Dua Sejoli tak Sungkan Berbuat Mesum di Kafe Malang dan Jaksel, Adat Ketimuran Luntur?

Warganet riuh mengecam kelakuan sejoli yang mesum di kafe.

www.rawpixel.com
Dua sejoli bergandengan tangan (ilustrasi). Generasi muda sangat membutuhkan peran lingkungan terdekat dalam membangun standar moralnya.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Viralnya tindakan tidak senonoh yang dilakukan pasangan muda mudi di tempat umum telah memantik pertanyaan tentang adat ketimuran di mata generasi masa kini. Beberapa hari lalu, dua sejoli tertangkap kamera sedang mesum dan tertangkap kamera di sebuah kafe di Malang, Jawa Timur.

Tak lama berselang, muncul kembali video perilaku serupa di sebuah restoran yang terjadi daerah Senopati, Jakarta Selatan. Kepolisian dikabarkan akan mencoba mendalami kasus tersebut.

Sepintas, adat ketimuran tampaknya belum sepenuhnya ditinggalkan. Itu jika dilihat dari respons negatif warganet terhadap kelakuan yang menyalahi norma sosial itu.

Di sisi lain, sosiolog Universitas Nasional Nia Elvia melihat bahwa hari ini peran stakeholder untuk generasi muda masih relatif minim. Padahal, generasi muda tentu sangat membutuhkan peran internal, bahkan lingkup terkecil soal standar moral.

"Saya kira fenomena seperti ini berkembang karena minimnya internalisasi (pendarahdagingan) nilai-nilai moral atau norma agama dalam masyarakat kita," kata Nia, Rabu (20/12/2023).

Untuk mengatasi hal tersebut, Nia mengatakan peran ulama perlu ditingkatkan kembali. Nia juga menilai bahwa peranan pemerintah sangat penting untuk secara aktif untuk memfilter tradisi yang bertentangan dengan nilai atau norma dalam masyarakat kita.

Baca Juga

Nia menyebut generasi Z boleh dibilang merupakan penguasa di zaman serbadigital seperti sekarang. Artinya, dunia virtual juga tidak boleh luput dari perhatian pemangku kebijakan.

Hal ini terutama berkaitan dengan konten-konten yang beredar di media sosial atau ranah virtual. Itu karena generasi Z amat familiar dengan ranah atau relasi sosial virtual.

"Atau bisa juga diadakan kebijakan pembatasan akses ranah virtual yang disesuaikan dengan usia," kata Nia.

Menurut Nia, beberapa negara juga sudah menerapkan kebijakan demikian. Salah satunya karena hal tersebut meningkatkan kasus aborsi di kalangan remaja, yang ujungnya menjadi "beban" pemerintah.

 
Berita Terpopuler