Tips Bagi Orang Tua Bekerja yang tak Bisa Cuti Saat Liburan Sekolah

Orang tua dapat menetapkan batasan bekerja di rumah dan memberi waktu untuk anak.

Frepik
Ibu dan anak membaca buku bersama.
Rep: Santi Sopia Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat-saat liburan sekolah, banyak anak ataupun orang tua berharap menjalani aktivitas bersama dan berbeda dari biasanya. Tetapi bagi orang tua yang harus tetap bekerja, tentu ini menjadi tantangan.

Baca Juga

Melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu bisa jadi membantu. Berikut tips bagi orang tua bekerja agar tetap memiliki keseimbangan, seperti dilansir dari Balance The Grind, Senin (18/12/2023).

1. Menetapkan Batasan di Rumah

Anak-anak mungkin tidak selalu memahami batasan ruang kerja orang tua di rumah. Namun ini menjadi cara yang jelas namun lembut untuk memberi tahu anak kapan orang tua siap bermain dan kapan butuh waktu untuk bekerja tanpa gangguan. 

Strategi efektif lainnya adalah menetapkan ‘periode kerja’ tertentu. Misalnya, setiap hari dari jam 10 hingga jam 12 pagi bisa menjadi ‘waktu tenang’, di mana anak-anak membaca atau bermain. Kemudian setelah makan siang atau sore hari ada kegiatan bersama.

Hal ini bisa memastikan bahwa ketika bersama anak-anak, Anda benar-benar hadir. Sebaliknya ketika sedang bekerja, Anda sepenuhnya produktif.

2. Menyusun Rutinitas Liburan

Ada daya tarik tertentu pada liburan sekolah, seperti tidak adanya jam alarm, pagi hari yang santai, rencana yang spontan. Namun, meskipun tergoda untuk membiarkan anak-anak begadang, usahakan tetap disiplin agar memudahkan dalam perencanaan aktivitas bersama dan semua orang dalam keadaan segar.

Pagi hari bisa dimanfaatkan sebagai waktu untuk tugas-tugas profesional ketika anak-anak sibuk dengan aktivitas mandiri seperti membaca, menggambar, atau bahkan proyek liburan. Kemudian sore hari menjadi saat-saat emas Anda untuk jalan-jalan bersama keluarga, permainan seru, atau sekadar bersantai bersama.

Ide lainnya bisa....

 

Ide lainnya bisa membuat sesi kerajinan tangan DIY, piknik di halaman belakang, atau bahkan melibatkan anak dalam tugas rumah sederhana seperti membuat kue atau berkebun. Hal ini tidak hanya membuat mereka tetap terlibat tetapi juga memberikan momen ikatan yang berkualitas.

3. Menjaga Anak-Anak Tetap Terlibat

Membangun kemandirian pada anak-anak adalah hal yang sangat penting. Doronglah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan mereka untuk memimpin. Membaca, misalnya, bukan hanya cara untuk menghabiskan waktu; ini adalah jalan untuk menjelajahi dunia baru. Siapkan 'sudut baca' kecil di sudut rumah, tambahkan beberapa bantal, lampu aksesori, dan buat ruangan itu senyaman mungkin. Orang tua juga bisa memanfaatkan aplikasi pendidikan.

4. Bernegosiasi drngan pekerjaan

Mulailah dengan berterus terang kepada atasan atau kolega. Pertimbangkan untuk menegosiasikan waktu kerja yang lebih fleksibel. Mungkin memulai hari lebih awal ketika anak-anak masih tidur atau menjadwalkan istirahat siang yang lebih lama untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama mereka. Kemudian melanjutkan pekerjaan di malam hari. 

5. Kekuatan Pra-perencanaan

Tawarkan jadwal menarik. Misalnya, haru Senin untuk seni dan kerajinan, Selasa untuk menonton film sore, dan Rabu untuk jalan-jalan mengunjungi alam atau mengunjungi taman setempat. Ketika anak-anak memiliki sesuatu yang dinanti-nantikan, hal ini dapat mengurangi kegelisahan liburan secara signifikan dan memberikan ritme yang harmonis pada hari-hari Anda.

6. Menerima ketidaksesuaian rencana

Mengambil langkah mundur untuk bernapas dan mengkalibrasi ulang sangatlah penting. Beri diri waktu untuk beristirahat. Baik itu meditasi lima menit, berjalan-jalan sebentar di sekitar lingkungan rumah, atau sekadar menyeruput teh selagi masih hangat, sehingga momen kecil ini dapat membuat Anda segar kembali.

7. Kemampuan adaptasi

Bagi orang tua yang bekerja, periode ini bisa terasa seperti perjalanan yang sulit, tertatih-tatih antara kewajiban profesional dan panggilan pengasuhan yang selalu ada. Intinya, liburan sekolah, dengan perpaduan antara kekacauan dan momen berharga, mengingatkan akan sifat ganda kehidupan. 

 

Hal-hal tersebut menggarisbawahi tantangan perpaduan antara kemampuan beradaptasi, pemahaman, dan upaya kolaboratif. Ini tidak hanya menjamin kelangsungan hidup tetapi juga membuka jalan bagi kenangan yang berharga.

 
Berita Terpopuler