga

"Kami memutuskan untuk mengundang Argentina, Mesir, Republik Demokratik, Federal Ethiopia, Republik Islam Iran, Kerajaan Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab untuk menjadi anggota penuh BRICS. Keanggotaan akan berlaku mulai 1 Januari 2024," kata Presiden Afsel Cyril Ramaphosa, 24 Agustus 2023 lalu.

Ramaphosa mengungkapkan, keputusan untuk menerima enam negara tersebut sebagai anggota diambil secara konsensus. "Kami mengambil keputusan secara konsensus dan telah menyetujui prinsip pedoman, standar, kriteria, dan prosedur ekspansi BRICS," ujar Ramaphosa.

Perdana Menteri India Narendra Modi sempat menyampaikan bahwa para pemimpin BRICS telah menyetujui prinsip-prinsip panduan, standar, kriteria dan prosedur untuk menerima negara-negara anggota baru seiring dengan upaya kelompok tersebut untuk berkembang lebih jauh. Di bawah keketuaan Rusia, BRICS tampaknya akan kembali merangkul anggota baru.

Daftar terbaru negara-negara kandidat untuk keanggotaan BRICS akan disiapkan guna dipertimbangkan pada pertemuan puncak tahunan kelompok tersebut berikutnya. Menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, bobot, prestise, dan peran masing-masing negara kandidat, serta posisinya di arena internasional diperhitungkan dalam pengambilan keputusan mengenai perluasan BRICS.

Lebih dari 40 persen populasi dunia tercakup dalam BRICS. Produk domestik bruto (PDB) negara-negara anggota BRICS mewakili lebih dari 30 persen PDB global. Isu ekspansi keanggotaan BRICS sempat dipandang sebagai upaya menandingi G20. Namun hal itu telah dibantah oleh para pemimpin BRICS.

 
Berita Terpopuler