Ide Membuat Terowongan Gaza Hingga Israel yang Akan Membanjiri Memakai Air Laut

Bisakah tentara Israel menekuk pejuang Gaza yang berperang memakai terowongan?

network /Muhammad Subarkah
.
Rep: Muhammad Subarkah Red: Partner

Terowongan Gaza, (ikustrasi/Republika).

Beginilah analisis bila nanti pasukan Israel membanjiri terowongan Hamas di Gaza. Perkiraan apa yang akan terjadi semakin menarik ketika Perdana Menteri Israel sudah berulangkali mengatakan akan ‘meratakan’ Gaza.

Pertanyaan ini memang cukup mengada-ada.Ini karena pada kenyataannya memang pasukan infanteri Israel belum menginjakan kakinya secara penuh di Gaza. Mereka tetap saja ketakutan karena pasukan Hamas bisa serta merta langsung menghabisinya ketika masuk Gaza. Sebagaimana doktrin perang, Israel memang boleh meratakan Gaza. Namun selama sepatu tentara belum menginjakan kaki di Gaza dengan penuh, maka wilayah itu belum tertaklukan.

Israel boleh menang pertemupuran tapi belum menang perang

Dalam artikel di Laman Aljazeera.com misalnya dapat diketahui ketika semua orang mencoba untuk membaca lebih lanjut pengumuman perdana menteri Israel bahwa mereka mungkin mengizinkan “sedikit jeda taktis” untuk membiarkan sandera keluar atau memberikan bantuan. Namun setelah itu Netayahu menyatakan pertempuran di Gaza akan terus berlanjut.

Memang seruan untuk gencatan senjata, jeda, atau istilah apa pun yang mungkin muncul dalam perundingan politik internasional yang membosankan, semakin meningkat dari semua sisi. Namun Benjamin Netanyahu dan pemerintah persatuannya yang keras berusaha keras untuk menghindari kehilangan momentum,. Mengapa” Karena khawatir jika serangan mereka di Gaza dihentikan, maka serangan Israel di Gaza akan gagal. Imbas berikutnya menjadi semakin jauh lebih sulit untuk memulai kembali usaha penaklukan wilayah itu.


Pada hari-hari setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, warga Israel terkejut dan bersatu di belakang seruan balas dendam, bersatu mendukung pemerintah dan militer. Namun, sebulan kemudian, persatuan tersebut mungkin terguncang oleh pemandangan di garis depan di mana tentara Israel tidak bisa menunjukkan kemenangan dan kehancuran Hamas.

Pengeboman udara yang keras telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina dan menyebabkan tingkat kehancuran yang luar biasa besarnya, namun jumlah pejuang Hamas yang tersingkir tidak diketahui. Sekalipun serangan-serangan tersebut menewaskan 1.000 pejuang Brigade Qassam, hal ini tidak mungkin dibuktikan, namun rasio tersebut pasti membuat banyak warga Israel merasa tidak nyaman: upaya militer yang sangat besar dengan keuntungan militer yang kecil.

Jumlah korban tempur Israel masih rendah, sekitar 30 orang, dan dianggap dapat diterima, namun bagaimana reaksi masyarakat jika jumlah korban mulai meningkat? Lebih banyak lagi tentara Israel yang mungkin tewas ketika pasukan penyerang yang mengelilingi Kota Gaza – yang telah memotong wilayah tersebut dari bagian selatan Jalur Gaza – melakukan pertempuran di bawah tanah, menuju terowongan Hamas yang ditakuti.


Menggali dan menggali balik

Pada dasarnya ide menggali terowongan untuk keperluan militer adalah sebuah konsep sejak pemukiman manusia pertama dan tidak pernah berhenti digunakan. Hingga ditemukannya bubuk mesiu, terowongan berfungsi untuk memasuki kastil yang dipertahankan atau meninggalkan kota yang terkepung tanpa keluar. Bubuk mesiu memberi kemampuan bagi pembuat terowongan untuk melancarkan ledakan besar di bawah posisi musuh mereka, yang kemudian diikuti dengan serangan besar-besaran yang akan menguasai wilayah tersebut.

Konsep ini mencapai puncaknya pada Perang Dunia I, dengan Inggris dan Jerman di Front Barat dan Italia serta Austria-Hongaria di Pegunungan Alpen melakukan penggalian dan kontra-penggalian, meledakkan lebih dari 1.000 ton sekaligus dalam ledakan terbesar.

Meskipun pembuatan terowongan menurun di antara pasukan yang memiliki kekuatan yang sama setelah Perang Dunia I, terowongan ini menemukan kehidupan baru ketika digunakan oleh pihak yang tidak diunggulkan dalam peperangan asimetris. Tiongkok menggunakan terowongan untuk mempertahankan diri dari invasi Jepang pada tahun 1930an.

