Pengakuan Sandera Wanita Israel: Ibuku Tewas Ditembaki Tentara Israel

Dia mengaku dibawa oleh tentara kelompok Palestina Brigade Al-Qassam dengan traktor.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Warga menyaksikan helikopter tentara Israel yang membawa warga Israel yang disandera Hamas di helipad Schneider-Childrens Medical Center di Petah Tikva, Israel, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Seorang wanita Israel yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan baru-baru ini antara Israel dengan Hamas mengatakan ibunya tewas dan dirinya terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang membawanya saat diculik.

Dalam wawancara yang disiarkan Channel 12 Israel, dia menceritakan dibawa oleh tentara sayap bersenjata kelompok Palestina Brigade Al-Qassam dengan traktor. Traktor tersebut ditembaki Israel.

"Ibuku, yang sangat saya cintai, tewas. Saya terluka di belakang dan saudara lelaki saya terluka di bagian kaki," kata wanita itu.

Saluran siaran itu mengeklaim tentara Israel melepaskan tembakan untuk menghentikan traktor menuju Gaza. Serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober telah membuat setidaknya 19.453 warga Palestina gugur. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Perang itu membuat Gaza menjadi puing. Separuh rumah-rumah di wilayah pesisir itu rusak atau hancur dan hampir dua2 juta orang mengungsi di wilayah kantung padat penduduk tersebut di tengah keterbatasan makanan dan air bersih.

Baca Juga

Sementara korban tewas...

Sementara korban tewas di pihak Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 jiwa. Sebanyak lebih dari 130 sandera masih ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza.

Protokol Hannibal

Protokol Hannibal Israel, yang diterapkan pada 1986 sebagai tanggapan terhadap krisis penyanderaan, menjadi rahasia selama hampir 20 tahun. Protokol tersebut bertujuan mencegah pembayaran tinggi bagi para sandera, mengizinkan pelenyapan sandera, dan penyandera jika upaya penyelamatan gagal.

Masyarakat baru mengetahui protokol ini pada 2003, ketika dokter Israel Avner Shiftan, yang bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon mengungkapkannya kepada surat kabar Haaretz. Laporan pers Israel pada 19 November menyoroti serangan Hamas terhadap Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 14 orang, termasuk anak kembar Liel dan Yanai Hetzroni yang berusia 12 tahun.

Meskipun awalnya dibingkai sebagai kebrutalan Hamas, para saksi kemudian menyatakan pasukan Israel menembakkan peluru tank ke rumah tempat para sandera ditahan.

 
Berita Terpopuler