Anies di Penutupan Debat Perdana Capres: Wakanda No More, Indonesia Forever

Anies dan Prabowo saling serang terkait demokrasi dan opisisi.

Republika/Thoudy Badai
Gestur capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan saling sanggah saat sesi debat perdana di halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Rep: Eva Rianti Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan menyampaikan pernyataan dan gaya yang menarik perhatian publik saat memberikan kata-kata penutup dalam debat perdana capres di Kantor KPU RI, Selasa (12/12/2023). Di akhir salam penutupnya, Anies menirukan gaya 'Wakanda Forever' ala Black Panther.
 
Anies mengikuti acara debat bersama dengan dua capres lainnya, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Tema debat perdana itu adalah pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
 
Setelah debat yang cukup panas dan seru terjadi di antara ketiganya, selama sekitar 100 menit, Anies menyampaikan pernyataan penutup. Anies menekankan langkah perubahan yang ditawarkan kepada masyarakat sesuai dengan tema debat.
 
"Saya rasa kita kita semua menginginkan sebuah negeri di mana praktik korupsi diberantas hingga tuntas, pemerintah memberikan pelayanan yang terbaik, dan kita menjunjung etika kita," kata gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu.
 
Anies menuding, saat ini, Indonesia berada di persimpangan jalan. Hal itu terkait mengenai keberjalanan Indonesia sebagai negara hukum atau negara kekuasaan.
 
"Dalam situasi itu, saya ingin sampaikan ada gerakan perubahan kita ingin mengembalikan tetap menjadi negara hukum dimana kekuasaan dikendalikan. Dan saya ingin mengatakan bahwa etika dijunjung tinggi, ketika ada pelanggaran etika jangan bersembunyi di balik keputusan hukum," katanya.
 
Lebih lanjut, Anies menyinggung tugas pimpinan tertinggi yang mestinya memberikan contoh yang benar jika ada pelanggaran etika. Dia juga menyinggung ihwal fenomena orang dalam (ordal) dalam berbagai tatanan kehidupan, termasuk utamanya di pemerintahan. Menurutnya, etika mesti yang utama untuk dijunjung.
 
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyampaikan pesan kepada masyarakat, terutama kalangan anak muda untuk cerdas dalam memilih pemimpin negara. Dia menjanjikan akan memberikan kebebasan berpendapat di Indonesia.
 
"Anak-anak muda kita semua menyadari pemilu tentang masa depan Anda memilih masa depan, saya yakin Anda memilih yang serius menjadi presiden bukan yang main-main untuk menjadi presiden, dan ketika kita bicara masa depan saya ingin menyampaikan kepada semua kebebasan berpendapat akan dijamin. Kita tidak mengizinkan lagi situasi di mana orang takut," ujar Anies.
 
"Maka saya sampaikan wakanda no more Indonesia forever," tutup Anies sambil memeragakan gaya 'Wakanda Forever' ala Black Panther, disambut riuh tepuk tangan audiens. Namun, saat menyebut 'Indonesia Forever' dia menaikkan tangan sambil menegakkan kedua jari telunjuknya menunjukkan angka 1, nomor urutnya dalam Pilpres 2024.

Anies sentil Prabowo...

Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan kerap mengkritik capres nomor urut 2, Prabowo Subianto saat berjalannya perdebatan di acara debat perdana capres di KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa malam WIB. Salah satu kritikan itu menyatakan bahwa Prabowo tidak kuat menjadi oposisi.
 
Mulanya, dalam agenda debat capres itu, panelis menanyakan isu tentang demokrasi kepada Anies bahwa salah satu pilar demokrasi adalah partai politik, sementara kepercayaan publik terhadap parpol rendah. Sehingga pertanyaan yang diajukan adalah mengenai tata kelola pembenahan parpol.
 
Lantas, Anies menjawab, rakyat tidak sekadar tidak percaya pada parpol, tapi lebih dari itu yakni kepada proses demokrasi. Dia menyebut, ada tiga poin dalam demokrasi, yakni adanya kebebasan dalam berbicara, adanya oposisi yang bebas untuk mengkritik pemerintah yang menjadi penyeimbang pemerintah, dan adanya proses pemilu yang netral, transparan, jujur, dan adil.
 
"Kita saksikan akhir-akhir ini bagaimana kebebasan berbicara menurun termasuk mengkritik partai politik. Dan angka indeks demokrasi kita menurun. Lalu oposisi kita saksikan minim sekali adanya oposisi selama ini," kata Anies saat menjawab pertanyaan panelis.
 
Kemudian, jawaban itu mendapatkan tanggapan dari Prabowo Subianto. Prabowo mengungkapkan dengan cukup lantang bahwa Anies berlebihan dan cenderung menyerang.  
 
"Mas Anies, Mas Anies, saya berpendapat Mas Anies ini agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu. Mas Anies dipilih jadi gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa. Saya yang mengusung Bapak, kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur," tutur Prabowo.
 
"Kalau Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur! Saya waktu itu oposisi Mas Anies, Anda ke rumah saya. Kita oposisi, Anda terpilih," kata Prabowo disambut riuh suara audiens.
 
Setelah Prabowo memberi tanggapan, Anies pun diperkenankan untuk menyampaikan sanggahan. Dia juga memberikan pernyataan yang tak kalah pedas. "Karena itu, oposisi itu penting dan sama-sama terhormat. Sayangnya tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi," kata Anies.

"Seperti disampaikan oleh Pak Prabowo, Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi, apa yang terjadi? Beliau sendiri menyampaikan tidak bahwa berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha, karena itu harus berada di dalam kekuasaan. Kekuasaan lebih dari soal bisnis, kekuasaan lebih dari soal uang, kekuasaan adalah kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat," kata Anies menutup argumennya.

 
Berita Terpopuler