Jepang, yang menyadari keefektifannya, juga mulai menggali. Dengan menerapkan teknik penggalian dan pertahanan modern, Jepang menggunakan terowongan secara ekstensif untuk mempertahankan pulau-pulau Pasifik yang diduduki dari invasi Sekutu, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa di Marinir Amerika Serikat dan pasukan Sekutu, yang sangat tidak sebanding dengan jumlah pasukan yang bertahan.

Satu generasi kemudian, pasukan Vietkong yang melawan AS di Vietnam menggunakan terowongan untuk bergerak di sekitar, atau lebih tepatnya di bawah, musuh-musuh mereka, melarikan diri dari pengepungan di satu tempat dan melancarkan serangan mendadak di tempat lain.

Jaringan terowongan Vietkong sangat luas: tepat di wilayah selatan Cu Chi, Angkatan Darat AS memverifikasi lebih dari 320 km (200 mil) komunikasi bawah tanah. Angka-angka berusia 60 tahun tersebut membuat klaim Palestina atas terowongan sepanjang 300-500 km (186-310 mil) di bawah Gaza masuk akal.


Ibarat Tikus dan Musang

Setiap negara atau tentara yang harus melawan musuh menggunakan terowongan akan dengan cepat menyadari bahwa tentara biasa hampir tidak berguna untuk tugas khusus tersebut. Mereka bukanlah penggali yang terlatih, dan banyak yang merasa tidak nyaman berada di lingkungan yang gelap dan lembap serta udara yang buruk. Pada tahun 1914, Inggris mulai mempekerjakan penambang dan melatih mereka untuk tugas militer.

Kemudian dibentuk pasukan khusus is Inggryang terdiri dari prajurit-prajurit yang bertubuh pendek, di bawah 160 cm (5,25 kaki), sehingga tidak memungkinkan mereka bertugas di unit reguler. Kinerja mereka jauh lebih baik dibandingkan pasukan biasanya, seperti yang dilakukan oleh spesialis perang bawah tanah “Tikus Terowongan” yang digunakan AS di Vietnam.

Ketika pertama kali menemukan dan mempelajari terowongan Gaza, pada Intifada pertama tahun 2000-2005, Israel menyadari bahwa bahaya perang bawah tanah akan semakin besar. Mereka kemudian mereposnya dengan memulai membentuk unit yang sesuai untuk peran tersebut. Maka munculnya battalion yang terdiri dari insinyur Tempur, yang dikenal sebagai Yahalom.

Para Insinyur Tempur dengan cepat menyadari bahwa, meskipun memiliki keterampilan teknis dan peralatan khusus, diperlukan pasukan yang lebih fokus, bersenjata, dan terlatih.

Pada tahun 2004, Musang (Samur), pasukan komando perang terowongan Israel yang pertama, terbentuk. Para spesialis berasal dari korps teknik dan dilatih dalam teknik penyerangan rahasia oleh komando Sayeret Matkal. Mereka dipastikan akan menjadi pasukan Israel pertama yang berada di terowongan Hamas.


Memperluas terowongan di bawah Jalur Gaza

Terowongan di bawah Gaza sudah ada sebelum Hamas – pada tahun 1980an ketika terowongan tersebut pertama kali digali di bawah perbatasan Mesir untuk penyelundupan baik orang dan barang.

Warga Palestina di Gaza menemukan bahwa, kecuali di wilayah sempit di sepanjang pantai yang tanahnya berpasir dan tidak cocok untuk digali, wilayah lain di Gaza kaya akan tanah liat, mudah untuk digali, dan umumnya tidak memerlukan dukungan yang rumit.

Belakangan, warga Palestina menyadari bahwa terowongan tersebut dapat digunakan untuk keperluan militer dan mereka menggunakan terowongan tersebut untuk memperluas jaringan di bawah Gaza.

Ketika Hamas mengambil alih, upaya tersebut diberi peran strategis dan diperluas. Sebagian besar pembuatan terowongan dilakukan oleh pekerja sipil setempat. Mereka diduga dibayar lebih tinggi dari gaji rata-rata untuk pekerjaan yang melelahkan tersebut.

Beroperasi di bawah wilayah yang mereka kuasai, Hamas tidak perlu khawatir tentang salah satu bahaya terbesar jika membuat terowongan di bawah atau di dekat musuh: lokasinya karena kebisingan atau getaran penggalian. Lepas dari kendala itu, mereka disebut bisa bekerja dengan cepat.

Ketika menyerang Gaza pada tahun 2014, Israel terkejut dengan luasnya terowongan tersebut, yang kemudian diyakini telah melampaui 100 km (62 mil), dan kecanggihannya. Mereka menyadari bahwa mereka harus mempercepat persiapan peperangan bawah tanahnya.

 
Berita Terpopuler